32.3 C
Jakarta
Tuesday, April 29, 2025

Satu Dekade Berkarya, Gasrug Hidupkan Lagi Denyut Seni Rupa Lewat Pameran Pomah

PROKALTENG.CO– Suasana malam di kampung Kemasan, Gresik, tampak berbeda dari biasanya. Cahaya lampu jalan bersinar lebih terang, mengarahkan lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki menuju pameran bertajuk “Pomah” yang digelar di galeri loteng Sualoka, sebuah ruang seni di Jalan Nyi Ageng Arem-Arem Gang 3 Nomor 20, Kelurahan Pekelingan, Gresik.

Pameran ini menjadi momen istimewa bagi Gerakan Senirupa Gresik (Gasrug) yang merayakan satu dekade eksistensinya di dunia seni. “Pomah,” yang berarti pulang ke kampung halaman, menjadi tema sentral pameran ini, dengan tujuan menghidupkan kembali denyut seni rupa di tanah kelahiran.

Dewi Musdalifah, seorang pengajar sekaligus sastrawan yang menjadi penulis pameran “Pomah,” menuturkan bahwa melalui beragam karya yang dipamerkan, Gasrug ingin menunjukkan bahwa atmosfer seni rupa di Gresik tetap dinamis di tengah pesatnya perkembangan industri. “Berinteraksi dengan karya-karya ini mengajak kita untuk menyadari, memformulasikan perasaan, dan membangun gagasan baru melalui pengalaman artistik,” ungkap Dewi pada Senin (28/4).

Baca Juga :  Menciptakan Ruang Mimpi Lewat Pameran Seni Asmaraloka

Senada dengan itu, salah satu perupa Gasrug, Aris Daboel, menjelaskan makna di balik pameran ini. “Setelah berpameran di berbagai kota, kini saatnya kami pulang. Pulang ke Gresik, rumah kami. Senyaman-nyamannya tempat lain, rumah sendiri tetap yang utama,” ujarnya.

Lebih dari sekadar ajang nostalgia, pameran “Pomah” ini juga menjadi wujud rekonstruksi makna “pulang” sebagai sebuah perenungan. Gasrug tidak hanya menunjukkan eksistensinya, tetapi juga menawarkan gagasan baru yang diharapkan dapat mendorong impresi mendalam bagi perkembangan dunia seni rupa di Gresik dan wilayah sekitarnya.

Pameran “Pomah” menampilkan 18 karya dari berbagai perupa, di antaranya Aam Artbrow, Aly Waffa, Aris Daboel, A. Feri, Didik Triyoko, Joko Iwan, Kak Komang, Mujib Darjo, Mufid, Riyanto, Rachmad Basuki, Rezzo Masduki, Yoni, Sahlul Fahmi, Subeki, Sugihartono, Loyong Budi, dan Dimas Prayogo.

Baca Juga :  Batik Gedog, Kain ”Bernyawa” Masyarakat Tuban

Menariknya, pameran ini tidak hanya menarik minat pengunjung dari Gresik, tetapi juga dari berbagai kota tetangga seperti Sidoarjo, Mojokerto, hingga Pasuruan. “Hal ini membuktikan bahwa geliat seni rupa di Gresik masih memiliki daya tarik yang kuat, bahkan mampu menarik perhatian dari luar kota. Pameran ‘Pomah’ ini berlangsung mulai 26 April hingga 26 Mei 2025,” pungkasnya. (jar/han/jpg)

PROKALTENG.CO– Suasana malam di kampung Kemasan, Gresik, tampak berbeda dari biasanya. Cahaya lampu jalan bersinar lebih terang, mengarahkan lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki menuju pameran bertajuk “Pomah” yang digelar di galeri loteng Sualoka, sebuah ruang seni di Jalan Nyi Ageng Arem-Arem Gang 3 Nomor 20, Kelurahan Pekelingan, Gresik.

Pameran ini menjadi momen istimewa bagi Gerakan Senirupa Gresik (Gasrug) yang merayakan satu dekade eksistensinya di dunia seni. “Pomah,” yang berarti pulang ke kampung halaman, menjadi tema sentral pameran ini, dengan tujuan menghidupkan kembali denyut seni rupa di tanah kelahiran.

Dewi Musdalifah, seorang pengajar sekaligus sastrawan yang menjadi penulis pameran “Pomah,” menuturkan bahwa melalui beragam karya yang dipamerkan, Gasrug ingin menunjukkan bahwa atmosfer seni rupa di Gresik tetap dinamis di tengah pesatnya perkembangan industri. “Berinteraksi dengan karya-karya ini mengajak kita untuk menyadari, memformulasikan perasaan, dan membangun gagasan baru melalui pengalaman artistik,” ungkap Dewi pada Senin (28/4).

Baca Juga :  Menciptakan Ruang Mimpi Lewat Pameran Seni Asmaraloka

Senada dengan itu, salah satu perupa Gasrug, Aris Daboel, menjelaskan makna di balik pameran ini. “Setelah berpameran di berbagai kota, kini saatnya kami pulang. Pulang ke Gresik, rumah kami. Senyaman-nyamannya tempat lain, rumah sendiri tetap yang utama,” ujarnya.

Lebih dari sekadar ajang nostalgia, pameran “Pomah” ini juga menjadi wujud rekonstruksi makna “pulang” sebagai sebuah perenungan. Gasrug tidak hanya menunjukkan eksistensinya, tetapi juga menawarkan gagasan baru yang diharapkan dapat mendorong impresi mendalam bagi perkembangan dunia seni rupa di Gresik dan wilayah sekitarnya.

Pameran “Pomah” menampilkan 18 karya dari berbagai perupa, di antaranya Aam Artbrow, Aly Waffa, Aris Daboel, A. Feri, Didik Triyoko, Joko Iwan, Kak Komang, Mujib Darjo, Mufid, Riyanto, Rachmad Basuki, Rezzo Masduki, Yoni, Sahlul Fahmi, Subeki, Sugihartono, Loyong Budi, dan Dimas Prayogo.

Baca Juga :  Batik Gedog, Kain ”Bernyawa” Masyarakat Tuban

Menariknya, pameran ini tidak hanya menarik minat pengunjung dari Gresik, tetapi juga dari berbagai kota tetangga seperti Sidoarjo, Mojokerto, hingga Pasuruan. “Hal ini membuktikan bahwa geliat seni rupa di Gresik masih memiliki daya tarik yang kuat, bahkan mampu menarik perhatian dari luar kota. Pameran ‘Pomah’ ini berlangsung mulai 26 April hingga 26 Mei 2025,” pungkasnya. (jar/han/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/