PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali memanaskan mesin ekonomi digital lewat gelaran Borneo Decafest dan Pesona Tambun Bungai 2025, yang akan digelar di Duta Mall Palangka Raya pada 24–25 Oktober mendatang.
Ajang ini jadi langkah nyata BI Kalteng untuk mempercepat transformasi ekonomi digital sekaligus memperkuat peran UMKM dan ekonomi kreatif di Bumi Tambun Bungai.
Kepala KPwBI Kalteng Yuliansyah Andrias menegaskan, Borneo Decafest bukan sekadar festival hiburan, melainkan wadah kolaborasi antara BI, pemerintah daerah, dan pelaku usaha untuk membangun kemandirian ekonomi melalui inovasi digital.
“Kami ingin menghadirkan gerakan nyata yang memberi dampak langsung bagi pelaku UMKM dan masyarakat, terutama dalam mengadopsi teknologi digital,” ujarnya saat temu media di Executive Lounge KPwBI Kalteng, Selasa (21/10).
Yuliansyah menjelaskan, dalam ajang tersebut BI Kalteng akan memperkenalkan QRIS Tap, inovasi baru yang memungkinkan transaksi cukup dengan menempelkan kartu atau perangkat ke mesin pembayaran. Teknologi ini diharapkan mempercepat perluasan pembayaran digital di Kalimantan Tengah.
Tak hanya itu, Borneo Decafest juga akan menampilkan peluncuran aplikasi Huma Betang, showcase produk unggulan daerah, serta berbagai talk show inspiratif seperti Shefinance, Wastra Talks, dan Gen Z Shield yang membahas penguatan literasi keuangan dan peran perempuan dalam ekonomi kreatif.
Suasana festival bakal makin meriah dengan berbagai hiburan, mulai dari pertunjukan teater, kompetisi Kalteng Next Top Voice, hingga acara puncak Hadari Kahayan Color Run 6K yang digelar pada 1 November di Stadion Sanaman Mantikei Palangka Raya.
“Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, BI bersama pemerintah daerah berkomitmen memperkuat peran ekonomi kreatif sebagai motor penggerak pembangunan Kalimantan Tengah,” tegas Yuliansyah.
Acara ini juga menjadi bagian dari strategi BI Kalteng untuk memperluas ekosistem ekonomi kreatif digital, sekaligus menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah tak lagi hanya bergantung pada sektor konvensional, tetapi juga pada kreativitas dan inovasi digital masyarakatnya. (pri)