25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Mengaku Dipersulit Nyoblos, Feby Febiola Berharap Suaranya Tak Digunakan untuk Kecurangan

PESINETRON Feby Febiola menumpahkan kesedihan dan kekesalannya lantaran tak bisa menggunakan hak suaranya di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Feby Febiola yang pindah dan menetap di Bali, merasa dipersulit untuk menggunakan hak suarany hingga berujung tak bisa memilih.

Feby Febiola merasa aneh karena warga negara Indonesia yang sedang ada di luar negeri saja bisa gampang untuk memberikan hak suara di Pemilu 2024.

“Indonesia ini aneh banget, Diaspora aja gampang milih, sementara yang pindah tempat tinggal masih di Indonesia dipersulit. Harus ada inilah, itulah, dahlah. Sa’karepmu wess,” curhatnya di laman Instagram-nya, Rabu, 14 Februari 2024.

Dia memastikan tidak mau bertangung jawab atas kejadian ini. “Enggak ikut tanggung jawab lahit batin. Nanggung hiudp sendiri aja dah repot,” tukasnya.

Baca Juga :  Kenalkan Kader Baru, Nasdem Kalteng Bersemangat Songsong Pemilu 2024

Pun, dia tak menampik sedih karena tidak bisa memilih. “Sedih karena enggak bisa nyoblos. Enggak paham kenapa sulit banget dapat surat suara, padahal udah E KTP,” tandasnya.

Satu harapannya agar suaranya tidak disalahgunakan. “Ya sudahlah, ngopi aja, semoga suaraku tidak digunakan untuk kecurangan. Kalian pilih siapa? Kalau aku tetap pilih kamu sih,” pungkasnya.

Apa yang dialami Feby ternyata banyak dirasakan netizen. Beberapa diantaranya mengalami hal yang sama. Namun, ada juga yang heran mengapa Feby bisa kesulitan.

Salah satunya dari Sarah Azhari yang selama ini menetap di Amerika Serikat. Dia mengaku gampang memberikan hak suara asal melapor lebih dulu.

“Wah kok bisa? Akü yang di LN aja bisa? Harus laporan dulu, mungkin dulu masih di alamat lama, kayaknya kalau laporan bisa lah,” jelasnya.

Baca Juga :  HONNE Tambah Jadwal Konser di Indonesia

Dia menjelaskan, saat di luar negeri, dia langsung daftar hanya dengan pakai nomor passport. “Mereka juga punya data kita sih,” sambungnya.

Dia mengatakan mungkin di luar negeri tidak sebanyak warga d Indonesia yang satu RT/RW saja bisa puluhan ribu warganya.

“Cuma memang harus ada pemberitahuan dan buat laporan at least beberapa bulan sebelumnya,” pungkasnya. (pojoksatu/jpg)

PESINETRON Feby Febiola menumpahkan kesedihan dan kekesalannya lantaran tak bisa menggunakan hak suaranya di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Feby Febiola yang pindah dan menetap di Bali, merasa dipersulit untuk menggunakan hak suarany hingga berujung tak bisa memilih.

Feby Febiola merasa aneh karena warga negara Indonesia yang sedang ada di luar negeri saja bisa gampang untuk memberikan hak suara di Pemilu 2024.

“Indonesia ini aneh banget, Diaspora aja gampang milih, sementara yang pindah tempat tinggal masih di Indonesia dipersulit. Harus ada inilah, itulah, dahlah. Sa’karepmu wess,” curhatnya di laman Instagram-nya, Rabu, 14 Februari 2024.

Dia memastikan tidak mau bertangung jawab atas kejadian ini. “Enggak ikut tanggung jawab lahit batin. Nanggung hiudp sendiri aja dah repot,” tukasnya.

Baca Juga :  Kenalkan Kader Baru, Nasdem Kalteng Bersemangat Songsong Pemilu 2024

Pun, dia tak menampik sedih karena tidak bisa memilih. “Sedih karena enggak bisa nyoblos. Enggak paham kenapa sulit banget dapat surat suara, padahal udah E KTP,” tandasnya.

Satu harapannya agar suaranya tidak disalahgunakan. “Ya sudahlah, ngopi aja, semoga suaraku tidak digunakan untuk kecurangan. Kalian pilih siapa? Kalau aku tetap pilih kamu sih,” pungkasnya.

Apa yang dialami Feby ternyata banyak dirasakan netizen. Beberapa diantaranya mengalami hal yang sama. Namun, ada juga yang heran mengapa Feby bisa kesulitan.

Salah satunya dari Sarah Azhari yang selama ini menetap di Amerika Serikat. Dia mengaku gampang memberikan hak suara asal melapor lebih dulu.

“Wah kok bisa? Akü yang di LN aja bisa? Harus laporan dulu, mungkin dulu masih di alamat lama, kayaknya kalau laporan bisa lah,” jelasnya.

Baca Juga :  HONNE Tambah Jadwal Konser di Indonesia

Dia menjelaskan, saat di luar negeri, dia langsung daftar hanya dengan pakai nomor passport. “Mereka juga punya data kita sih,” sambungnya.

Dia mengatakan mungkin di luar negeri tidak sebanyak warga d Indonesia yang satu RT/RW saja bisa puluhan ribu warganya.

“Cuma memang harus ada pemberitahuan dan buat laporan at least beberapa bulan sebelumnya,” pungkasnya. (pojoksatu/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru