PROKALTENG.CO – Perkembangan teknologi yang serba cepat ternyata membawa dampak besar terhadap cara hidup generasi muda, khususnya Generasi Z.
Di tengah kemudahan digital, banyak kebiasaan yang dulu dianggap penting oleh generasi sebelumnya kini mulai dilupakan. Fenomena ini membuat generasi tua kerap berkomentar bahwa teknologi justru membuat anak muda menjadi lebih “malas” dalam hal-hal praktis.
Generasi Z tumbuh dalam dunia yang serba instan dan terhubung secara digital. Mereka tidak lagi bergantung pada keterampilan manual atau aktivitas fisik yang dulu menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari.
Melansir dari Geediting.com, setidaknya ada delapan kebiasaan dasar yang kini jarang ditemukan pada generasi modern — padahal dulu dianggap bekal hidup yang tak tergantikan.
- Menulis Tangan (Handwriting)
Menulis dengan tangan kini mulai jarang dilakukan. Sebagian besar anak muda lebih memilih mengetik di ponsel atau laptop untuk segala bentuk komunikasi. Padahal, bagi generasi sebelumnya, tulisan tangan dianggap sebagai cerminan kepribadian dan kemampuan berbahasa yang baik, selain juga melatih fokus dan daya ingat.
- Mengemudi Mobil Manual
Mobil bertransmisi otomatis kini menjadi pilihan utama. Generasi Z banyak yang tak tertarik belajar mengemudi manual karena dianggap rumit dan melelahkan. Namun bagi generasi lama, kemampuan mengendarai mobil manual merupakan simbol kemandirian dan keterampilan hidup yang penting.
- Berbicara Lewat Telepon
Komunikasi melalui panggilan suara kini tergantikan oleh pesan singkat dan media sosial. Banyak anak muda merasa canggung atau enggan menelepon langsung karena dianggap tidak efisien. Padahal, berbicara lewat telepon diyakini lebih personal dan efektif untuk membangun hubungan.
- Menghafal Nomor Telepon
Di era ponsel pintar, hampir tak ada yang hafal nomor kontak penting. Semua tersimpan otomatis di perangkat digital. Bagi generasi sebelumnya, kemampuan mengingat nomor telepon orang terdekat merupakan keterampilan dasar yang mencerminkan tanggung jawab dan kesiapan menghadapi situasi darurat.
- Mengelola Uang Tunai
Transaksi digital membuat uang tunai semakin jarang digunakan. Generasi Z lebih akrab dengan dompet elektronik dan QRIS. Akibatnya, kemampuan menghitung uang, menyusun anggaran, dan mengatur keuangan fisik perlahan menurun. Dulu, generasi tua percaya bahwa memegang uang tunai bisa melatih kedisiplinan dalam berbelanja.
- Membaca Berita Cetak
Koran dan majalah fisik kini hampir tak tersentuh. Generasi muda lebih mengandalkan berita online yang cepat dan ringkas. Namun, generasi sebelumnya menilai membaca media cetak membantu menjaga fokus dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam.
- Menggunakan Peta Kertas
GPS telah mengambil alih peran peta kertas. Generasi Z jarang sekali membaca arah secara manual. Padahal, keterampilan ini dulu dianggap penting untuk melatih orientasi dan kemampuan navigasi. Tanpa bantuan teknologi, generasi lama terbiasa mencari arah hanya bermodal intuisi dan tanda jalan.
- Memperbaiki Komputer Sendiri
Ketika perangkat bermasalah, anak muda kini lebih memilih menghubungi teknisi atau mencari bantuan daring. Generasi sebelumnya justru terbiasa mencoba memperbaiki sendiri, dari menginstal ulang sistem hingga membersihkan perangkat keras. Kebiasaan ini melatih kesabaran dan rasa ingin tahu.
Perubahan kebiasaan tersebut tidak sepenuhnya negatif. Namun, penting bagi generasi muda untuk menjaga keseimbangan antara kemudahan digital dan keterampilan dasar yang membentuk ketahanan diri. Beberapa kebiasaan lama justru mengajarkan kemandirian, kesabaran, serta kreativitas — nilai-nilai yang tetap relevan di era modern.
Belajar kembali keterampilan sederhana yang dulu dianggap kuno bisa menjadi langkah bijak. Sebab, kemampuan dasar itu bukan hanya soal nostalgia, melainkan fondasi untuk menghadapi kehidupan yang semakin kompleks. (jawapos.com)
PROKALTENG.CO – Perkembangan teknologi yang serba cepat ternyata membawa dampak besar terhadap cara hidup generasi muda, khususnya Generasi Z.
Di tengah kemudahan digital, banyak kebiasaan yang dulu dianggap penting oleh generasi sebelumnya kini mulai dilupakan. Fenomena ini membuat generasi tua kerap berkomentar bahwa teknologi justru membuat anak muda menjadi lebih “malas” dalam hal-hal praktis.
Generasi Z tumbuh dalam dunia yang serba instan dan terhubung secara digital. Mereka tidak lagi bergantung pada keterampilan manual atau aktivitas fisik yang dulu menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari.
Melansir dari Geediting.com, setidaknya ada delapan kebiasaan dasar yang kini jarang ditemukan pada generasi modern — padahal dulu dianggap bekal hidup yang tak tergantikan.
- Menulis Tangan (Handwriting)
Menulis dengan tangan kini mulai jarang dilakukan. Sebagian besar anak muda lebih memilih mengetik di ponsel atau laptop untuk segala bentuk komunikasi. Padahal, bagi generasi sebelumnya, tulisan tangan dianggap sebagai cerminan kepribadian dan kemampuan berbahasa yang baik, selain juga melatih fokus dan daya ingat.
- Mengemudi Mobil Manual
Mobil bertransmisi otomatis kini menjadi pilihan utama. Generasi Z banyak yang tak tertarik belajar mengemudi manual karena dianggap rumit dan melelahkan. Namun bagi generasi lama, kemampuan mengendarai mobil manual merupakan simbol kemandirian dan keterampilan hidup yang penting.
- Berbicara Lewat Telepon
Komunikasi melalui panggilan suara kini tergantikan oleh pesan singkat dan media sosial. Banyak anak muda merasa canggung atau enggan menelepon langsung karena dianggap tidak efisien. Padahal, berbicara lewat telepon diyakini lebih personal dan efektif untuk membangun hubungan.
- Menghafal Nomor Telepon
Di era ponsel pintar, hampir tak ada yang hafal nomor kontak penting. Semua tersimpan otomatis di perangkat digital. Bagi generasi sebelumnya, kemampuan mengingat nomor telepon orang terdekat merupakan keterampilan dasar yang mencerminkan tanggung jawab dan kesiapan menghadapi situasi darurat.
- Mengelola Uang Tunai
Transaksi digital membuat uang tunai semakin jarang digunakan. Generasi Z lebih akrab dengan dompet elektronik dan QRIS. Akibatnya, kemampuan menghitung uang, menyusun anggaran, dan mengatur keuangan fisik perlahan menurun. Dulu, generasi tua percaya bahwa memegang uang tunai bisa melatih kedisiplinan dalam berbelanja.
- Membaca Berita Cetak
Koran dan majalah fisik kini hampir tak tersentuh. Generasi muda lebih mengandalkan berita online yang cepat dan ringkas. Namun, generasi sebelumnya menilai membaca media cetak membantu menjaga fokus dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam.
- Menggunakan Peta Kertas
GPS telah mengambil alih peran peta kertas. Generasi Z jarang sekali membaca arah secara manual. Padahal, keterampilan ini dulu dianggap penting untuk melatih orientasi dan kemampuan navigasi. Tanpa bantuan teknologi, generasi lama terbiasa mencari arah hanya bermodal intuisi dan tanda jalan.
- Memperbaiki Komputer Sendiri
Ketika perangkat bermasalah, anak muda kini lebih memilih menghubungi teknisi atau mencari bantuan daring. Generasi sebelumnya justru terbiasa mencoba memperbaiki sendiri, dari menginstal ulang sistem hingga membersihkan perangkat keras. Kebiasaan ini melatih kesabaran dan rasa ingin tahu.
Perubahan kebiasaan tersebut tidak sepenuhnya negatif. Namun, penting bagi generasi muda untuk menjaga keseimbangan antara kemudahan digital dan keterampilan dasar yang membentuk ketahanan diri. Beberapa kebiasaan lama justru mengajarkan kemandirian, kesabaran, serta kreativitas — nilai-nilai yang tetap relevan di era modern.
Belajar kembali keterampilan sederhana yang dulu dianggap kuno bisa menjadi langkah bijak. Sebab, kemampuan dasar itu bukan hanya soal nostalgia, melainkan fondasi untuk menghadapi kehidupan yang semakin kompleks. (jawapos.com)
