Bulan suci Ramadan 1446 H sudah stiba, dan umat Islam di seluruh dunia bersiap menyambutnya dengan penuh suka cita.Salah satu hal penting yang harus diperhatikan sebelum menjalankan ibadah puasa adalah melafazkan niat.
Seperti yang kita ketahui, niat puasa bukan sekadar formalitas, melainkan rukun utama yang menentukan sah atau tidaknya ibadah puasa seseorang. Sementara itu, masih banyak yang masih bertanya-tanya kapan waktu yang tepat untuk melafazkan niat puasa Ramadhan dan bagaimana bacaan yang benar.
Sebagian orang juga mungkin belum mengetahui bahwa niat harus dilakukan sebelum fajar, bukan saat sahur atau setelah matahari terbit. Agar puasa kita diterima dengan sempurna, penting untuk memahami aturan niat sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap bacaan niat puasa Ramadhan beserta waktu yang tepat untuk mengucapkannya. Yuk, simak dan persiapkan diri agar ibadah di bulan penuh berkah ini berjalan lancar dan diterima oleh Allah SWT
Dikutip dari laman NU Online, berikut adalah bacaan niat puasa Ramadhan yang biasa diamalkan oleh umat Islam:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i fardhi syahri Ramadhâni hâdzihis sanati lillâhi ta’âla.
Artinya:
“Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala.”
Untuk diketahui, menurut Kementerian Agama, melafalkan niat puasa Ramadhan secara lisan adalah sunnah, sementara menetapkannya di dalam hati adalah wajib.
Dengan demikian, meskipun seseorang tidak mengucapkannya dengan suara, tetap disyaratkan untuk berniat dalam hati agar puasanya sah.
Waktu yang Dianjurkan untuk Membaca Niat
Mayoritas ulama, termasuk dalam mazhab Syafi’i, berpendapat bahwa niat puasa wajib harus dilakukan sejak malam hari hingga sebelum waktu Subuh. Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
Artinya:
“Barang siapa yang belum berniat (untuk puasa) di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka puasanya tidak sah.” (HR Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi).
Dengan demikian, umat Islam dianjurkan untuk berniat setiap malam sebelum berpuasa. Meskipun begitu, sebagian ulama berpendapat bahwa seseorang yang sudah makan sahur dengan tujuan menjalankan puasa, niatnya sudah dianggap sah.
Ya, seperti yang telah diketahui, dalam ajaran Islam, niat merupakan bagian penting dalam setiap ibadah.
Sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa setiap amal tergantung pada niatnya, dan seseorang akan memperoleh hasil sesuai dengan niat yang ia tetapkan.
Pendapat ini juga sejalan dengan pemahaman mazhab Syafi’i yang menegaskan bahwa niat adalah maksud dalam hati untuk melakukan suatu ibadah yang disertai dengan kesadaran penuh.
Oleh karena itu, niat puasa Ramadhan tidak boleh diabaikan, karena menjadi salah satu syarat sahnya puasa.(jpc)