27.3 C
Jakarta
Friday, May 3, 2024

Agar Tak seperti Abah dan Cuty yang Jadi Korban Hoaks

Si Nopal dipilih Facebook
karena sudah familier di media sosial dan pesan-pesannya mudah dipahami. Meski sudah
mendapat brief, sang kreator tetap melakukan survei agar karyanya bisa lebih dekat
dengan penonton.

 

DEBORA D. SITANGGANG, Jakarta

 

SADAR tidak, ada yang berbeda
dari unggahan Anima Si Nopal sepekan terakhir? Si Nopal tahu-tahu getol bicara soal
keamanan di media sosial (medsos).

Tapi, ini bukan karena nggak
ada hujan, nggak ada angin. Si Nopal memang sengaja karena dia sudah berkomitmen
membantu Facebook untuk memberikan edukasi.

Si Nopal menjadi salah satu
karya yang dikontrak Facebook untuk turut serta dalam kampanye terbaru mereka. Namanya
#nyamandisosmed.

Naufal Fadirurrazak, kreator
Anima Si Nopal, mengatakan agak terkejut ketika dihubungi Facebook Juni lalu dan
diundang ikut proyek mereka. Undangan tersebut bikin Naufal berpikir dulu beberapa
saat. Soalnya, belum ada pikiran bahwa Si Nopal akan dipilih jadi tokoh yang mengampanyekan
aman main medsos. Meski, Si Nopal hidup dan besar lewat medsos.

’’Awalnya kayak agak ragu-ragu,
tapi setelah lama-kelamaan dipastiin, ayolah buat proyek, akhirnya aku ikut deh,”
ungkap Naufal kepada Jawa Pos (grup Kalteng Pos) Rabu  (19/8).

Awalnya Si Nopal berangkat
dari komik setrip yang diunggah Naufal secara rutin sejak Juli 2015 di Facebook
dan Instagram. Bentuk komik setrip itu dipertahankan hingga 2017. Setelah itu, Naufal
merambah animasi dan memperkenalkan Si Nopal dalam bentuk animasi gerak yang sederhana.

Bentuk animasi tersebut
tak cuma diunggah di Facebook dan Instagram. Naufal juga memperluasnya ke YouTube
pada Oktober 2018. Pada tahun yang sama, Naufal menerbitkan komik setripnya dalam
bentuk cetak.

Naufal mengunggah video
animasinya ke YouTube setiap pekan dengan hari yang berbeda-beda. Satu animasi biasanya
dikerjakan 4–5 hari mulai menggali ide hingga eksekusi.

 

Kebetulan, kemarin hari
Rabu. Waktunya Naufal mengunggah edisi baru untuk kampanye tersebut. Dia sudah menghasilkan
dua episode dalam kerja samanya dengan Facebook.

Baca Juga :  Kisah Pedagang Pasar Kahayan, 11 Tahun Jualan, Baru Sekarang Lapak Kebanjiran

Episode pertama, Si Nopal
membahas berita palsu atau hoaks. Ceritanya, Si Nopal mau pergi ke mal bareng Abah
dan adiknya, Cute Girl alias Cuty.

Betapa kagetnya Si Nopal
karena mereka berdua malah mengenakan pakaian serba tertutup. Abah bilang, dia baru
baca berita bahwa matahari hari itu bakal merusak kulit dan menyebabkan kematian.
Si Nopal tepok jidat. Berita yang dibaca Abah ternyata hoaks.

Lewat penuturan sederhana
itu, Naufal bersama Facebook ingin mengampanyekan bagaimana pengguna internet harus
bersikap atas derasnya arus informasi palsu.

Kampanye itu bukan hal baru
sebetulnya. Tapi, tak bisa dimungkiri, masih banyak orang yang belum cukup melek
akan bahayanya misinformasi tersebut.

Menurut Karissa Sjawaldy,
public policy untuk Facebook di Indonesia, misinformasi bukan cuma perkara membagikan
berita tak benar saja. Informasi itu bisa jadi mencelakakan orang lain. Seperti
yang dialami Abah dan Cuty, mana tahu mereka justru pingsan karena memakai baju
berlebih di tengah cuaca panas.

’’Kami ingin kampanye #nyamandisosmed
ini karena sesuai yang dilakukan banyak orang saat ini,” jelas Karissa.

Sejak Covid-19 merebak,
orang-orang terbiasa melakukan kegiatan di rumah saja. Salah satu dampaknya adalah
penggunaan media sosial yang makin tinggi. Facebook pun melihat Si Nopal sebagai
sosok yang familier di medsos sehingga sesuai dengan tujuan kampanye mereka.

Tak cuma bicara soal hoaks,
mereka juga ingin berkampanye mengenai pentingnya keamanan bermedsos. Itu krusial
karena fenomena phising dan scamming yang membahayakan pengguna jika akun mereka
tak diberi proteksi ganda.

Orang bisa lebih mudah meretas
akun media sosial seseorang untuk kemudian digunakan secara tak bertanggung jawab.
Topik itu dibahas di episode Si Nopal yang meluncur kemarin.

Kampanye tentang privasi
tersebut sudah pernah digalakkan Facebook pada 2019. Bedanya, kali ini mereka menekankan
pesan bahwa media sosial itu ada di bawah kendali penggunanya.

Baca Juga :  Taman Baca Baraoi Gaungkan Semangat Eliminasi Tabir Pembatas

’’Ketika bicara bermedsos
dengan nyaman, kami berkampanye segencar mungkin. Tapi, semua kembali lagi kontrolnya
ke pengguna masing-masing,” lanjut Karissa.

Pada episode kedua, Si Nopal
menjelaskan cara mengamankan akun medsos kepada adiknya, Cuty. Naufal dan Facebook
menampilkan langkah demi langkah mengamankan akun dengan otentikasi dua faktor.
Dengan begitu, kalau ada yang mau membobol akun seseorang, akan muncul peringatan
ke e-mail dan nomor telepon orang tersebut.

Seperti biasa, Naufal menghadirkan
topik-topik mulai yang remeh-temeh hingga serius dalam kemasan yang ringan. Mudah
dipahami. Tokoh Si Nopal sendiri digambarkan sebagai sosok yang melek gadget. ’’Sebenarnya
episode-episode sebelumnya pernah pakai konsep medsos. Tokoh Ibu sama Ayah yang
diedukasi,” jelas Naufal.

Ketika mendapat tawaran
kampanye tersebut, Naufal memang sudah mendapat brief dari Facebook. Namun, seperti
kebiasaannya, Naufal tetap melakukan riset dan survei sendiri supaya karyanya bisa
lebih dekat dengan penonton dan cepat nempel di kepala mereka. Kegiatan riset dan
survei kecil-kecilan itu sudah dia lakukan sejak awal membuat Si Nopal pada 2015.

Konsep awal Si Nopal memang
slice of life. Naufal menyampaikan keresahan atau pendapatnya atas suatu kondisi
atau isu. Tapi, dia juga belajar bahwa berpendapat harus disesuaikan dengan kondisi
lingkungan sekitar, dalam hal ini medsos.

’’Karena bisa jadi aku ngerasa
begini, tapi ternyata cuma aku doang yang mikir begitu. Orang lain enggak. Ide kita
nggak ketangkap sama audiens, jadi harus banyak-banyak survei,” jelasnya.

Perkara mencari ide dan
eksekusinya pun tidak mudah. Naufal mengaku sempat buntu saat harus menyiapkan draf
untuk episode ketiga dan keempat seri #nyamandisosmed ini. Dipikir berjam-jam pun,
ide segar itu tidak juga keluar.

Justru satu hari menjelang deadline, sebelum tidur,
barulah Naufal terpikir ide untuk episode itu. Ceritanya tentang apa? Tunggu saja
episode selanjutnya Rabu depan.

Si Nopal dipilih Facebook
karena sudah familier di media sosial dan pesan-pesannya mudah dipahami. Meski sudah
mendapat brief, sang kreator tetap melakukan survei agar karyanya bisa lebih dekat
dengan penonton.

 

DEBORA D. SITANGGANG, Jakarta

 

SADAR tidak, ada yang berbeda
dari unggahan Anima Si Nopal sepekan terakhir? Si Nopal tahu-tahu getol bicara soal
keamanan di media sosial (medsos).

Tapi, ini bukan karena nggak
ada hujan, nggak ada angin. Si Nopal memang sengaja karena dia sudah berkomitmen
membantu Facebook untuk memberikan edukasi.

Si Nopal menjadi salah satu
karya yang dikontrak Facebook untuk turut serta dalam kampanye terbaru mereka. Namanya
#nyamandisosmed.

Naufal Fadirurrazak, kreator
Anima Si Nopal, mengatakan agak terkejut ketika dihubungi Facebook Juni lalu dan
diundang ikut proyek mereka. Undangan tersebut bikin Naufal berpikir dulu beberapa
saat. Soalnya, belum ada pikiran bahwa Si Nopal akan dipilih jadi tokoh yang mengampanyekan
aman main medsos. Meski, Si Nopal hidup dan besar lewat medsos.

’’Awalnya kayak agak ragu-ragu,
tapi setelah lama-kelamaan dipastiin, ayolah buat proyek, akhirnya aku ikut deh,”
ungkap Naufal kepada Jawa Pos (grup Kalteng Pos) Rabu  (19/8).

Awalnya Si Nopal berangkat
dari komik setrip yang diunggah Naufal secara rutin sejak Juli 2015 di Facebook
dan Instagram. Bentuk komik setrip itu dipertahankan hingga 2017. Setelah itu, Naufal
merambah animasi dan memperkenalkan Si Nopal dalam bentuk animasi gerak yang sederhana.

Bentuk animasi tersebut
tak cuma diunggah di Facebook dan Instagram. Naufal juga memperluasnya ke YouTube
pada Oktober 2018. Pada tahun yang sama, Naufal menerbitkan komik setripnya dalam
bentuk cetak.

Naufal mengunggah video
animasinya ke YouTube setiap pekan dengan hari yang berbeda-beda. Satu animasi biasanya
dikerjakan 4–5 hari mulai menggali ide hingga eksekusi.

 

Kebetulan, kemarin hari
Rabu. Waktunya Naufal mengunggah edisi baru untuk kampanye tersebut. Dia sudah menghasilkan
dua episode dalam kerja samanya dengan Facebook.

Baca Juga :  Kisah Pedagang Pasar Kahayan, 11 Tahun Jualan, Baru Sekarang Lapak Kebanjiran

Episode pertama, Si Nopal
membahas berita palsu atau hoaks. Ceritanya, Si Nopal mau pergi ke mal bareng Abah
dan adiknya, Cute Girl alias Cuty.

Betapa kagetnya Si Nopal
karena mereka berdua malah mengenakan pakaian serba tertutup. Abah bilang, dia baru
baca berita bahwa matahari hari itu bakal merusak kulit dan menyebabkan kematian.
Si Nopal tepok jidat. Berita yang dibaca Abah ternyata hoaks.

Lewat penuturan sederhana
itu, Naufal bersama Facebook ingin mengampanyekan bagaimana pengguna internet harus
bersikap atas derasnya arus informasi palsu.

Kampanye itu bukan hal baru
sebetulnya. Tapi, tak bisa dimungkiri, masih banyak orang yang belum cukup melek
akan bahayanya misinformasi tersebut.

Menurut Karissa Sjawaldy,
public policy untuk Facebook di Indonesia, misinformasi bukan cuma perkara membagikan
berita tak benar saja. Informasi itu bisa jadi mencelakakan orang lain. Seperti
yang dialami Abah dan Cuty, mana tahu mereka justru pingsan karena memakai baju
berlebih di tengah cuaca panas.

’’Kami ingin kampanye #nyamandisosmed
ini karena sesuai yang dilakukan banyak orang saat ini,” jelas Karissa.

Sejak Covid-19 merebak,
orang-orang terbiasa melakukan kegiatan di rumah saja. Salah satu dampaknya adalah
penggunaan media sosial yang makin tinggi. Facebook pun melihat Si Nopal sebagai
sosok yang familier di medsos sehingga sesuai dengan tujuan kampanye mereka.

Tak cuma bicara soal hoaks,
mereka juga ingin berkampanye mengenai pentingnya keamanan bermedsos. Itu krusial
karena fenomena phising dan scamming yang membahayakan pengguna jika akun mereka
tak diberi proteksi ganda.

Orang bisa lebih mudah meretas
akun media sosial seseorang untuk kemudian digunakan secara tak bertanggung jawab.
Topik itu dibahas di episode Si Nopal yang meluncur kemarin.

Kampanye tentang privasi
tersebut sudah pernah digalakkan Facebook pada 2019. Bedanya, kali ini mereka menekankan
pesan bahwa media sosial itu ada di bawah kendali penggunanya.

Baca Juga :  Taman Baca Baraoi Gaungkan Semangat Eliminasi Tabir Pembatas

’’Ketika bicara bermedsos
dengan nyaman, kami berkampanye segencar mungkin. Tapi, semua kembali lagi kontrolnya
ke pengguna masing-masing,” lanjut Karissa.

Pada episode kedua, Si Nopal
menjelaskan cara mengamankan akun medsos kepada adiknya, Cuty. Naufal dan Facebook
menampilkan langkah demi langkah mengamankan akun dengan otentikasi dua faktor.
Dengan begitu, kalau ada yang mau membobol akun seseorang, akan muncul peringatan
ke e-mail dan nomor telepon orang tersebut.

Seperti biasa, Naufal menghadirkan
topik-topik mulai yang remeh-temeh hingga serius dalam kemasan yang ringan. Mudah
dipahami. Tokoh Si Nopal sendiri digambarkan sebagai sosok yang melek gadget. ’’Sebenarnya
episode-episode sebelumnya pernah pakai konsep medsos. Tokoh Ibu sama Ayah yang
diedukasi,” jelas Naufal.

Ketika mendapat tawaran
kampanye tersebut, Naufal memang sudah mendapat brief dari Facebook. Namun, seperti
kebiasaannya, Naufal tetap melakukan riset dan survei sendiri supaya karyanya bisa
lebih dekat dengan penonton dan cepat nempel di kepala mereka. Kegiatan riset dan
survei kecil-kecilan itu sudah dia lakukan sejak awal membuat Si Nopal pada 2015.

Konsep awal Si Nopal memang
slice of life. Naufal menyampaikan keresahan atau pendapatnya atas suatu kondisi
atau isu. Tapi, dia juga belajar bahwa berpendapat harus disesuaikan dengan kondisi
lingkungan sekitar, dalam hal ini medsos.

’’Karena bisa jadi aku ngerasa
begini, tapi ternyata cuma aku doang yang mikir begitu. Orang lain enggak. Ide kita
nggak ketangkap sama audiens, jadi harus banyak-banyak survei,” jelasnya.

Perkara mencari ide dan
eksekusinya pun tidak mudah. Naufal mengaku sempat buntu saat harus menyiapkan draf
untuk episode ketiga dan keempat seri #nyamandisosmed ini. Dipikir berjam-jam pun,
ide segar itu tidak juga keluar.

Justru satu hari menjelang deadline, sebelum tidur,
barulah Naufal terpikir ide untuk episode itu. Ceritanya tentang apa? Tunggu saja
episode selanjutnya Rabu depan.

Terpopuler

Artikel Terbaru