26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

PBM Daring, Metode Mengajar Harus Menarik dan Mampu Mencapai Tujuan

PALANGKA
RAYA
-Sejak
pemerintah menyatakan status siaga atas pesebaran virus corona atau Covid-19,
proses belajar mengajar (PBM) pada siswa tingkat sekolah kini beralih
menggunakan sarana media online (daring).

Hal inipun mendapat
perhatian dari Wakil Ketua II Komisi C DPRD Kota Palangka Raya Bidang
Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Shopie Ariany. Menurutnya, para guru harus
memperhatikan perubahan sistem pembelajaran saat ini, dengan memberikan metode
belajar mengajar yang berbeda.

Selain itu, orangtua
dan siswa harus secepatnya bisa beradaptasi dengan metode pembelajaran daring
tersebut.

“Metode mengajar
haruslah tetap menarik dan mampu mencapai tujuan pembelajaran meski dilakukan
tanpa tatap muka fisik. Kami sebagai lembaga DPRD akan terus mendorong agar
anak-anak kita mendapatkan pendidikan yang layak, meskipun di tengah pandemi
seperti sekarang,” tutur Shopie kepada awak media, Minggu (2/8).

Baca Juga :  Disuntik Vaksin, SKY Ingin Melindungi Keluarga

Politisi Partai Perindo
ini kembali menjelaskan, beda halnya dengan PBM tatap muka yang durasinya cukup
panjang, sedangkan PBM daring durasi yang digunakan cukup terbatas. Hal ini
menurutnya dikarenakan dalam PBM daring guru sulit untuk menjelaskan secara
langsung dan interaktif dengan siswa.

Untuk itu, ia berharap
kepada lembaga pendidikan agar mampu memberikan materi yang ringkas dan dapat  dipahami dengan mudah oleh para siswa maupun
para orang tua yang mengawasi kegiatan belajar di rumah.

Namun yang perlu
menjadi catatan bagi para guru ungkap Shopie, para siswa mulai merasa bosan
dengan banyaknya tugas dalam bentuk latihan soal. Pemberian tugas terlalu
banyak dikhawatirkan justru akan malah menjadi beban para siswa, sehingga
pembelajaran dengan sistem online tidak optimal.

Baca Juga :  Selalu Setia dengan Pasangan bagi yang Sudah Menikah dan Jangan Melaku

“Para pendidik
bisa menyelipkan penugasan lain, seperti kegiatan praktek membuat sesuatu
dengan menggunakan alat dan bahan yang ada di rumah. Sehingga siswa tidak
merasa jenuh ataupun bosan dengan tugas latihan soal saja. Selain itu ada
baiknya para guru tidak langsung memberikan tugas, namun memberikan
pembelajaran terlebih dahulu sebelumnya. Mengingat pola pikir orangtua siswa
yang berbeda-beda,” terangnya.

Shopie pun mendorong
agar para guru mampu menyatukan persepsi dan konsentrasi anak-anak didik dimana
antara satu dan lainnya yang serba berjauhan. Tentunya hal tersebut dapat
dilakukan oleh para guru yang memiliki visi yang jelas dalam pembelajaran dan
mampu menjalin ikatan batin dengan siswa dengan melakukan perannya sebagai
motivator, fasilitator, mediator, dan komunikator.

PALANGKA
RAYA
-Sejak
pemerintah menyatakan status siaga atas pesebaran virus corona atau Covid-19,
proses belajar mengajar (PBM) pada siswa tingkat sekolah kini beralih
menggunakan sarana media online (daring).

Hal inipun mendapat
perhatian dari Wakil Ketua II Komisi C DPRD Kota Palangka Raya Bidang
Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Shopie Ariany. Menurutnya, para guru harus
memperhatikan perubahan sistem pembelajaran saat ini, dengan memberikan metode
belajar mengajar yang berbeda.

Selain itu, orangtua
dan siswa harus secepatnya bisa beradaptasi dengan metode pembelajaran daring
tersebut.

“Metode mengajar
haruslah tetap menarik dan mampu mencapai tujuan pembelajaran meski dilakukan
tanpa tatap muka fisik. Kami sebagai lembaga DPRD akan terus mendorong agar
anak-anak kita mendapatkan pendidikan yang layak, meskipun di tengah pandemi
seperti sekarang,” tutur Shopie kepada awak media, Minggu (2/8).

Baca Juga :  Disuntik Vaksin, SKY Ingin Melindungi Keluarga

Politisi Partai Perindo
ini kembali menjelaskan, beda halnya dengan PBM tatap muka yang durasinya cukup
panjang, sedangkan PBM daring durasi yang digunakan cukup terbatas. Hal ini
menurutnya dikarenakan dalam PBM daring guru sulit untuk menjelaskan secara
langsung dan interaktif dengan siswa.

Untuk itu, ia berharap
kepada lembaga pendidikan agar mampu memberikan materi yang ringkas dan dapat  dipahami dengan mudah oleh para siswa maupun
para orang tua yang mengawasi kegiatan belajar di rumah.

Namun yang perlu
menjadi catatan bagi para guru ungkap Shopie, para siswa mulai merasa bosan
dengan banyaknya tugas dalam bentuk latihan soal. Pemberian tugas terlalu
banyak dikhawatirkan justru akan malah menjadi beban para siswa, sehingga
pembelajaran dengan sistem online tidak optimal.

Baca Juga :  Selalu Setia dengan Pasangan bagi yang Sudah Menikah dan Jangan Melaku

“Para pendidik
bisa menyelipkan penugasan lain, seperti kegiatan praktek membuat sesuatu
dengan menggunakan alat dan bahan yang ada di rumah. Sehingga siswa tidak
merasa jenuh ataupun bosan dengan tugas latihan soal saja. Selain itu ada
baiknya para guru tidak langsung memberikan tugas, namun memberikan
pembelajaran terlebih dahulu sebelumnya. Mengingat pola pikir orangtua siswa
yang berbeda-beda,” terangnya.

Shopie pun mendorong
agar para guru mampu menyatukan persepsi dan konsentrasi anak-anak didik dimana
antara satu dan lainnya yang serba berjauhan. Tentunya hal tersebut dapat
dilakukan oleh para guru yang memiliki visi yang jelas dalam pembelajaran dan
mampu menjalin ikatan batin dengan siswa dengan melakukan perannya sebagai
motivator, fasilitator, mediator, dan komunikator.

Terpopuler

Artikel Terbaru