27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Peringatan untuk Kaum Pria, Ini Risiko Telat Jadi Ayah

SELAMA 4 dekade terakhir, jumlah pria berusia lebih dari 40 tahun
yang memiliki anak meningkat lebih dari dua kali lipat. Baru-baru ini, para
peneliti mulai mengeksplorasi apa dampak menjadi ayah pada usia lebih dari 40
tahun tersebut pada anak-anak mereka.

Sebuah penelitian yang
diterbitkan dalam jurnal BMJ pada Oktober 2018 lalu menemukan bahwa bayi dari
pria berusia 45 hingga 54 tahun memiliki risiko mengalami kelahiran prematurdan
berat badan lahir rendah, dibandingkan dengan bayi dari dari pria berusia 25
hingga 34 tahun.

Kelahiran dini atau prematur
membuat anak-anak lebih rentan untuk masalah kesehatan fisik dan mental jangka
panjang, sementara berat badan lahir rendah mungkin memerlukan sang bayi untuk
dirawat di unit perawatan intensif bayi yang baru lahir di rumah sakit.

Penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa usia ayah yang lebih tua meningkatkan risiko keguguran serta peluang
anaknya menderita autisme dan skizofrenia. Apa yang menjelaskan hubungan antara
usia pria dan kesehatan anak-anaknya?

“Ada dua kemungkinan, yakni mutasi
DNA yang menumpuk seiring bertambahnya usia pria, dan bahaya yang mungkin
diakibatkan dari obesitas, pola makan yang buruk, kurang olahraga, dan hal
lainnya,” kata Michael Eisenberg, MD, penulis utama studi BMJ dan profesor
urologi di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford, seperti dilansir laman
WebMD, Minggu (1/12).

Baca Juga :  Simak Nih Sederet Ciri Pengguna Medsos yang Kehilangan Arah

Eisenberg tidak ingin
penelitiannya menakut-nakuti pria di atas usia 40 tahun dari memiliki anak. Ia
menunjukkan bahwa meskipun risiko komplikasi tampaknya meningkat dengan
bertambahnya usia, risiko keseluruhan mengenai masalah kelahiran tetap rendah.

Meski begitu, usia dan kesehatan
sangat memengaruhi peluang Anda untuk memiliki anak. Misalnya, pria yang lebih
tua membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa menghamili pasangannya, sementara
obesitas dan kurangnya aktivitas fisik tampaknya menurunkan kualitas semen.

Meskipun Anda tidak bisa
menghentikan waktu, Anda bisa dan harus – menjaga diri Anda dengan baik.
Kesehatan Anda akan mendapat manfaat, dan demikian pula kesehatan anak-anak Anda
di masa depan.

“Saya berbicara dengan calon ayah
tentang berolahraga serta mempertahankan pola makan yang baik dan berat badan
yang sehat. Apa pun yang memengaruhi jantung Anda juga akan memengaruhi
kesuburan Anda juga,” tambah Eisenberg.

Baca Juga :  Rasa Daging Manusia Menurut Para Kanibal – Part 8: Issei Sagawa

Sebagian besar perhatian telah
difokuskan pada risiko yang terkait dengan usia dan kesehatan ibu, tetapi
Eisenberg menekankan bahwa pria perlu lebih memahami peran mereka sendiri dalam
reproduksi. “Ingatlah bahwa kesuburan adalah olahraga tim,” tambahnya.

Selain usia, berat badan Anda,
pola makan, dan tingkat olahraga bisa berkontribusi pada kesehatan anak Anda.
Jadi, dapatkan pemeriksaan menyeluruh yang akan mengidentifikasi masalah apa
pun. Terus terang tentang merokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang, yang bisa
membahayakan kesuburan Anda. Juga, minta dokter Anda meninjau obat Anda.
Beberapa obat bisa memengaruhi kesuburan.

Perlu juga dipertimbangkan untuk
memastikan semuanya normal. Misalnya, jika Anda mengetahui bahwa jumlah sperma
Anda rendah, Anda bisa mempertimbangkan bantuan kesuburan lebih awal dari yang
seharusnya. Sementara risiko tertentu bisa meningkat seiring bertambahnya usia,
pria terus menghasilkan sperma sepanjang hidup mereka dan bisa menjadi ayah
bagi anak-anak yang sehat hingga usia lanjut. (jpnn/fajar)

SELAMA 4 dekade terakhir, jumlah pria berusia lebih dari 40 tahun
yang memiliki anak meningkat lebih dari dua kali lipat. Baru-baru ini, para
peneliti mulai mengeksplorasi apa dampak menjadi ayah pada usia lebih dari 40
tahun tersebut pada anak-anak mereka.

Sebuah penelitian yang
diterbitkan dalam jurnal BMJ pada Oktober 2018 lalu menemukan bahwa bayi dari
pria berusia 45 hingga 54 tahun memiliki risiko mengalami kelahiran prematurdan
berat badan lahir rendah, dibandingkan dengan bayi dari dari pria berusia 25
hingga 34 tahun.

Kelahiran dini atau prematur
membuat anak-anak lebih rentan untuk masalah kesehatan fisik dan mental jangka
panjang, sementara berat badan lahir rendah mungkin memerlukan sang bayi untuk
dirawat di unit perawatan intensif bayi yang baru lahir di rumah sakit.

Penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa usia ayah yang lebih tua meningkatkan risiko keguguran serta peluang
anaknya menderita autisme dan skizofrenia. Apa yang menjelaskan hubungan antara
usia pria dan kesehatan anak-anaknya?

“Ada dua kemungkinan, yakni mutasi
DNA yang menumpuk seiring bertambahnya usia pria, dan bahaya yang mungkin
diakibatkan dari obesitas, pola makan yang buruk, kurang olahraga, dan hal
lainnya,” kata Michael Eisenberg, MD, penulis utama studi BMJ dan profesor
urologi di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford, seperti dilansir laman
WebMD, Minggu (1/12).

Baca Juga :  Simak Nih Sederet Ciri Pengguna Medsos yang Kehilangan Arah

Eisenberg tidak ingin
penelitiannya menakut-nakuti pria di atas usia 40 tahun dari memiliki anak. Ia
menunjukkan bahwa meskipun risiko komplikasi tampaknya meningkat dengan
bertambahnya usia, risiko keseluruhan mengenai masalah kelahiran tetap rendah.

Meski begitu, usia dan kesehatan
sangat memengaruhi peluang Anda untuk memiliki anak. Misalnya, pria yang lebih
tua membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa menghamili pasangannya, sementara
obesitas dan kurangnya aktivitas fisik tampaknya menurunkan kualitas semen.

Meskipun Anda tidak bisa
menghentikan waktu, Anda bisa dan harus – menjaga diri Anda dengan baik.
Kesehatan Anda akan mendapat manfaat, dan demikian pula kesehatan anak-anak Anda
di masa depan.

“Saya berbicara dengan calon ayah
tentang berolahraga serta mempertahankan pola makan yang baik dan berat badan
yang sehat. Apa pun yang memengaruhi jantung Anda juga akan memengaruhi
kesuburan Anda juga,” tambah Eisenberg.

Baca Juga :  Rasa Daging Manusia Menurut Para Kanibal – Part 8: Issei Sagawa

Sebagian besar perhatian telah
difokuskan pada risiko yang terkait dengan usia dan kesehatan ibu, tetapi
Eisenberg menekankan bahwa pria perlu lebih memahami peran mereka sendiri dalam
reproduksi. “Ingatlah bahwa kesuburan adalah olahraga tim,” tambahnya.

Selain usia, berat badan Anda,
pola makan, dan tingkat olahraga bisa berkontribusi pada kesehatan anak Anda.
Jadi, dapatkan pemeriksaan menyeluruh yang akan mengidentifikasi masalah apa
pun. Terus terang tentang merokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang, yang bisa
membahayakan kesuburan Anda. Juga, minta dokter Anda meninjau obat Anda.
Beberapa obat bisa memengaruhi kesuburan.

Perlu juga dipertimbangkan untuk
memastikan semuanya normal. Misalnya, jika Anda mengetahui bahwa jumlah sperma
Anda rendah, Anda bisa mempertimbangkan bantuan kesuburan lebih awal dari yang
seharusnya. Sementara risiko tertentu bisa meningkat seiring bertambahnya usia,
pria terus menghasilkan sperma sepanjang hidup mereka dan bisa menjadi ayah
bagi anak-anak yang sehat hingga usia lanjut. (jpnn/fajar)

Terpopuler

Artikel Terbaru