25.2 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Banyak Petani Mengeluhkan Pemasaran yang Belum Optimal

SAMPIT, PROKALTENG.CO- Berdasarkan data Dinas
Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) pada tahun 2020 lalu, produksi
beras daerah mencapai 48.548 ton. Sedangkan kebutuhan beras masyarakat sebesar
41.424 ton sehingga surplus 7.124 ton. Sementara target produksi pada 2021 ini
sebesar 82.136 ton gabah kering giling.

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kotim Hj.
Darmawati mengatakan, dengan produksi beras di daerah ini terus meningkat, maka
pemerintah kabupaten sudah seharusnya memikirkan bagaimana untuk membantu
pemasarannya, karena ini sangat disayangkan apabila pemerintah hanya mendorong
peningkatan produksinya saja tetapi tidak membantu pemasarannya.

“Saat ini masih banyak para petani yang
mengeluhkan pemasaran yang belum optimal, dan sebagian dari mereka menjual
hasil panen mereka kepada tengkulak dari luar daerah walaupun terbilang
harganya masih jauh dari yang diharapkan,” ujarnya saat dibincangi di
ruang kerjanya, Rabu (19/5).

Baca Juga :  Perlu Perda! Kendaraan Harus Berplat KH

Menurut Darmawati, kualitas gabah di
Kabupaten Kotim sangat bagus khususnya daerah selatan yang merupakan lumbung
padi. Hasil panen setiap tahunnya juga terus meningkat, maka tinggal keseriusan
pemerintah kabupaten ini untuk mengelolanya, supaya bisa menghasilkan beras
yang harganya tidak kalah bersaing dengan dari luar daerah.

“Seperti beras yang dijual dan
didatangkan dari Kalimantan Selatan, itu asalnya beras kita sini. Harganya
sangat mahal, sedangkan mereka belinya murah saja dari petani kita. Ini yang
harus jadi pemikiran daerah bagaimana kita dapat memproduksi beras
sendiri,” terangnya.

Dia mengatakan bahwa beras siam epang asal
Kabupaten Kotim, sudah diakui secara nasional, maka dari itu penting bagi
Pemkab Kotim tidak hanya mendorong masyarakat untuk bertani, tapi juga membantu
menjual hasil pertanian dengan harga yang bagus.

Baca Juga :  Saat Musim Penghujan, Seperti Ini Kondisi Jalan di Mentaya Hulu

“Setiap tahun hasil panen kita melimpah
tapi beras masih mendatangkan dari luar daerah. Ini yang harus dipemikiran oleh
pemerintah daerah saat ini,” ucapnya.

Dia menjelaskan, dulu pemerintah daerah
sempat mengarahkan pegawai dan karyawan membeli beras lokal, dan itu sangat
bagus. Seharusnya dilanjutkan sehingga petani Kotim makin bersemangat dan
sejahtera. Dia juga meminta pihak swasta juga bisa berperan membantu ini dengan
menyerap beras dari petani lokal seperti pihak perusahaan besar swasta (PBS)
yang bergerak dibidang kelapa sawit, karena saat ini ada lebih dari 50
perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah ini. Selain itu juga ada
perusahaan kehutanan, pertambangan, sektor jasa dan lainnya.

SAMPIT, PROKALTENG.CO- Berdasarkan data Dinas
Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) pada tahun 2020 lalu, produksi
beras daerah mencapai 48.548 ton. Sedangkan kebutuhan beras masyarakat sebesar
41.424 ton sehingga surplus 7.124 ton. Sementara target produksi pada 2021 ini
sebesar 82.136 ton gabah kering giling.

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kotim Hj.
Darmawati mengatakan, dengan produksi beras di daerah ini terus meningkat, maka
pemerintah kabupaten sudah seharusnya memikirkan bagaimana untuk membantu
pemasarannya, karena ini sangat disayangkan apabila pemerintah hanya mendorong
peningkatan produksinya saja tetapi tidak membantu pemasarannya.

“Saat ini masih banyak para petani yang
mengeluhkan pemasaran yang belum optimal, dan sebagian dari mereka menjual
hasil panen mereka kepada tengkulak dari luar daerah walaupun terbilang
harganya masih jauh dari yang diharapkan,” ujarnya saat dibincangi di
ruang kerjanya, Rabu (19/5).

Baca Juga :  Perlu Perda! Kendaraan Harus Berplat KH

Menurut Darmawati, kualitas gabah di
Kabupaten Kotim sangat bagus khususnya daerah selatan yang merupakan lumbung
padi. Hasil panen setiap tahunnya juga terus meningkat, maka tinggal keseriusan
pemerintah kabupaten ini untuk mengelolanya, supaya bisa menghasilkan beras
yang harganya tidak kalah bersaing dengan dari luar daerah.

“Seperti beras yang dijual dan
didatangkan dari Kalimantan Selatan, itu asalnya beras kita sini. Harganya
sangat mahal, sedangkan mereka belinya murah saja dari petani kita. Ini yang
harus jadi pemikiran daerah bagaimana kita dapat memproduksi beras
sendiri,” terangnya.

Dia mengatakan bahwa beras siam epang asal
Kabupaten Kotim, sudah diakui secara nasional, maka dari itu penting bagi
Pemkab Kotim tidak hanya mendorong masyarakat untuk bertani, tapi juga membantu
menjual hasil pertanian dengan harga yang bagus.

Baca Juga :  Saat Musim Penghujan, Seperti Ini Kondisi Jalan di Mentaya Hulu

“Setiap tahun hasil panen kita melimpah
tapi beras masih mendatangkan dari luar daerah. Ini yang harus dipemikiran oleh
pemerintah daerah saat ini,” ucapnya.

Dia menjelaskan, dulu pemerintah daerah
sempat mengarahkan pegawai dan karyawan membeli beras lokal, dan itu sangat
bagus. Seharusnya dilanjutkan sehingga petani Kotim makin bersemangat dan
sejahtera. Dia juga meminta pihak swasta juga bisa berperan membantu ini dengan
menyerap beras dari petani lokal seperti pihak perusahaan besar swasta (PBS)
yang bergerak dibidang kelapa sawit, karena saat ini ada lebih dari 50
perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah ini. Selain itu juga ada
perusahaan kehutanan, pertambangan, sektor jasa dan lainnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru