27.8 C
Jakarta
Monday, December 30, 2024

Terkendali, Boleh Menyelenggarakan Aktivitas Ibadah

PALANGKA
RAYA
-Dalam
rangka mendukung kampanye pemerintah yang meminta meniadakan kegiatan yang bersifat
mengumpulkan massa dan mengurangi kontak fisik, maka pelaksanaan Musabaqah
Tilawatil Quran (MTQ) yang dijadwalkan berlangsung 24-29 Maret di Buntok
ditunda. Agenda tahunan yang diikuti seluruh kafilah kabupaten/kota se-Kalteng
ini ditundur sampai batas waktu yang belum dapat ditentukan.

Ketua Gugus Tugas
Pencegahan dan Penanganganan Covid-19 Pemprov Kalteng Leonard S Ampung. Sesuai
surat keputusan (SK), penundaan ditetapkan pada Kamis (19/3). Alasan penundaan
ini lantaran kegiatan ini menghadirkan orang banyak.

Sementara itu,
berkenaan dengan kegiatan di tempat ibadah, Leonard menuturkan, pemerintah tidak
memberi larangan bagi penganut agama apa pun untuk tetap melaksanakan ibadah.
Tempat ibadah tetap terbuka bagi siapa pun yang hendak beribadah. Baik itu salat
Jumat maupun ibadah Minggu bagi umat nasrani.

“Kami bukan melarang, tapi
mengeluarkan imbauan untuk menghindari kerumunan massa. Ini bisa disikapi. Jika
tetap mau dilaksanakan, tidak masalah. Apabila bisa beribadah di rumah, ya silakan
beribadah di rumah, untuk agama apa pun. Lagian Kalteng masih masuk zona hijau
alias belum terpapar corona,” tegasnya.

Terpisah, Ketua Majelis
Ulama Indonesia (MUI) Kalteng KH Anwar Isa mengatakan, MUI pusat sudah
mengeluarkan fatwa berkenaan dengan ibadah. Salah satu poinnya, dalam kondisi
penyebaran Covid-19 tidak terkendali di suatu kawasan yang mengancam jiwa, maka
umat Islam tidak boleh menyelenggarakan salat Jumat di kawasan tersebut, sampai
keadaan menjadi normal kembali. Wajib mengganti dengan salat Zuhur di rumah
masing-masing.

Baca Juga :  Jumlah TPS se-Kalteng Berkurang setelah Coklit

Tetapi dalam kondisi
penyebaran Covid-19 terkendali, seperti di Kalteng, umat Islam wajib
menyelenggarakan salat Jumat dan boleh menyelenggarakan aktivitas ibadah yang
melibatkan orang banyak.

“Imbauan dari kami,
kepada daerah-daerah yang terkendali peredaran Covid-19, silakan menunaikan kewajiban
salat Jumat. Begitu pun dengan salat berjemaah lain. Bahkan acara-acara
keagamaan lain sebisa mungkin diiringi dengan zikir dan doa agar kondisi seperti
saat ini cepat berakhir,” ungkapnya kepada Kalteng Pos.

Anwar menuturkan,
sampai saat ini belum ada masjid yang menyatakan tidak melaksanakan salat
Jumat. Keadaan ini boleh diserahkan kepada pengurus masjid masing-masing,
melaksanakan salat Jumat atau tidak.

Sementara itu, Ketua
Pengurus Masjid Raya Darussalam Palangka Raya, Khairil Anwar mengatakan, Masjid
Raya Darussalam tetap melaksanakan ibadah salat Jumat. Pihaknya juga
memperbanyak istigfar, doa tolak balak, dan kemungkinan melaksanakan qunut
nazilah.

Baca Juga :  RSJ Kalawa Atei Siap Lakukan Pemeriksaan Tersangka Pembakar Lahan

“Kami tetap
melaskanakan salat Jumat dengan tambahan doa-doa,” ungkapnya.

Salah satu pengurus
Masjid Raya Darussalam, H Muhdiansyah menambahkan, salat berjemaah lima waktu
tetap dilaksanakan sebagaimana biasa. Begitu pun dengan salat Jumat.

“Untuk pelaksanaan
salat Jumat besok (hari ini, red) pelaksanaannya tetap seperti biasa. Hanya
cara bersalaman selesai salat yang kami jaga, sebagai bentuk antisipasi
sekaligus memutus rantai penyebaran virus corona. Cukup dengan mengucap salam
tanpa bersentuh tangan, itu sudah lebih dari cukup” jelas mantan Kepala
Rupbasan Kota Palangka Raya tersebut, Kamis (19/3).

Masjid Raya Darussalam
sebelumnya juga menggunakan hand sanitizer dan antiseptik, tapi tak jarang
kehabisan, karena tak sedikit jemaah yang melaksanakan salat. Untuk mengatasi
itu, sementara waktu pengurus masjid menyiapkan sabun cair sebagai antiseptik.

“Insyaallah untuk
pelaksanaan salat Jumat sudah tersedia. Kami kehabisan hand sanitizer dan
antiseptik dua hari ini,” tutur Muhdiansyah.

Di Masjid Nurul Islam, Fadillah selaku salah
satu pengurus mengatakan, pelaksanaan salat Jumat tetap dilaksanakan di masjit
itu. Pihaknya juga sempat mendapat sumbangan dua botol hand sanitizer atau antiseptik
yang dipergunakan oleh jemaah sebelum memasuki masjid. Namun, kini antiseptik
itu telah habis.

PALANGKA
RAYA
-Dalam
rangka mendukung kampanye pemerintah yang meminta meniadakan kegiatan yang bersifat
mengumpulkan massa dan mengurangi kontak fisik, maka pelaksanaan Musabaqah
Tilawatil Quran (MTQ) yang dijadwalkan berlangsung 24-29 Maret di Buntok
ditunda. Agenda tahunan yang diikuti seluruh kafilah kabupaten/kota se-Kalteng
ini ditundur sampai batas waktu yang belum dapat ditentukan.

Ketua Gugus Tugas
Pencegahan dan Penanganganan Covid-19 Pemprov Kalteng Leonard S Ampung. Sesuai
surat keputusan (SK), penundaan ditetapkan pada Kamis (19/3). Alasan penundaan
ini lantaran kegiatan ini menghadirkan orang banyak.

Sementara itu,
berkenaan dengan kegiatan di tempat ibadah, Leonard menuturkan, pemerintah tidak
memberi larangan bagi penganut agama apa pun untuk tetap melaksanakan ibadah.
Tempat ibadah tetap terbuka bagi siapa pun yang hendak beribadah. Baik itu salat
Jumat maupun ibadah Minggu bagi umat nasrani.

“Kami bukan melarang, tapi
mengeluarkan imbauan untuk menghindari kerumunan massa. Ini bisa disikapi. Jika
tetap mau dilaksanakan, tidak masalah. Apabila bisa beribadah di rumah, ya silakan
beribadah di rumah, untuk agama apa pun. Lagian Kalteng masih masuk zona hijau
alias belum terpapar corona,” tegasnya.

Terpisah, Ketua Majelis
Ulama Indonesia (MUI) Kalteng KH Anwar Isa mengatakan, MUI pusat sudah
mengeluarkan fatwa berkenaan dengan ibadah. Salah satu poinnya, dalam kondisi
penyebaran Covid-19 tidak terkendali di suatu kawasan yang mengancam jiwa, maka
umat Islam tidak boleh menyelenggarakan salat Jumat di kawasan tersebut, sampai
keadaan menjadi normal kembali. Wajib mengganti dengan salat Zuhur di rumah
masing-masing.

Baca Juga :  Jumlah TPS se-Kalteng Berkurang setelah Coklit

Tetapi dalam kondisi
penyebaran Covid-19 terkendali, seperti di Kalteng, umat Islam wajib
menyelenggarakan salat Jumat dan boleh menyelenggarakan aktivitas ibadah yang
melibatkan orang banyak.

“Imbauan dari kami,
kepada daerah-daerah yang terkendali peredaran Covid-19, silakan menunaikan kewajiban
salat Jumat. Begitu pun dengan salat berjemaah lain. Bahkan acara-acara
keagamaan lain sebisa mungkin diiringi dengan zikir dan doa agar kondisi seperti
saat ini cepat berakhir,” ungkapnya kepada Kalteng Pos.

Anwar menuturkan,
sampai saat ini belum ada masjid yang menyatakan tidak melaksanakan salat
Jumat. Keadaan ini boleh diserahkan kepada pengurus masjid masing-masing,
melaksanakan salat Jumat atau tidak.

Sementara itu, Ketua
Pengurus Masjid Raya Darussalam Palangka Raya, Khairil Anwar mengatakan, Masjid
Raya Darussalam tetap melaksanakan ibadah salat Jumat. Pihaknya juga
memperbanyak istigfar, doa tolak balak, dan kemungkinan melaksanakan qunut
nazilah.

Baca Juga :  RSJ Kalawa Atei Siap Lakukan Pemeriksaan Tersangka Pembakar Lahan

“Kami tetap
melaskanakan salat Jumat dengan tambahan doa-doa,” ungkapnya.

Salah satu pengurus
Masjid Raya Darussalam, H Muhdiansyah menambahkan, salat berjemaah lima waktu
tetap dilaksanakan sebagaimana biasa. Begitu pun dengan salat Jumat.

“Untuk pelaksanaan
salat Jumat besok (hari ini, red) pelaksanaannya tetap seperti biasa. Hanya
cara bersalaman selesai salat yang kami jaga, sebagai bentuk antisipasi
sekaligus memutus rantai penyebaran virus corona. Cukup dengan mengucap salam
tanpa bersentuh tangan, itu sudah lebih dari cukup” jelas mantan Kepala
Rupbasan Kota Palangka Raya tersebut, Kamis (19/3).

Masjid Raya Darussalam
sebelumnya juga menggunakan hand sanitizer dan antiseptik, tapi tak jarang
kehabisan, karena tak sedikit jemaah yang melaksanakan salat. Untuk mengatasi
itu, sementara waktu pengurus masjid menyiapkan sabun cair sebagai antiseptik.

“Insyaallah untuk
pelaksanaan salat Jumat sudah tersedia. Kami kehabisan hand sanitizer dan
antiseptik dua hari ini,” tutur Muhdiansyah.

Di Masjid Nurul Islam, Fadillah selaku salah
satu pengurus mengatakan, pelaksanaan salat Jumat tetap dilaksanakan di masjit
itu. Pihaknya juga sempat mendapat sumbangan dua botol hand sanitizer atau antiseptik
yang dipergunakan oleh jemaah sebelum memasuki masjid. Namun, kini antiseptik
itu telah habis.

Terpopuler

Artikel Terbaru