27.9 C
Jakarta
Friday, November 7, 2025

Delapan Dekade Hari Listrik Nasional, PLN Optimistis Elektrifikasi Desa Rampung 2027

PROKALTENG.CO – Listrik adalah cahaya pertama yang menyalakan harapan. Ia bukan sekadar arus yang merambat di kabel-kabel, melainkan pintu menuju segala kemungkinan. Ada banyak cerita di balik terang itu, termasuk cerita yang mungkin luput dari pandangan kita, bagaimana PLN UID Kalselteng menembus hutan lebat, melintasi sungai yang tak selalu jinak, hingga menjangkau desa-desa yang namanya bahkan tak tercatat di peta.

Dalam momentum delapan dekade Hari Listrik Nasional, semangat menghadirkan terang hingga pelosok negeri terus menyala, seiring optimisme PLN menuntaskan elektrifikasi desa pada 2027.

Iwan Soelistijono, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (UID Kalselteng), paham benar dengan kondisi geografis di kedua provinsi tersebut.

“Ada desa yang hanya bisa dicapai lewat jalur sungai, ada pula yang terhimpit hutan lebat sehingga menyulitkan suplai material. Tak jarang, izin dan proses administrasi membuat langkah tertunda,” kata Iwan.

Menghadapi tantangan geografis dan birokrasi, Iwan menganggap semua itu sebagai ekspedisi menuju tujuan mulia yakni menerangi pelosok negeri. Baginya, membangun listrik di Kalimantan bukan semata perkara teknis. Birokrasi lintas instansi wajib dilalui, apalagi ketika jaringan harus melintasi hutan lindung atau lahan industri.

Baca Juga :  PLN dan Borneo Indobara Sepakat Listrikkan Tambang, Ternyata Ini Tujuan Besarnya

“Setiap wilayah punya cerita, dan setiap cerita harus kita jawab dengan solusi. Oleh karena itu, sinergi dengan pemerintah daerah wajib kita jalani,” tambahnya.

Hasilnya, angka elektrifikasi terus bergerak naik. Di Kalimantan Selatan, rasio desa berlistrik sudah mencapai 99,36 persen, sementara di Kalimantan Tengah mencapai 83,39 persen.

“PLN UID Kalselteng menargetkan program listrik desa tuntas pada 2027, dengan target khusus tahun 2025 ini membangun jaringan listrik di 10 desa di Kalimantan Selatan dan 7 desa di Kalimantan Tengah,” jelas Iwan.

Kolaborasi ini mendapat sambutan positif dari Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, Fathimatuzzahra, S.Hut., M.P. Ia mengapresiasi langkah PLN dalam program listrik desa dan menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur kelistrikan merupakan mandat pemerintah pusat yang perlu didukung oleh semua pihak, termasuk sektor kehutanan.

“Listrik ini adalah wujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang secara langsung akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Fathimatuzzahra.

Ia menambahkan, sinergi antara sektor kelistrikan dan kehutanan akan semakin kuat, sehingga pembangunan jaringan listrik dapat berjalan secara legal, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.

Baca Juga :  Dorong UMKM Sukses di Pasar Global, PLN Beri Pelatihan Ekspor

“Kami optimistis kolaborasi ini menjadi contoh nyata bahwa pembangunan energi dan pelestarian alam bisa berjalan seiring,” ujarnya.

Keberhasilan PLN dalam membangun listrik desa juga mendapat apresiasi dari para pemimpin daerah. Bupati Murung Raya, Heriyus Midel Yoseph, S.E., menyampaikan rasa syukur atas sinergi yang terjalin antara pemerintah daerah, PLN, Kementerian ESDM, dan seluruh pihak yang mendukung.

“Atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Murung Raya, saya mengucapkan terima kasih kepada PLN UID Kalselteng atas terealisasinya penyambungan listrik desa ini. Ini adalah mimpi panjang masyarakat yang akhirnya terwujud,” kata Heriyus.

Delapan dekade Hari Listrik Nasional menjadi pengingat bahwa listrik bukan sekadar energi, melainkan simbol pemerataan, kemajuan, dan harapan. Dengan kolaborasi lintas sektor yang kuat bersama pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan, PLN UID Kalselteng terus menapaki langkah menuju 100 persen elektrifikasi desa pada 2027, saat setiap pelosok Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah bersatu dalam satu cahaya, terang untuk Indonesia. (tim)

PROKALTENG.CO – Listrik adalah cahaya pertama yang menyalakan harapan. Ia bukan sekadar arus yang merambat di kabel-kabel, melainkan pintu menuju segala kemungkinan. Ada banyak cerita di balik terang itu, termasuk cerita yang mungkin luput dari pandangan kita, bagaimana PLN UID Kalselteng menembus hutan lebat, melintasi sungai yang tak selalu jinak, hingga menjangkau desa-desa yang namanya bahkan tak tercatat di peta.

Dalam momentum delapan dekade Hari Listrik Nasional, semangat menghadirkan terang hingga pelosok negeri terus menyala, seiring optimisme PLN menuntaskan elektrifikasi desa pada 2027.

Iwan Soelistijono, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (UID Kalselteng), paham benar dengan kondisi geografis di kedua provinsi tersebut.

“Ada desa yang hanya bisa dicapai lewat jalur sungai, ada pula yang terhimpit hutan lebat sehingga menyulitkan suplai material. Tak jarang, izin dan proses administrasi membuat langkah tertunda,” kata Iwan.

Menghadapi tantangan geografis dan birokrasi, Iwan menganggap semua itu sebagai ekspedisi menuju tujuan mulia yakni menerangi pelosok negeri. Baginya, membangun listrik di Kalimantan bukan semata perkara teknis. Birokrasi lintas instansi wajib dilalui, apalagi ketika jaringan harus melintasi hutan lindung atau lahan industri.

Baca Juga :  PLN dan Borneo Indobara Sepakat Listrikkan Tambang, Ternyata Ini Tujuan Besarnya

“Setiap wilayah punya cerita, dan setiap cerita harus kita jawab dengan solusi. Oleh karena itu, sinergi dengan pemerintah daerah wajib kita jalani,” tambahnya.

Hasilnya, angka elektrifikasi terus bergerak naik. Di Kalimantan Selatan, rasio desa berlistrik sudah mencapai 99,36 persen, sementara di Kalimantan Tengah mencapai 83,39 persen.

“PLN UID Kalselteng menargetkan program listrik desa tuntas pada 2027, dengan target khusus tahun 2025 ini membangun jaringan listrik di 10 desa di Kalimantan Selatan dan 7 desa di Kalimantan Tengah,” jelas Iwan.

Kolaborasi ini mendapat sambutan positif dari Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, Fathimatuzzahra, S.Hut., M.P. Ia mengapresiasi langkah PLN dalam program listrik desa dan menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur kelistrikan merupakan mandat pemerintah pusat yang perlu didukung oleh semua pihak, termasuk sektor kehutanan.

“Listrik ini adalah wujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang secara langsung akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Fathimatuzzahra.

Ia menambahkan, sinergi antara sektor kelistrikan dan kehutanan akan semakin kuat, sehingga pembangunan jaringan listrik dapat berjalan secara legal, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.

Baca Juga :  Dorong UMKM Sukses di Pasar Global, PLN Beri Pelatihan Ekspor

“Kami optimistis kolaborasi ini menjadi contoh nyata bahwa pembangunan energi dan pelestarian alam bisa berjalan seiring,” ujarnya.

Keberhasilan PLN dalam membangun listrik desa juga mendapat apresiasi dari para pemimpin daerah. Bupati Murung Raya, Heriyus Midel Yoseph, S.E., menyampaikan rasa syukur atas sinergi yang terjalin antara pemerintah daerah, PLN, Kementerian ESDM, dan seluruh pihak yang mendukung.

“Atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Murung Raya, saya mengucapkan terima kasih kepada PLN UID Kalselteng atas terealisasinya penyambungan listrik desa ini. Ini adalah mimpi panjang masyarakat yang akhirnya terwujud,” kata Heriyus.

Delapan dekade Hari Listrik Nasional menjadi pengingat bahwa listrik bukan sekadar energi, melainkan simbol pemerataan, kemajuan, dan harapan. Dengan kolaborasi lintas sektor yang kuat bersama pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan, PLN UID Kalselteng terus menapaki langkah menuju 100 persen elektrifikasi desa pada 2027, saat setiap pelosok Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah bersatu dalam satu cahaya, terang untuk Indonesia. (tim)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/