31.1 C
Jakarta
Saturday, August 9, 2025

Ketahuan Mengapa

India melawan. Negara itu pun berhasil membuat Presiden Donald Trump gelagapan. Kemarin. “Amerika Serikat sendiri masih impor uranium dan palladium dari Rusia,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri India.

Anda sudah tahu: India memang tidak bisa menerima alasan Trump mengenakan tarif tinggi atas ekspor barang India: 25 persen. Yakni karena India masih impor minyak mentah dari Rusia. Itu membuat Rusia masih punya uang untuk menyerang Ukraina.

Maka wartawan menanyakan kebenaran tuduhan India itu ke Trump. Yang ditanya gelagapan. “Saya tidak tahu itu,” jawab Trump.

Tentu Trump marah dengan perlawanan India itu. “India bukan partner dagang yang baik,” ujar Trump. “India banyak punya bisnis dengan Amerika. Amerika hampir tidak punya bisnis dengan India,” tambahnya.

Kemarahan pun memuncak. “Saya akan putuskan tarif tambahan untuk India,” ujar Trump. Menjadi berapa persen? “Tunggu dalam 24 jam ini,” katanya.

Berarti begitu selesai membaca Disway hari ini Anda sudah tahu lebih dulu berapa persen nilai kemarahan Trump pada India.

Tapi benarkah AS masih impor uranium dan palladium dari Rusia?

Ternyata benar. Saya sudah mengecek ke berbagai sumber data. Amerika masih impor uranium dari Rusia untuk bahan bakar nuklirnya. Setidaknya masih akan sampai tahun 2028.

Pun palladium. Industri katalis Amerika menggunakan palladium dari Rusia.

Anda sudah tahu: palladium adalah salah satu dari 27 jenis kimia tambang yang ada di tanah jarang (稀土).

Kalau Anda menambang rare earth, lalu Anda murnikan lewat proses pemurnian, Anda akan mendapat salah satu dari 27 jenis kimia tambang itu. Kadang dapat dua. Kadang tiga. Kadang sekaligus beberapa. Salah satunya bisa jenis palladium.

Tanah jarang itu sering hanya sebagai hasil sampingan dari tambang nikel, tembaga, timah atau bauksit. Maka ketika memurnikan nikel atau timah, tanah ikutannya jangan dibuang. Kemungkinan besar masih ada unsur tanah jarang di dalamnya.

Baca Juga :  Asli ITB

Saya pernah minta PT Timah di Bangka untuk tidak membuang tanah kotoran yang disingkirkan dalam proses memurnikan timah di sana. Timbun saja. Akan ada harganya. Meski sedikit, pasti ada tanah jarangnya. Lalu saya minta untuk bikin pabrik pemurnian tanah jarang itu di Bangka.

Apakah dalam proses hilirisasi besar-besaran nikel di Sulawesi dan Maluku juga bisa didapat tanah jarang?

Sayangnya: tidak. Ups…ada. Tapi terlalu sedikit. Tidak ekonomis untuk diproses.

Di Rusia, di bagian utara tambang nikelnya, kaya dengan ikutan tanah jarang. Dari 27 jenis kimia tambang yang ada di tanah jarang, di sana, unsur yang terbanyak justru palladiumnya. Maka Rusia menjadi produsen palladium terbesar di dunia.

Anda sudah tahu nama daerah penghasil tanah jarang jenis palladium di Rusia. Yakni di Norilsk. Siberia utara. Sudah tergolong kutub utara. Inilah kota paling utara yang ada di dunia.

Saya pernah ke ‘kota’ yang lebih utara dari Norilsk, tapi tidak bisa disebut kota. Yakni ke Svalbard. Kalau toh ada manusia di sana bukanlah penduduk. Mereka turis atau yang bisnis wisata. Maka Norilsk tetaplah kota paling utara di dunia.

Anda mungkin pernah menggunakan palladium dalam hidup Anda. Terutama kalau Anda pernah ke dokter gigi. Ada unsur palladium di crown gigi Anda. Crown gigi yang baik adalah yang terbuat dari palladium.

Palladium adalah metal yang bisa menyatu dengan tulang manusia. Tanpa timbul masalah.

Tentu ada juga crown gigi yang tidak terbuat dari palladium –agar harganya terjangkau.

Baca Juga :  Wishnu Wishnu

Tentu Amerika tidak hanya mengimpor palladium dari Rusia untuk gigi Trump. Atau gigi orang Amerika pada umumnya. Palladium juga penting untuk industri mobil. Terutama di suku cadang bagian pembakaran bensin –maka mobil listrik tidak memerlukan palladium.

Industri kimia, elektronik, dan perhiasan juga memerlukan palladium. Negara maju sangat memerlukan palladium. Apalagi Amerika Serikat.

Hanya saja selama ini tidak ada yang berani mengungkapkan –sampai India merasa terpojok lalu mengungkapkan data itu.

”Kamu ketahuan” impor barang dari Rusia, membuat Trump justru menunjukkan kemarahan pada India.

Tarif 25 persen sendiri sebenarnya baru akan berlaku tanggal 7 Agustus hari ini. Tapi di detik akhir akan diberlakukan sudah akan diubah secara drastis. Hanya dalam sekejap.

India sendiri sudah menegaskan: tidak mungkin tidak impor minyak mentah dari Rusia. India punya penduduk hampir 1,5 miliar orang. Produksi minyak mentahnya hanya sama dengan Indonesia yang berpenduduk 280 juta. Yakni di kisaran hanya 700.000 barrel/hari. Grafik produksi itu juga sama dengan Indonesia: turun terus.

Maka, untuk bisa hidup, India harus impor minyak. Dari Rusia saja hampir 2 juta barrel per hari. Semua harus lewat laut.

Anda sudah tahu: pertumbuhan ekonomi India sangat tinggi. Tertinggi di dunia saat ini: 6,5 persen. Pertumbuhan tinggi perlu bahan bakar besar. Kalau India tidak impor minyak sama saja dengan bunuh diri.

Sebenarnya India punya alasan tambahan: sejak perang Ukraina tidak bisa lagi dapat minyak dari Timur Tengah. Minyak Timteng beralih dikirim Eropa. Itu karena Eropa harus menurunkan impor minyak dari Rusia.

Tentu Trump tidak mau tahu dengan alasan itu. Masalahnya: mengapa India berani membuat Trump seperti suami yang ketahuan selingkuh. (Dahlan Iskan)

India melawan. Negara itu pun berhasil membuat Presiden Donald Trump gelagapan. Kemarin. “Amerika Serikat sendiri masih impor uranium dan palladium dari Rusia,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri India.

Anda sudah tahu: India memang tidak bisa menerima alasan Trump mengenakan tarif tinggi atas ekspor barang India: 25 persen. Yakni karena India masih impor minyak mentah dari Rusia. Itu membuat Rusia masih punya uang untuk menyerang Ukraina.

Maka wartawan menanyakan kebenaran tuduhan India itu ke Trump. Yang ditanya gelagapan. “Saya tidak tahu itu,” jawab Trump.

Tentu Trump marah dengan perlawanan India itu. “India bukan partner dagang yang baik,” ujar Trump. “India banyak punya bisnis dengan Amerika. Amerika hampir tidak punya bisnis dengan India,” tambahnya.

Kemarahan pun memuncak. “Saya akan putuskan tarif tambahan untuk India,” ujar Trump. Menjadi berapa persen? “Tunggu dalam 24 jam ini,” katanya.

Berarti begitu selesai membaca Disway hari ini Anda sudah tahu lebih dulu berapa persen nilai kemarahan Trump pada India.

Tapi benarkah AS masih impor uranium dan palladium dari Rusia?

Ternyata benar. Saya sudah mengecek ke berbagai sumber data. Amerika masih impor uranium dari Rusia untuk bahan bakar nuklirnya. Setidaknya masih akan sampai tahun 2028.

Pun palladium. Industri katalis Amerika menggunakan palladium dari Rusia.

Anda sudah tahu: palladium adalah salah satu dari 27 jenis kimia tambang yang ada di tanah jarang (稀土).

Kalau Anda menambang rare earth, lalu Anda murnikan lewat proses pemurnian, Anda akan mendapat salah satu dari 27 jenis kimia tambang itu. Kadang dapat dua. Kadang tiga. Kadang sekaligus beberapa. Salah satunya bisa jenis palladium.

Tanah jarang itu sering hanya sebagai hasil sampingan dari tambang nikel, tembaga, timah atau bauksit. Maka ketika memurnikan nikel atau timah, tanah ikutannya jangan dibuang. Kemungkinan besar masih ada unsur tanah jarang di dalamnya.

Baca Juga :  Asli ITB

Saya pernah minta PT Timah di Bangka untuk tidak membuang tanah kotoran yang disingkirkan dalam proses memurnikan timah di sana. Timbun saja. Akan ada harganya. Meski sedikit, pasti ada tanah jarangnya. Lalu saya minta untuk bikin pabrik pemurnian tanah jarang itu di Bangka.

Apakah dalam proses hilirisasi besar-besaran nikel di Sulawesi dan Maluku juga bisa didapat tanah jarang?

Sayangnya: tidak. Ups…ada. Tapi terlalu sedikit. Tidak ekonomis untuk diproses.

Di Rusia, di bagian utara tambang nikelnya, kaya dengan ikutan tanah jarang. Dari 27 jenis kimia tambang yang ada di tanah jarang, di sana, unsur yang terbanyak justru palladiumnya. Maka Rusia menjadi produsen palladium terbesar di dunia.

Anda sudah tahu nama daerah penghasil tanah jarang jenis palladium di Rusia. Yakni di Norilsk. Siberia utara. Sudah tergolong kutub utara. Inilah kota paling utara yang ada di dunia.

Saya pernah ke ‘kota’ yang lebih utara dari Norilsk, tapi tidak bisa disebut kota. Yakni ke Svalbard. Kalau toh ada manusia di sana bukanlah penduduk. Mereka turis atau yang bisnis wisata. Maka Norilsk tetaplah kota paling utara di dunia.

Anda mungkin pernah menggunakan palladium dalam hidup Anda. Terutama kalau Anda pernah ke dokter gigi. Ada unsur palladium di crown gigi Anda. Crown gigi yang baik adalah yang terbuat dari palladium.

Palladium adalah metal yang bisa menyatu dengan tulang manusia. Tanpa timbul masalah.

Tentu ada juga crown gigi yang tidak terbuat dari palladium –agar harganya terjangkau.

Baca Juga :  Wishnu Wishnu

Tentu Amerika tidak hanya mengimpor palladium dari Rusia untuk gigi Trump. Atau gigi orang Amerika pada umumnya. Palladium juga penting untuk industri mobil. Terutama di suku cadang bagian pembakaran bensin –maka mobil listrik tidak memerlukan palladium.

Industri kimia, elektronik, dan perhiasan juga memerlukan palladium. Negara maju sangat memerlukan palladium. Apalagi Amerika Serikat.

Hanya saja selama ini tidak ada yang berani mengungkapkan –sampai India merasa terpojok lalu mengungkapkan data itu.

”Kamu ketahuan” impor barang dari Rusia, membuat Trump justru menunjukkan kemarahan pada India.

Tarif 25 persen sendiri sebenarnya baru akan berlaku tanggal 7 Agustus hari ini. Tapi di detik akhir akan diberlakukan sudah akan diubah secara drastis. Hanya dalam sekejap.

India sendiri sudah menegaskan: tidak mungkin tidak impor minyak mentah dari Rusia. India punya penduduk hampir 1,5 miliar orang. Produksi minyak mentahnya hanya sama dengan Indonesia yang berpenduduk 280 juta. Yakni di kisaran hanya 700.000 barrel/hari. Grafik produksi itu juga sama dengan Indonesia: turun terus.

Maka, untuk bisa hidup, India harus impor minyak. Dari Rusia saja hampir 2 juta barrel per hari. Semua harus lewat laut.

Anda sudah tahu: pertumbuhan ekonomi India sangat tinggi. Tertinggi di dunia saat ini: 6,5 persen. Pertumbuhan tinggi perlu bahan bakar besar. Kalau India tidak impor minyak sama saja dengan bunuh diri.

Sebenarnya India punya alasan tambahan: sejak perang Ukraina tidak bisa lagi dapat minyak dari Timur Tengah. Minyak Timteng beralih dikirim Eropa. Itu karena Eropa harus menurunkan impor minyak dari Rusia.

Tentu Trump tidak mau tahu dengan alasan itu. Masalahnya: mengapa India berani membuat Trump seperti suami yang ketahuan selingkuh. (Dahlan Iskan)

Terpopuler

Artikel Terbaru