26 C
Jakarta
Wednesday, April 24, 2024

Terima Kasih Pembaca, Kalteng Pos Media Cetak Terbaik

Perkembangan
digitalisasi bukan menjadi musuh bagi media cetak. Justru menjadi tantangan
agar media cetak tetap eksis dan berjaya. Media cetak dituntut terus maju,
memberikan informasi akurat dan kredibel, serta meningkatkan minat baca
masyarakat.

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

TERKADANG menjadi
kekhawatiran media cetak seiring berkembangnya digitalisasi di era modern ini.
Banyak yang berpandangan bahwa media cetak akan tergerus seiring perkembangan
dunia. Ternyata pandangan itu tidak sepenuhnya berlaku. Justru berkembangnya
elektronik ini menjadikan kemudahan media cetak untuk terus maju dan
berkembang.

Seperti pemikiran Pemimpin
Redaksi (Pemred) Koran Sindo dan Sindonews.com Djaka Susila, yang diundang
menjadi narasumber dalam acara talks show HUT ke-2 MMC Kalteng, di Kafe Kopi
Jos, Kamis malam (10/10).

Kekhawatiran media
cetak akan terganti oleh media elektronik, juga menghantui Koran Sindo beberapa
tahun lalu. Ternyata tidak. Kemajuan elektronik ini ternyata membantu media
cetak untuk terus berkembang dan maju. Menuntut media cetak agar tampil beda
dan lebih kreatif. Betul?

Seandainya media cetak
tetap berjaya tanpa munculnya media elektronik, maka media cetak tidak akan
mengalami perkembangan. Begitu-begitu saja. Sebab, dunia media cetak memang
berbeda dengan media elektonik. Tidak bisa dikatakan koran tidak akan laku
dengan hadirnya media elektronik.

Media cetak dan media
elektronik memiliki roh yang berbeda. Media elektronik memiliki roh dengan
memberikan informasi yang bersifat new atau
baru. Sementara, media cetak harus jeli dan mengambil kesempatan atau celah
untuk mengembangkan isu dari suatu peristiwa yang sudah disantap oleh media
elektonik.

Tentu dengan pemikiran
demikian, secara tidak langsung menuntut media cetak untuk lebih kreatif dan
inovatif. Tip dan cara itu menjadi pekerjaan rumah bagi media masing-masing.

Baca Juga :  Kreativitas Kedai Itah Bantu Usaha Kuliner Bertahan di Tengah Pandemi

“Setiap hari saya itu
memikirkan, apa headline berita untuk
terbit besok? Karena saya yakin berita-berita yang terjadi hari ini (new, red) sudah menjadi santapan media
elektronik,” kata Djaka Susila saat memberikan pencerahan dan wawasan kepada
beberapa media lokal di Kalteng yang diundang dalam acara tersebut.

Berat tetapi
bermanfaat. Mungkin itu tiga kata yang cocok disematkan kepada para jurnalis
media cetak. Agar tidak ingin tergeser oleh media elektronik dan para jurnalis
media elektronik, maka wartawan media cetak dituntut lebih kreatif dan inovatif.

“Wartawan adalah
manusia intelektual. Dituntut memahami berbagai macam ilmu. Selain itu, dia
(wartawan) juga harus kreatif dan inovatif, mengembangkan isu berita lebih dari
sekadar berita yang terbit di media elektronik,” kata pria yang pernah menjadi
wartawan Jawa Pos ini.

Untuk itu, Djaka melanjutkan,
apabila media cetak menerapkan hal tersebut, maka tidak ada cerita bahwa wajah media
cetak akan tertutup oleh hadirnya media elektronik. Hal tersebut mendapat
respons luar biasa dari para peserta talks show, khususnya perwakilan media
cetak. Pesan itu sederhana, tapi kaya makna. Kira-kira begitulah sebutannya.

Sementara itu, Kepala
Dinas Komunikasi, Informasi, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik)
Kalteng Herson B Aden mengapresiasi narasumber dan peserta yang hadir dalam
talk show itu. Herson berharap bahwa ilmu yang dibagikan secara cuma-cuma oleh
Pemred Koran Sindo ini dapat diserap oleh para jurnalis, termasuk kru MMC
Kalteng.

Baca Juga :  Pengakuan Alumni Poltekkes Palangka Raya Menjadi Sukarelawan di RSDC W

Herson menyebutkan, MMC
Kalteng juga sebuah bentuk revolusi informasi dan komunikasi pemerintahan, yang
sebelumnya terkesan kaku dan formal menjadi lebih mudah dinikmati oleh
masyarakat luas. Pihaknya berupaya menyajikan tampilan atau kemasan yang lebih menarik.

“Selama ini stigma
masyarakat bahwa berita-berita yang disajikan oleh pemerintah terlihat kaku
atau monoton. Namun, dengan hadirnya MMC Kalteng ini, kami menyajikan informasi
pemerintahan yang lebih diminati oleh masyarakat,” katanya saat memberikan
sambutan dalam HUT ke-2 MMC Kalteng.

Cara yang dilakukan
adalah membangun channel bersama akun-akun media sosial, komunitas, serta membangun
kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk bersama media cetak dan elektronik.

Dalam rangka perayaan
HUT ke-2 MMC Kalteng kali ini, pihaknya juga memberikan apresiasi dan
penghargaan kepada para jurnalis, fotografer, dan media terbaik yang berada di
Kalteng ini. Penghargaan media cetak terbaik diberikan kepada Kalteng Pos. Penghargaan
ini diperoleh dari polling follower MMC Kalteng, dan tentunya para pembaca setia
koran Kalteng Pos.

Pemred Kalteng Pos Husrin A Latif pun mengapresiasi
sekaligus menyampaikan terima kasih kepada Diskominfosantik Kalteng yang telah
menyelenggarakan kegiatan dan memberikan penghargaan tersebut. Terlebih ucapan
terima kasih kepada para pembaca setia Kalteng Pos, kepada mereka yang telah
memiliki Kalteng Pos sebagai media cetak terbaik. “Terima kasih pembaca yang telah
memiliki Kalteng Pos sebagai media cetak terbaik. Penghargaan ini akan menjadi
pelecut bagi kami untuk tetap mempertahankan eksistensi kami sebagai media
cetak terbaik di Kalteng ini,” pungkasnya. (*/ce/ala)

Perkembangan
digitalisasi bukan menjadi musuh bagi media cetak. Justru menjadi tantangan
agar media cetak tetap eksis dan berjaya. Media cetak dituntut terus maju,
memberikan informasi akurat dan kredibel, serta meningkatkan minat baca
masyarakat.

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

TERKADANG menjadi
kekhawatiran media cetak seiring berkembangnya digitalisasi di era modern ini.
Banyak yang berpandangan bahwa media cetak akan tergerus seiring perkembangan
dunia. Ternyata pandangan itu tidak sepenuhnya berlaku. Justru berkembangnya
elektronik ini menjadikan kemudahan media cetak untuk terus maju dan
berkembang.

Seperti pemikiran Pemimpin
Redaksi (Pemred) Koran Sindo dan Sindonews.com Djaka Susila, yang diundang
menjadi narasumber dalam acara talks show HUT ke-2 MMC Kalteng, di Kafe Kopi
Jos, Kamis malam (10/10).

Kekhawatiran media
cetak akan terganti oleh media elektronik, juga menghantui Koran Sindo beberapa
tahun lalu. Ternyata tidak. Kemajuan elektronik ini ternyata membantu media
cetak untuk terus berkembang dan maju. Menuntut media cetak agar tampil beda
dan lebih kreatif. Betul?

Seandainya media cetak
tetap berjaya tanpa munculnya media elektronik, maka media cetak tidak akan
mengalami perkembangan. Begitu-begitu saja. Sebab, dunia media cetak memang
berbeda dengan media elektonik. Tidak bisa dikatakan koran tidak akan laku
dengan hadirnya media elektronik.

Media cetak dan media
elektronik memiliki roh yang berbeda. Media elektronik memiliki roh dengan
memberikan informasi yang bersifat new atau
baru. Sementara, media cetak harus jeli dan mengambil kesempatan atau celah
untuk mengembangkan isu dari suatu peristiwa yang sudah disantap oleh media
elektonik.

Tentu dengan pemikiran
demikian, secara tidak langsung menuntut media cetak untuk lebih kreatif dan
inovatif. Tip dan cara itu menjadi pekerjaan rumah bagi media masing-masing.

Baca Juga :  Kreativitas Kedai Itah Bantu Usaha Kuliner Bertahan di Tengah Pandemi

“Setiap hari saya itu
memikirkan, apa headline berita untuk
terbit besok? Karena saya yakin berita-berita yang terjadi hari ini (new, red) sudah menjadi santapan media
elektronik,” kata Djaka Susila saat memberikan pencerahan dan wawasan kepada
beberapa media lokal di Kalteng yang diundang dalam acara tersebut.

Berat tetapi
bermanfaat. Mungkin itu tiga kata yang cocok disematkan kepada para jurnalis
media cetak. Agar tidak ingin tergeser oleh media elektronik dan para jurnalis
media elektronik, maka wartawan media cetak dituntut lebih kreatif dan inovatif.

“Wartawan adalah
manusia intelektual. Dituntut memahami berbagai macam ilmu. Selain itu, dia
(wartawan) juga harus kreatif dan inovatif, mengembangkan isu berita lebih dari
sekadar berita yang terbit di media elektronik,” kata pria yang pernah menjadi
wartawan Jawa Pos ini.

Untuk itu, Djaka melanjutkan,
apabila media cetak menerapkan hal tersebut, maka tidak ada cerita bahwa wajah media
cetak akan tertutup oleh hadirnya media elektronik. Hal tersebut mendapat
respons luar biasa dari para peserta talks show, khususnya perwakilan media
cetak. Pesan itu sederhana, tapi kaya makna. Kira-kira begitulah sebutannya.

Sementara itu, Kepala
Dinas Komunikasi, Informasi, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik)
Kalteng Herson B Aden mengapresiasi narasumber dan peserta yang hadir dalam
talk show itu. Herson berharap bahwa ilmu yang dibagikan secara cuma-cuma oleh
Pemred Koran Sindo ini dapat diserap oleh para jurnalis, termasuk kru MMC
Kalteng.

Baca Juga :  Pengakuan Alumni Poltekkes Palangka Raya Menjadi Sukarelawan di RSDC W

Herson menyebutkan, MMC
Kalteng juga sebuah bentuk revolusi informasi dan komunikasi pemerintahan, yang
sebelumnya terkesan kaku dan formal menjadi lebih mudah dinikmati oleh
masyarakat luas. Pihaknya berupaya menyajikan tampilan atau kemasan yang lebih menarik.

“Selama ini stigma
masyarakat bahwa berita-berita yang disajikan oleh pemerintah terlihat kaku
atau monoton. Namun, dengan hadirnya MMC Kalteng ini, kami menyajikan informasi
pemerintahan yang lebih diminati oleh masyarakat,” katanya saat memberikan
sambutan dalam HUT ke-2 MMC Kalteng.

Cara yang dilakukan
adalah membangun channel bersama akun-akun media sosial, komunitas, serta membangun
kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk bersama media cetak dan elektronik.

Dalam rangka perayaan
HUT ke-2 MMC Kalteng kali ini, pihaknya juga memberikan apresiasi dan
penghargaan kepada para jurnalis, fotografer, dan media terbaik yang berada di
Kalteng ini. Penghargaan media cetak terbaik diberikan kepada Kalteng Pos. Penghargaan
ini diperoleh dari polling follower MMC Kalteng, dan tentunya para pembaca setia
koran Kalteng Pos.

Pemred Kalteng Pos Husrin A Latif pun mengapresiasi
sekaligus menyampaikan terima kasih kepada Diskominfosantik Kalteng yang telah
menyelenggarakan kegiatan dan memberikan penghargaan tersebut. Terlebih ucapan
terima kasih kepada para pembaca setia Kalteng Pos, kepada mereka yang telah
memiliki Kalteng Pos sebagai media cetak terbaik. “Terima kasih pembaca yang telah
memiliki Kalteng Pos sebagai media cetak terbaik. Penghargaan ini akan menjadi
pelecut bagi kami untuk tetap mempertahankan eksistensi kami sebagai media
cetak terbaik di Kalteng ini,” pungkasnya. (*/ce/ala)

Terpopuler

Artikel Terbaru