PURUK CAHU, PROKALTENG.CO – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Murung Raya (Mura) Doni mendorong agar investor telekomunikasi membuka
akses jaringan komunikasi hingga ke pelosok. DPRD berharap ada provider yang
bisa melaksanakan hal itu dengan bantuan dari pemerintah daerah setempat.
“Jaringan telekomunikasi dan
internet itu sekarang bukan lagi sebagai kebutuhan kedua tetapi sudah menjadi
kebutuhan primer bagi semua segmentasi masyarakat kita,” kata Doni, Kamis
(11/3).
Menurut Politikus PDIP ini sampai
saat ini sejumlah Kecamatan di Mura masih belum tersentuh akses telekomunikasi,
sehingga daerah itu salah satunya yang
perlu sentuhan dan peningkatan jaringan telekomunikasi tersebut. Di era digitalisasi ini internet dan telekomunikasi merupakan satu
kesatuan dengan kehidupan manusia.
“Sekarang yang dirasakan
masyarakat Kecamatan Sumber Barito, Seribu Riam, Uut Murung termasuk Permata
Intan juga belum menyeluruh tersentuh akses telekomunikasi, padahal ini sudah
era digital,” bebernya.
Sekarang apa yang tidak
menggunakan telekomunikasi telpon dan internet. Bahkan anak-anak belajar pun
harus ada jaringan internet, pemerintah desa juga perlu internet serta guru dan
tenaga medis memerlukan itu semua. “Makanya kami dalam reses mendorong
bagaimana caranya supaya komunikasi dengan pelosok bisa terkoneksi semua,”
sebut Doni.
Dia mengakui aspirasi warga di
daerah itu meminta agar pemerintah daerah bisa mengarahkan pembangunan di sektor
telekomunikasi itu ke daerah tersebut. Dia yakin dan optimis jika ada operator
telekomunikasi yang membuka akses ke pelosok tidak akan merugi. Apalagi saat
ini setiap warga pasti memiliki alat telekomunikasi.
“Saya bisa meyakini
perhitungan bisnisnya kalau buka jaringan telekomunikasi dan internet yang
lancar sampai ke pelosok tidak rugi. Bayangkan sekarang saja satu orang ada
yang punya dua handphone. Ini artinya sudah menjadi kebutuhan dan tingkat
ketergantungan manusia sangat tinggi,” imbuhnya.
Bisa dikatakan bahwa handphone
bukan barang mewah lagi tetapi sudah masuk dalam katagori barang primer.