30.6 C
Jakarta
Monday, May 12, 2025

5 Desainer Indonesia Hadirkan Busana dari Kain Interior

Bisa dikatakan tidak
ada batasan saat seorang desainer busana hendak menciptakan suatu karya. Baik
itu keleluasaan ide maupun material. Seperti yang ditunjukkan lima desainer
ternama Indonesia saat membuat busana dari material kain yang biasa digunakan untuk
interior.

Dalam pameran รขโ‚ฌหœDivine
Touch, 25 Years of Weaving Luxuryรขโ‚ฌโ„ข, lima desainer yang terlibat antara lain
Sebastian Gunawan, Didi Budiarjo, Eddy Betty, Adrian Gan, dan Rinaldy Yunardi
menunjukkan kelihaiannya menggunakan kain interior. Mereka menyulapnya menjadi
busana mewah.

Dalam konferensi pers
beberapa waktu lalu, Eddy Betty mengungkapkan, sebenarnya desainer memang udah
terbisa bermain dengan kain. Sehingga, yang membedakan saat mengolah kain
interior dengan material khusus baju itu hanya di bagian motif dan komposisi.

รขโ‚ฌล“Misalnya untuk di
baju orang itu lebih kecil (motifnya, red). Sedangkan untuk rumah lebih besar.
Tapi setelah diolah sangat menarik, kita bia memberikan inspirasi baru,รขโ‚ฌย ujar
Eddy Betty.

Baca Juga :  Setelah Bebas, Bakal Fokus Berpolitik

Dalam pameran
tersebut, Eddy memang memperlihatkan busana yang terinspirasi dari keindahan
taman. Dengan pencahayaan lampu berwarna merah muda, imajinasi warna bunga yang
indah dipadukan dengan keindahan malaikat menjadi harmoni yang sempurna.

Sementara itu Rinaldi
Yunardi mengatakan dirinya agak kaget ketika diminta berkolaborasi membuat
karya dari kain. Karena, ungkapnya, ia sendiri biasanya mengerjakan aksesori.

รขโ‚ฌล“Pas saya lihat
kainnya ternyata bagus, ini membuat saya tertarik dan ingin terlibat. Jadi
lewat karya saya yang ini, saya ingin ceritakan kebebasan,รขโ‚ฌย ujarnya.

Di karyanya kali ini,
Rinaldy terinspirasi oleh bentuk lingkaran karena melambangkan
ketidakterbatasan dan juga persahabatan. Lingkaran juga bisa diartikan sebagai
persatuan dari keanekaragaman yang tiada akhir.

Selain Eddy dan
Rinaldy, Didi Budiardjo membawa Chinoiserie, yakni kebangkitan motif dan teknik
Tiongkok dalam seni serta arsitektur barat, terutama di abad ke-18. Saat itu,
desain barat secara historis berbentuk patung dan tiga dimensi dengan volume
serta bentuk yang dicapai melalui ruang dan waktu.

Baca Juga :  Ditangkap, Diduga Penyalahgunaan Narkoba

Sedangkan, Sebastian
Gunawan memperlihatkan keanggunan dan kemegahan chinoiseri yang diwakili oleh
setiap aura warna berbeda. Terakhir Adrian Gan, mengambil inspirasi dari
arsitek Jepang pemenang penghargaan Toyo Ito.

Perlu diketahui,
รขโ‚ฌหœDivine Touch, 25 Years of Weaving Luxuryรขโ‚ฌโ„ข merupakan perayaan Interni asia yang
ke-25 tahun. Pendiri Interni Asia, Hireka Vitaya mengungkapkan, kolaborasi
dengan para desainer sebenarnya ingin menunjukkan kalau kain interior ini
ternyata juga bisa untuk busana.

รขโ‚ฌล“Intinya memang itu,
memperkenalkan juga ke desainer lain kalau kain Interni Asia bisa untuk fashion
bukan hanya untuk interior aja,รขโ‚ฌย ujar Hireka.(jpg)

 

Bisa dikatakan tidak
ada batasan saat seorang desainer busana hendak menciptakan suatu karya. Baik
itu keleluasaan ide maupun material. Seperti yang ditunjukkan lima desainer
ternama Indonesia saat membuat busana dari material kain yang biasa digunakan untuk
interior.

Dalam pameran รขโ‚ฌหœDivine
Touch, 25 Years of Weaving Luxuryรขโ‚ฌโ„ข, lima desainer yang terlibat antara lain
Sebastian Gunawan, Didi Budiarjo, Eddy Betty, Adrian Gan, dan Rinaldy Yunardi
menunjukkan kelihaiannya menggunakan kain interior. Mereka menyulapnya menjadi
busana mewah.

Dalam konferensi pers
beberapa waktu lalu, Eddy Betty mengungkapkan, sebenarnya desainer memang udah
terbisa bermain dengan kain. Sehingga, yang membedakan saat mengolah kain
interior dengan material khusus baju itu hanya di bagian motif dan komposisi.

รขโ‚ฌล“Misalnya untuk di
baju orang itu lebih kecil (motifnya, red). Sedangkan untuk rumah lebih besar.
Tapi setelah diolah sangat menarik, kita bia memberikan inspirasi baru,รขโ‚ฌย ujar
Eddy Betty.

Baca Juga :  Setelah Bebas, Bakal Fokus Berpolitik

Dalam pameran
tersebut, Eddy memang memperlihatkan busana yang terinspirasi dari keindahan
taman. Dengan pencahayaan lampu berwarna merah muda, imajinasi warna bunga yang
indah dipadukan dengan keindahan malaikat menjadi harmoni yang sempurna.

Sementara itu Rinaldi
Yunardi mengatakan dirinya agak kaget ketika diminta berkolaborasi membuat
karya dari kain. Karena, ungkapnya, ia sendiri biasanya mengerjakan aksesori.

รขโ‚ฌล“Pas saya lihat
kainnya ternyata bagus, ini membuat saya tertarik dan ingin terlibat. Jadi
lewat karya saya yang ini, saya ingin ceritakan kebebasan,รขโ‚ฌย ujarnya.

Di karyanya kali ini,
Rinaldy terinspirasi oleh bentuk lingkaran karena melambangkan
ketidakterbatasan dan juga persahabatan. Lingkaran juga bisa diartikan sebagai
persatuan dari keanekaragaman yang tiada akhir.

Selain Eddy dan
Rinaldy, Didi Budiardjo membawa Chinoiserie, yakni kebangkitan motif dan teknik
Tiongkok dalam seni serta arsitektur barat, terutama di abad ke-18. Saat itu,
desain barat secara historis berbentuk patung dan tiga dimensi dengan volume
serta bentuk yang dicapai melalui ruang dan waktu.

Baca Juga :  Ditangkap, Diduga Penyalahgunaan Narkoba

Sedangkan, Sebastian
Gunawan memperlihatkan keanggunan dan kemegahan chinoiseri yang diwakili oleh
setiap aura warna berbeda. Terakhir Adrian Gan, mengambil inspirasi dari
arsitek Jepang pemenang penghargaan Toyo Ito.

Perlu diketahui,
รขโ‚ฌหœDivine Touch, 25 Years of Weaving Luxuryรขโ‚ฌโ„ข merupakan perayaan Interni asia yang
ke-25 tahun. Pendiri Interni Asia, Hireka Vitaya mengungkapkan, kolaborasi
dengan para desainer sebenarnya ingin menunjukkan kalau kain interior ini
ternyata juga bisa untuk busana.

รขโ‚ฌล“Intinya memang itu,
memperkenalkan juga ke desainer lain kalau kain Interni Asia bisa untuk fashion
bukan hanya untuk interior aja,รขโ‚ฌย ujar Hireka.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru