PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Sugiyarto, menilai program bantuan subsidi rumah untuk guru masih belum optimal. Dari seribu unit yang disiapkan, data sementara menunjukkan baru 127 unit yang terealisasi.
“Untuk bantuan rumah, program rumah guru ini baru terdata 127. Artinya masih jauh. Ini mungkin tidak akan terserap untuk seribu rumah guru,” ujarnya, baru-baru ini dilansir dari Kalteng Pos.
Ia menjelaskan, rendahnya serapan disebabkan kurangnya sosialisasi kepada para guru, terutama di wilayah kabupaten/kota. Banyak guru belum mengetahui prosedur maupun alur pengajuan bantuan.
“Ini yang perlu sosialisasi kepada para guru di daerah. Kenapa tidak terserap? Karena mungkin sosialisasinya kurang atau di daerah tidak ada pengembang,” terangnya.
Sugiyarto menambahkan, mekanisme bantuan dilakukan melalui pengembang. Guru harus mengambil kredit perumahan terlebih dahulu dan melanjutkan pembayaran angsuran melalui skema yang tersedia. Kondisi ini cukup menyulitkan terutama bagi guru yang berada di daerah tanpa akses perbankan seperti BTN.
Ia menegaskan, program subsidi rumah ini terbuka bagi seluruh guru di Kalteng, baik negeri maupun swasta, termasuk guru SD, SMP, SLTA hingga SLB.
“Ini untuk semua guru yang punya SK, termasuk guru swasta juga bisa. Yang penting warga Kalimantan Tengah dan memiliki SK guru,” tegasnya. (*afa/ans)
PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Sugiyarto, menilai program bantuan subsidi rumah untuk guru masih belum optimal. Dari seribu unit yang disiapkan, data sementara menunjukkan baru 127 unit yang terealisasi.
“Untuk bantuan rumah, program rumah guru ini baru terdata 127. Artinya masih jauh. Ini mungkin tidak akan terserap untuk seribu rumah guru,” ujarnya, baru-baru ini dilansir dari Kalteng Pos.
Ia menjelaskan, rendahnya serapan disebabkan kurangnya sosialisasi kepada para guru, terutama di wilayah kabupaten/kota. Banyak guru belum mengetahui prosedur maupun alur pengajuan bantuan.
“Ini yang perlu sosialisasi kepada para guru di daerah. Kenapa tidak terserap? Karena mungkin sosialisasinya kurang atau di daerah tidak ada pengembang,” terangnya.
Sugiyarto menambahkan, mekanisme bantuan dilakukan melalui pengembang. Guru harus mengambil kredit perumahan terlebih dahulu dan melanjutkan pembayaran angsuran melalui skema yang tersedia. Kondisi ini cukup menyulitkan terutama bagi guru yang berada di daerah tanpa akses perbankan seperti BTN.
Ia menegaskan, program subsidi rumah ini terbuka bagi seluruh guru di Kalteng, baik negeri maupun swasta, termasuk guru SD, SMP, SLTA hingga SLB.
“Ini untuk semua guru yang punya SK, termasuk guru swasta juga bisa. Yang penting warga Kalimantan Tengah dan memiliki SK guru,” tegasnya. (*afa/ans)