29.7 C
Jakarta
Monday, December 23, 2024

Miris, Dokter dan Perawat Pasien COVID-19 Dilarang Pulang oleh Tetangg

JAKARTA– Kabar menyedihkan disampaikan Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI). Mereka mengemukakan, sejak Minggu (22/3) sudah terjadi
penolakan terhadap dokter dan perawat pasien COVID-19 oleh tetangga di
lingkungan domisili tinggal mereka. Ini terjadi di wilayah Jakarta Timur.

“Laporan ini kami terima pada
Minggu (22/3) lalu. Tidak hanya perawat tapi juga dokter di Rumah Sakit Umum
Pusat (RSUP) Persahabatan,” kata Ketua Umum PPNI Harif Fadhilah yang dihubungi
kantor berita Antara di Jakarta, Rabu pagi.

Karena tak bisa pulang, pahlawan
medis ini terpaksa ditampung sementara di salah satu gedung RSUP Persahabatan
sebagai tempat tinggal sementara mereka.

Harif tidak menyebut jumlah
dokter yang perawat yang mengalami kondisi tidak adil itu. Namun kejadian ini
dipastikan baru diketahui terjadi di lingkungan RSUP Persahabatan, Pulogadung,
Jakarta Timur.

Baca Juga :  LPSK Tanggung Seluruh Biaya Pengobatan Wiranto

“Saya baru mendapatkan laporan di
RSUP Persahabatan saja. Domisili mereka tinggal ada di sekitar RSUP
Persahabatan, di sekitar Jakarta Timur,” katanya.

Penolakan itu dilakukan
masyarakat karena khawatir tertular virus corona (COVID-19).

Sebagai wadah perkumpulan
perawat, kata dia, PPNI mulai melakukan advokasi terhadap nasib tenaga medis
yang kini mengalami kesulitan kembali ke kosan serta rumah mereka akibat
penolakan tersebut.

Harif mengatakan, tindakan
masyarakat yang menolak kehadiran dokter maupun perawat COVID-19 adalah
tindakan yang berlebihan.

“Justru sebenarnya masyarakat
harus merasa beruntung ada perawat tinggal dekat tempat tinggal mereka. Tenaga
medis ini lebih tahu karakteristik COVID-19 dibandingkan masyarakat awam,”
katanya.

Bahkan tenaga medis tersebut bisa
menjadi tempat bertanya dan konsultasi terkait bahaya penyakit di lingkungan
mereka.

Baca Juga :  Pendaftaran CPNS 2022 Dimulai Besok, Ini Link dan Instansi yang Membuka

“Kita mendengar ada upaya dari
RSUP Persahabatan sedang mencarikan tempat. Sekarang saya coba hubungi PPNI
daerah untuk advokasi ini,” katanya. 

JAKARTA– Kabar menyedihkan disampaikan Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI). Mereka mengemukakan, sejak Minggu (22/3) sudah terjadi
penolakan terhadap dokter dan perawat pasien COVID-19 oleh tetangga di
lingkungan domisili tinggal mereka. Ini terjadi di wilayah Jakarta Timur.

“Laporan ini kami terima pada
Minggu (22/3) lalu. Tidak hanya perawat tapi juga dokter di Rumah Sakit Umum
Pusat (RSUP) Persahabatan,” kata Ketua Umum PPNI Harif Fadhilah yang dihubungi
kantor berita Antara di Jakarta, Rabu pagi.

Karena tak bisa pulang, pahlawan
medis ini terpaksa ditampung sementara di salah satu gedung RSUP Persahabatan
sebagai tempat tinggal sementara mereka.

Harif tidak menyebut jumlah
dokter yang perawat yang mengalami kondisi tidak adil itu. Namun kejadian ini
dipastikan baru diketahui terjadi di lingkungan RSUP Persahabatan, Pulogadung,
Jakarta Timur.

Baca Juga :  LPSK Tanggung Seluruh Biaya Pengobatan Wiranto

“Saya baru mendapatkan laporan di
RSUP Persahabatan saja. Domisili mereka tinggal ada di sekitar RSUP
Persahabatan, di sekitar Jakarta Timur,” katanya.

Penolakan itu dilakukan
masyarakat karena khawatir tertular virus corona (COVID-19).

Sebagai wadah perkumpulan
perawat, kata dia, PPNI mulai melakukan advokasi terhadap nasib tenaga medis
yang kini mengalami kesulitan kembali ke kosan serta rumah mereka akibat
penolakan tersebut.

Harif mengatakan, tindakan
masyarakat yang menolak kehadiran dokter maupun perawat COVID-19 adalah
tindakan yang berlebihan.

“Justru sebenarnya masyarakat
harus merasa beruntung ada perawat tinggal dekat tempat tinggal mereka. Tenaga
medis ini lebih tahu karakteristik COVID-19 dibandingkan masyarakat awam,”
katanya.

Bahkan tenaga medis tersebut bisa
menjadi tempat bertanya dan konsultasi terkait bahaya penyakit di lingkungan
mereka.

Baca Juga :  Pendaftaran CPNS 2022 Dimulai Besok, Ini Link dan Instansi yang Membuka

“Kita mendengar ada upaya dari
RSUP Persahabatan sedang mencarikan tempat. Sekarang saya coba hubungi PPNI
daerah untuk advokasi ini,” katanya. 

Terpopuler

Artikel Terbaru