Begini Dahsyatnya Keutamaan Salat Tarawih di Malam ke-10

KEUTAMAAN salat tarawih malam ke-10 sangat lah besar. Oleh karena itu, sebagai muslim yang taat tentu tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mendapatkan pahala yang besar tersebut.

Kita bahkan harus berupaya maksimal untuk memperoleh sebanyak mungkin pahala dan sebesar-besarnya sebagai persiapan di kehidupan akhirat nanti.

Di bulan Ramadan, salah satu ibadah yang memberikan pahala besar adalah salat tarawih yang merupakan ibadah sunah yang dilaksanakan pada malam hari selama bulan Ramadan.

Salat tarawih merupakan sunnah muakkad dan dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah, sesuai dengan contoh yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Meskipun hukumnya sunah, salat tarawih termasuk dalam sunah muakkad atau sunah yang sangat dianjurkan.

Selain anjuran untuk memperbanyak ibadah di bulan Ramadan, salat tarawih juga memiliki fadilah dan keutamaan yang sangat besar.

Keistimewaan salat tarawih juga bervariasi setiap malamnya, yang membuatnya semakin istimewa dan bernilai.

Hadis Nabi SAW tentang Salat Tarawih:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah r.a., Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadan dengan keimanan dan keikhlasan, maka diampuni dosanya yang telah berlalu”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 37 dan Muslim: 1266).

Selain itu, waktu salat tarawih sangat fleksibel, dimulai setelah salat Isya hingga sebelum Subuh.

Namun, bagi yang belum menunaikan salat Isya, tidak diizinkan untuk melaksanakan salat tarawih. Bahkan, pelaksanaan salat tarawih tersebut akan menjadi tidak sah.

Keutamaan Salat Tarawih Malam ke-10:

Allah SWT mengaruniai setiap muslim yang melakukan salat tarwih malam ke 10 dengan kebaikan dunia dan akhirat.

وفى اليلة العاشرة يرزقه الله تعالى خيرى الدنيا والآخرة

Pada malam yang ke 10, Allah SWT akan memberi rizki yang lebih bagus di dunia maupun di akhirat bagi yang Tarawih, sebagaimana disebutkan dalam kitab Durattun Nasihin yang ditulis Syekh Usman bin Ahmad Asy-Syakiri Al-Khubawi.(mg1/gus/nug/jay/jpg)

KEUTAMAAN salat tarawih malam ke-10 sangat lah besar. Oleh karena itu, sebagai muslim yang taat tentu tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mendapatkan pahala yang besar tersebut.

Kita bahkan harus berupaya maksimal untuk memperoleh sebanyak mungkin pahala dan sebesar-besarnya sebagai persiapan di kehidupan akhirat nanti.

Di bulan Ramadan, salah satu ibadah yang memberikan pahala besar adalah salat tarawih yang merupakan ibadah sunah yang dilaksanakan pada malam hari selama bulan Ramadan.

Salat tarawih merupakan sunnah muakkad dan dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah, sesuai dengan contoh yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Meskipun hukumnya sunah, salat tarawih termasuk dalam sunah muakkad atau sunah yang sangat dianjurkan.

Selain anjuran untuk memperbanyak ibadah di bulan Ramadan, salat tarawih juga memiliki fadilah dan keutamaan yang sangat besar.

Keistimewaan salat tarawih juga bervariasi setiap malamnya, yang membuatnya semakin istimewa dan bernilai.

Hadis Nabi SAW tentang Salat Tarawih:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah r.a., Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadan dengan keimanan dan keikhlasan, maka diampuni dosanya yang telah berlalu”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 37 dan Muslim: 1266).

Selain itu, waktu salat tarawih sangat fleksibel, dimulai setelah salat Isya hingga sebelum Subuh.

Namun, bagi yang belum menunaikan salat Isya, tidak diizinkan untuk melaksanakan salat tarawih. Bahkan, pelaksanaan salat tarawih tersebut akan menjadi tidak sah.

Keutamaan Salat Tarawih Malam ke-10:

Allah SWT mengaruniai setiap muslim yang melakukan salat tarwih malam ke 10 dengan kebaikan dunia dan akhirat.

وفى اليلة العاشرة يرزقه الله تعالى خيرى الدنيا والآخرة

Pada malam yang ke 10, Allah SWT akan memberi rizki yang lebih bagus di dunia maupun di akhirat bagi yang Tarawih, sebagaimana disebutkan dalam kitab Durattun Nasihin yang ditulis Syekh Usman bin Ahmad Asy-Syakiri Al-Khubawi.(mg1/gus/nug/jay/jpg)