26.3 C
Jakarta
Tuesday, April 15, 2025

Pameran Seni Arto.id di Palangka Raya: Tampilkan Karya Orisinal Seniman Kalimantan

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Dunia seni rupa di Kalimantan Tengah kembali bergairah dengan hadirnya Pameran Seni Arto.id  yang digelar di Galeri Lewu, Jalan Punai No.107, Kota Palangka Raya.

Pameran ini resmi dibuka pada 10 April 2025 dan akan berlangsung hingga 10 Juni 2025. Dengan tiket masuk yang dibanderol seharga Rp30.000 per orang, pengunjung dapat menikmati karya-karya seni dari pukul 10.00 hingga 22.00 setiap harinya.

Pameran ini merupakan hasil kolaborasi antara Arto.id dan Galeri Lewu yang diprakarsai oleh seniman sekaligus pendiri Badrigallery.id, Artida.id, dan Arto.id. Dia adalah Badri Hurmansyah.

Ia menyebut bahwa Arto.id adalah program roadshow pameran seni yang bertujuan untuk memperkenalkan karya seni rupa ke luar Kalimantan Selatan, tempat asal galeri utamanya.

“Arto.id ini bagian dari program galeri saya yang bersifat keliling. Tahun ini, saya hadirkan pameran tunggal dengan seluruh karya yang dipamerkan merupakan hasil lukisan saya sendiri. Tidak ada campur tangan pihak lain,” ujar Badri saat diwawancarai Prokalteng.co di lokasi pameran, Sabtu (12/4/2025).

Baca Juga :  Commissioning Art Museum Bahari Instalasi Laut Halaman Rumah, Sebuah Memoar Kesadaran Maritim

Meski pameran ini baru dibuka beberapa hari, Badri mengungkapkan bahwa setiap harinya tetap ada pengunjung yang dating. Meskipun jumlahnya masih di bawah 50 orang per hari, ia berharap antusiasme masyarakat akan terus meningkat seiring berjalannya waktu dan promosi yang lebih luas.

Dalam perjalanannya sebagai seniman, Badri mengaku mulai melukis sejak kecil. Ia adalah seniman otodidak yang kemudian melanjutkan pendidikannya di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada jurusan Penciptaan Seni Rupa. Inspirasi karya-karyanya banyak datang dari cerita-cerita rakyat dan lingkungan Kalimantan tempat ia tumbuh.

Salah satu konsep yang diusung dalam pameran ini, adalah Itah Hampahari, yang berarti “kita adalah saudara” dalam bahasa Dayak. Konsep ini menjadi filosofi dasar dalam karya-karyanya, mencerminkan hubungan erat antara manusia, alam, dan budaya lokal.

“Alam pun saya anggap sebagai saudara. Sebagai bagian dari tubuh kita,” jelas Badri.

Pameran ini juga menjadi bentuk kontribusi Badri terhadap perkembangan seni rupa di Kalimantan Tengah. Ia merasa bahwa daerah tersebut masih kekurangan fasilitas pendidikan formal seni rupa, dan pameran ini diharapkan dapat menjadi pemicu tumbuh kembangnya ekosistem seni yang lebih baik.

Baca Juga :  Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Pasutri, Pelaku Peragakan 25 Adegan

“Saya ingin Kalimantan Tengah memiliki perkembangan seni rupa yang cepat. Ini bagian dari kontribusi saya sebagai orang yang lahir dan besar di sini,” tambahnya.

Dukungan terhadap pameran ini pun datang dari Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Kalimantan Tengah yang turut mesponsori acara seremonial pembukaannya. Meski begitu, Badri berharap ke depan pemerintah dapat terus memberi ruang dan kemudahan bagi seniman untuk berkarya.

“Harapan saya, pemerintah cukup memberi jalan dan dukungan, agar kami bisa berkarya. Menurut saya, dukungan terhadap seni dan budaya di Kalteng sudah mulai baik, meskipun fasilitas masih perlu ditingkatkan,” jelasnya.

Menutup wawancara, Badri memberi pesan kepada anak-anak muda untuk lebih aktif berkarya dan tidak hanya kreatif dalam pikiran.

“Anak muda harus kreatif lewat tindakan, bukan hanya lewat ide. Sekarang banyak yang merasa kreatif, tapi belum mewujudkannya dalam karya nyata,” tutupnya. (ndo)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Dunia seni rupa di Kalimantan Tengah kembali bergairah dengan hadirnya Pameran Seni Arto.id  yang digelar di Galeri Lewu, Jalan Punai No.107, Kota Palangka Raya.

Pameran ini resmi dibuka pada 10 April 2025 dan akan berlangsung hingga 10 Juni 2025. Dengan tiket masuk yang dibanderol seharga Rp30.000 per orang, pengunjung dapat menikmati karya-karya seni dari pukul 10.00 hingga 22.00 setiap harinya.

Pameran ini merupakan hasil kolaborasi antara Arto.id dan Galeri Lewu yang diprakarsai oleh seniman sekaligus pendiri Badrigallery.id, Artida.id, dan Arto.id. Dia adalah Badri Hurmansyah.

Ia menyebut bahwa Arto.id adalah program roadshow pameran seni yang bertujuan untuk memperkenalkan karya seni rupa ke luar Kalimantan Selatan, tempat asal galeri utamanya.

“Arto.id ini bagian dari program galeri saya yang bersifat keliling. Tahun ini, saya hadirkan pameran tunggal dengan seluruh karya yang dipamerkan merupakan hasil lukisan saya sendiri. Tidak ada campur tangan pihak lain,” ujar Badri saat diwawancarai Prokalteng.co di lokasi pameran, Sabtu (12/4/2025).

Baca Juga :  Commissioning Art Museum Bahari Instalasi Laut Halaman Rumah, Sebuah Memoar Kesadaran Maritim

Meski pameran ini baru dibuka beberapa hari, Badri mengungkapkan bahwa setiap harinya tetap ada pengunjung yang dating. Meskipun jumlahnya masih di bawah 50 orang per hari, ia berharap antusiasme masyarakat akan terus meningkat seiring berjalannya waktu dan promosi yang lebih luas.

Dalam perjalanannya sebagai seniman, Badri mengaku mulai melukis sejak kecil. Ia adalah seniman otodidak yang kemudian melanjutkan pendidikannya di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada jurusan Penciptaan Seni Rupa. Inspirasi karya-karyanya banyak datang dari cerita-cerita rakyat dan lingkungan Kalimantan tempat ia tumbuh.

Salah satu konsep yang diusung dalam pameran ini, adalah Itah Hampahari, yang berarti “kita adalah saudara” dalam bahasa Dayak. Konsep ini menjadi filosofi dasar dalam karya-karyanya, mencerminkan hubungan erat antara manusia, alam, dan budaya lokal.

“Alam pun saya anggap sebagai saudara. Sebagai bagian dari tubuh kita,” jelas Badri.

Pameran ini juga menjadi bentuk kontribusi Badri terhadap perkembangan seni rupa di Kalimantan Tengah. Ia merasa bahwa daerah tersebut masih kekurangan fasilitas pendidikan formal seni rupa, dan pameran ini diharapkan dapat menjadi pemicu tumbuh kembangnya ekosistem seni yang lebih baik.

Baca Juga :  Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Pasutri, Pelaku Peragakan 25 Adegan

“Saya ingin Kalimantan Tengah memiliki perkembangan seni rupa yang cepat. Ini bagian dari kontribusi saya sebagai orang yang lahir dan besar di sini,” tambahnya.

Dukungan terhadap pameran ini pun datang dari Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Kalimantan Tengah yang turut mesponsori acara seremonial pembukaannya. Meski begitu, Badri berharap ke depan pemerintah dapat terus memberi ruang dan kemudahan bagi seniman untuk berkarya.

“Harapan saya, pemerintah cukup memberi jalan dan dukungan, agar kami bisa berkarya. Menurut saya, dukungan terhadap seni dan budaya di Kalteng sudah mulai baik, meskipun fasilitas masih perlu ditingkatkan,” jelasnya.

Menutup wawancara, Badri memberi pesan kepada anak-anak muda untuk lebih aktif berkarya dan tidak hanya kreatif dalam pikiran.

“Anak muda harus kreatif lewat tindakan, bukan hanya lewat ide. Sekarang banyak yang merasa kreatif, tapi belum mewujudkannya dalam karya nyata,” tutupnya. (ndo)

Terpopuler

Artikel Terbaru