SAMPIT, PROKALTENG.CO — Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyoroti serius kesiapan daerah menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalimantan Tengah 2026.
Dewan menilai pembinaan atlet dan infrastruktur olahraga di Kotim masih jauh dari kata siap. Rapat kerja antara Komisi III DPRD, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), serta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kotim pada Senin (13/10), menjadi ajang evaluasi tajam terhadap sektor olahraga daerah.
Ketua Komisi III DPRD Kotim, Dadang H. Syamsu, menegaskan perlunya langkah nyata dalam membenahi pembinaan atlet dan fasilitas olahraga. Menurutnya, tanpa perencanaan matang dan dukungan sarana memadai, sulit berharap Kotim mampu bersaing dan meraih medali di ajang Porprov 2026.
“Kita tidak bisa bicara target medali kalau pembinaan atlet belum terstruktur, fasilitas latihan masih minim, dan Perda Keolahragaan belum dijalankan optimal. Ini harus jadi perhatian serius semua pihak,” tegas Dadang.
Ia menambahkan, hingga Oktober 2025 belum ada peta jalan pembinaan atlet yang terintegrasi antar cabang olahraga (cabor). Di lapangan, banyak cabor yang belum memiliki pelatih bersertifikat, sementara fasilitas latihan sebagian besar masih bergantung pada sekolah atau komunitas olahraga lokal.
Ketua KONI Kotim, Alexius Esliter, mengakui keterbatasan anggaran menjadi tantangan utama menjelang Porprov 2026. Ia berharap DPRD ikut mendorong percepatan implementasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2024 tentang Keolahragaan Daerah, agar pendanaan dan pembinaan bisa berjalan lebih optimal.
“Kami sangat berharap ada alokasi khusus dalam APBD agar pembinaan atlet bisa maksimal. Tanpa dukungan anggaran, sulit bagi kami membentuk tim yang tangguh,” ujarnya.
Sementara itu, Dispora Kotim menyampaikan rencana pembangunan pusat latihan terpadu di kawasan Stadion 29 November Sampit. Fasilitas tersebut diharapkan menjadi sentra pembinaan lintas cabor, namun realisasinya masih menunggu persetujuan dalam APBD 2026.
Menutup rapat, Komisi III DPRD Kotim menegaskan beberapa langkah strategis untuk memperkuat sektor olahraga daerah. Di antaranya mendorong percepatan pelaksanaan Perda Keolahragaan, mengawal alokasi anggaran pembinaan atlet dan pelatih, memastikan KONI menyusun rencana kerja berbasis target medali, serta mengusulkan program beasiswa atlet berprestasi dan pelatihan pelatih bersertifikat.
“Kami tidak ingin Kotim hanya jadi peserta pelengkap di Porprov 2026. Harus ada perubahan nyata sejak sekarang agar Kotim tampil sebagai kontingen yang disegani,” tutup Dadang. (bah)