32.6 C
Jakarta
Monday, September 16, 2024

Ikan Sepat dan Papuyu Paling Diburu

Usai
hujan deras mengguyur, warga pun bergegas mencari ikan. Membawa peralatan yang
diperlukan. Mencoba mencari peruntungan. Hasilnya pun terbilang lumayan. Sebagian
dikonsumsi, sebagian lagi dijual.

 

 

AINUR
ROFIQ-DENAR,
Palangka Raya

 

 

 

ARUS air begitu
deras mengalir di pengaringan besar. Setidaknya ada enam hingga delapan orang
berdiri di pinggiran pengaringan itu. Membawa serta jaring lebar. Ditopang menggunakan
kayu panjang. Itulah cara yang digunakan mereka untuk menjala ikan.

Ya, intensitas hujan
yang tinggi beberapa hari lalu menjadi berkah tersendiri bagi sebagian warga. Saban
hari mencari ikan di pengaringan Jalan Adonis Samad. Salah satunya dalah Ruslan.
Warga yang tinggal di Gang Hijrah, Jalan Murjani, Kelurahan Pahandut itu bisa
mengumpulkan berbagai jenis ikan. Paling banyak satu ember cucian.

“Macam-macam
dapatnya. Tapi kami lebih memburu anak ikan sepat dan papuyu,” ujar pria 53
tahun itu saat dibincangi Kalteng Pos.

Ruslan tak sendiri. Ia
datang ke tempat itu ditemani istrinya, Janiyah (50). Jika lagi beruntung, jumlah
hasil tangkapan banyak, maka mereka memilih untuk menjualnya. Anakan ikan
papuyu dijual dengan harga Rp30 ribu per kilo. “Kalau saya datang sendiri, ya hasilnya
untuk makan saja,” ucapnya.

Baca Juga :  Kisah Unik Nelayan Asal Padang Nikahi Bule Perancis

Bersama warga lainnya, Ruslan
mencari ikan di saat hujan deras telah reda. Saat seperti itu biasanya air
meluap. Banyak ikan yang berenang menuju jalur pengaringan lebar.

“Hasilnya lumayan.
Kadang kalau beruntung bisa dapat ikan-ikan besar. Seperti beberapa waktu lalu,
kami dapat papuyu besar. Namun saat ini ikan belum terlalu banyak. Mungkin
karena debit air yang kurang tinggi,” terangnya.

Hal serupa dilakukan
oleh Tahroni (40). Ia mengaku bahwa aktivitas menjala ikan kerap ia lakukan
saat banjir melanda. Terlebih saat ketinggian air di pengaringan cukup tinggi.
Pria paruh baya itu mengaku sangat menikmati aktivitas itu. Bahkan bisa
berjam-jam lamanya.

“Ya, ikan yang didapat
dibagi bersama teman-teman yang ikut menjaring. Hasilnya tidak saya jual, tapi
untuk makan (konsumsi) sendiri saja,” kata pria berkumis ini.

Baca Juga :  Suasana Haru di Persidangan, Meski Dianiaya, Anak Tetap Rindu Kehadira

Lebih lanjut dikatakannya,
aktivitas itu biasa dilakukannya mulai pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB. Saat menjelang
sore, semakin banyak lagi warga yang datang untuk melakukan hal serupa.

Tak hanya di lokasi
itu. Pemandangan serupa juga terlihat di pengaringan Kereng Bangkirai.

Tepatnya di sekitar lokasi
aspal jalan yang retak. Sekitar enam orang warga, terdiri dari ibu-ibu rumah
tangga dan anak-anak, tampak berendam di aliran air. Berbekal alat tangkap ikan
jenis jaring dan tudung saji mereka mulai menangkap ikan-ikan kecil. Berendam sembari
memegang alat penangkap ikan.

Salah satunya Mirnah
(52) yang saat itu juga mengajak dua cucunya.

Semenjak hujan terus
mengguyur wilayah Palangka Raya akhir-akhir ini, sebagian warga Kereng Bangkirai
 pun terlihat bersemangat mencari  dan menjala ikan-ikan kecil di pengaringan.

“Ikan ini cuma ada di saat
pergantian musim. Apalagi pas musim hujan tiba, banyak ikan yang terbawa arus
air,” ujar Mirnah sembari sesekali menyeka keringat. (ce/ram)

Usai
hujan deras mengguyur, warga pun bergegas mencari ikan. Membawa peralatan yang
diperlukan. Mencoba mencari peruntungan. Hasilnya pun terbilang lumayan. Sebagian
dikonsumsi, sebagian lagi dijual.

 

 

AINUR
ROFIQ-DENAR,
Palangka Raya

 

 

 

ARUS air begitu
deras mengalir di pengaringan besar. Setidaknya ada enam hingga delapan orang
berdiri di pinggiran pengaringan itu. Membawa serta jaring lebar. Ditopang menggunakan
kayu panjang. Itulah cara yang digunakan mereka untuk menjala ikan.

Ya, intensitas hujan
yang tinggi beberapa hari lalu menjadi berkah tersendiri bagi sebagian warga. Saban
hari mencari ikan di pengaringan Jalan Adonis Samad. Salah satunya dalah Ruslan.
Warga yang tinggal di Gang Hijrah, Jalan Murjani, Kelurahan Pahandut itu bisa
mengumpulkan berbagai jenis ikan. Paling banyak satu ember cucian.

“Macam-macam
dapatnya. Tapi kami lebih memburu anak ikan sepat dan papuyu,” ujar pria 53
tahun itu saat dibincangi Kalteng Pos.

Ruslan tak sendiri. Ia
datang ke tempat itu ditemani istrinya, Janiyah (50). Jika lagi beruntung, jumlah
hasil tangkapan banyak, maka mereka memilih untuk menjualnya. Anakan ikan
papuyu dijual dengan harga Rp30 ribu per kilo. “Kalau saya datang sendiri, ya hasilnya
untuk makan saja,” ucapnya.

Baca Juga :  Kisah Unik Nelayan Asal Padang Nikahi Bule Perancis

Bersama warga lainnya, Ruslan
mencari ikan di saat hujan deras telah reda. Saat seperti itu biasanya air
meluap. Banyak ikan yang berenang menuju jalur pengaringan lebar.

“Hasilnya lumayan.
Kadang kalau beruntung bisa dapat ikan-ikan besar. Seperti beberapa waktu lalu,
kami dapat papuyu besar. Namun saat ini ikan belum terlalu banyak. Mungkin
karena debit air yang kurang tinggi,” terangnya.

Hal serupa dilakukan
oleh Tahroni (40). Ia mengaku bahwa aktivitas menjala ikan kerap ia lakukan
saat banjir melanda. Terlebih saat ketinggian air di pengaringan cukup tinggi.
Pria paruh baya itu mengaku sangat menikmati aktivitas itu. Bahkan bisa
berjam-jam lamanya.

“Ya, ikan yang didapat
dibagi bersama teman-teman yang ikut menjaring. Hasilnya tidak saya jual, tapi
untuk makan (konsumsi) sendiri saja,” kata pria berkumis ini.

Baca Juga :  Suasana Haru di Persidangan, Meski Dianiaya, Anak Tetap Rindu Kehadira

Lebih lanjut dikatakannya,
aktivitas itu biasa dilakukannya mulai pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB. Saat menjelang
sore, semakin banyak lagi warga yang datang untuk melakukan hal serupa.

Tak hanya di lokasi
itu. Pemandangan serupa juga terlihat di pengaringan Kereng Bangkirai.

Tepatnya di sekitar lokasi
aspal jalan yang retak. Sekitar enam orang warga, terdiri dari ibu-ibu rumah
tangga dan anak-anak, tampak berendam di aliran air. Berbekal alat tangkap ikan
jenis jaring dan tudung saji mereka mulai menangkap ikan-ikan kecil. Berendam sembari
memegang alat penangkap ikan.

Salah satunya Mirnah
(52) yang saat itu juga mengajak dua cucunya.

Semenjak hujan terus
mengguyur wilayah Palangka Raya akhir-akhir ini, sebagian warga Kereng Bangkirai
 pun terlihat bersemangat mencari  dan menjala ikan-ikan kecil di pengaringan.

“Ikan ini cuma ada di saat
pergantian musim. Apalagi pas musim hujan tiba, banyak ikan yang terbawa arus
air,” ujar Mirnah sembari sesekali menyeka keringat. (ce/ram)

Terpopuler

Artikel Terbaru