PROKALTENG.CO
รขโฌโ Ketua Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Prof. Dr. dr. Ketut
Suastika, Sp.PD-KEMD, mengatakan, bahwa penderita diabetes perlu menjaga kadar
gula darah dengan baik sebelum melakukan vaksinasi Covid-19.
รขโฌโขรขโฌโขOrang
diabetes sebenarnya mendapat prioritas untuk vaksinasi. Mungkin lebih baik
hasilnya jika gula darahnya lebih baik. Jadi, sebaiknya dianjurkan pasiennya
untuk menjaga kadar gula darah yang baik,รขโฌโขรขโฌโข kata Prof. Suastika, seperti
dilansir dari Antara, Kamis (25/2).
Ketika
disinggung apakah ada penyandang diabetes tipe tertentu yang tidak dibolehkan
mengikuti vaksinasi, pria yang juga akrab disapa Prof. Suas itu mengatakan,
tidak ada larangan tertentu.
รขโฌโขรขโฌโขSecara
umum tidak ada larangan vaksinasi, kecuali yang sedang dengan komplikasi akut.
Masuk rumah sakit, misalnya, akibat infeksi, stroke, jantung, kegawatan
diabetes, dan lain sebagainya,รขโฌโขรขโฌโข kata Rektor Universitas Udayana, Bali, periode
2013รขโฌโ2017 itu.
Sebelumnya,
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) juga merekomendasikan
penyandang diabetes yang dapat menerima vaksin Covid-19 adalah penyandang
diabetes melitus tipe 2 terkontrol dan HbA1c < 7,5 persen.
Saat
ditanya mengenai apakah penderita diabetes yang tengah menjalani terapi insulin
akan terpengaruh ketika menjalani vaksinasi dan/atau pengobatan Covid-19, Prof.
Suastika mengatakan insulin tetap dibutuhkan, terutama bagi penyandang diabetes
yang kritis.
รขโฌโขรขโฌโขCovid
ini kalau dibagi ada ringan, sedang, berat, dan kritis. Kalau yang kritis dan
masuk rumah sakit memang tetap harus diinsulin, karena ini bisa mengendalikan
gula darah secara cepat,รขโฌโขรขโฌโข jelasnya.
Adapun
bagi mereka yang berada di fase prediabetes, utamanya pada tahap awal, maka
cukup mengubah gaya hidup. รขโฌโขรขโฌโขKami diundang Kementerian Kesehatan RI untuk ikut
merancang program untuk intervensi prediabetes melalui lifestyle. Dengan
memperbaiki pola hidup seperti diet dan olah raga, maka sebenarnya bisa
mencegah prediabetes ke diabetes. Namun, perlu diingat bahwa prediabetes ini
sudah bisa menyebabkan komplikasi,รขโฌโขรขโฌโข paparnya.
Menurut
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI pada 2019, Indonesia
menempati urutan ke 7 penderita diabetes terbanyak di dunia, dengan total 10,7
juta kasus.
Urutan
pertama ditempati Tiongkok (116,4 juta), disusul India (77 juta), Amerika
Serikat (31 juta), Pakistan (19,4 juta), Brasil (16,8 juta). dan Meksiko (12,8
juta).
Sebesar
50 persen penyandangnya di Indonesia tidak menyadari jika ternyata dirinya
terkena penyakit diabetes. Akibatnya mereka baru melakukan konsultasi dengan
dokter saat sudah terjadi komplikasi. (*)