Timor Leste masih belum mendapat jawaban atau kepastian apakah Indonesia bisa membantu menyediakan tempat karantina untuk warga mereka yang akan dipulangkan dari Wuhan, Tiongkok. Sebelumnya ada keinginan Timor Leste untuk menjadikan Bali sebagai tempat karantina. Dan atau Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menanggapi hal itu, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan R Vensya Sitohang menjelaskan hingga saat ini permintaan Timor Leste masih belum dapat dipastikan oleh pemerintah Indonesia. Kemenkes masih fokus menangani 238 WNI dari Wuhan, Tiongkok, yang saat ini sedang dikarantina di Natuna.
“Nanti ya (soal Timor Leste), apakah di NTT, itu nanti pemerintah yang akan menjawab,†kata Vensya kepada wartawan, Jumat (8/2).
Menurutnya jumlah warga Timor Leste yang akan dipulangkan dari Wuhan, Tiongkok, hanya sedikit. Dan, sebenarnya itu bisa dilakukan secara mandiri oleh Timor Leste.
“Kalau ada negara tetangga, mau minta tempat penempatan observasi karantina, sepanjang yang kami tahu jumlah warga negara Timor Leste yang akan dipulangkan jumlahnya sedikit (17 orang),†jelasnya.
Berdasar itu, bisa dilakukan cukup dengan menyewa atau carter pesawat. Sehingga disesuaikan dengan jumlah yang diangkut.
“Beda sama kita. Kalau kita kan cukup banyak. Makanya harus pesawat berbadan lebar. Landing-nya juga harus disesuaikan. Secara teknis bisa kita bayangkan kalau pesawat kecil dicarter bisa landing di Timor Leste,†tuturnya.
Sebelumnya Timor Leste meminta bantuan Indonesia untuk menyediakam tempat karantina bagi 17 warganya yang akan dipulangkan dari Wuhan, Tiongkok. Namun, kabar terakhir Bali menolak dijadikan sebagai tempat karantina untuk warga Timor Leste.(jpc)