30.3 C
Jakarta
Friday, October 3, 2025

Kritik Tajam dari Berbagai Pihak, Persebaya Surabaya Kini Bidik Laga Penting Kontra Persija di GBT

Performa Persebaya Surabaya kembali menjadi sorotan tajam. Sang pelatih Eduardo Perez memilih pasang badan menghadapi kritik keras yang ditujukan pada timnya jelang laga krusial kontra Persija Jakarta.

Dalam enam laga awal musim ini, Green Force hanya mampu meraih tiga kemenangan, sekali imbang, dan dua kekalahan. Produktivitas gol juga tergolong minim dengan hanya delapan gol tercipta, dua di antaranya lahir lewat titik putih.

Kritik terhadap skema permainan Persebaya Surabaya datang dari berbagai pihak, bahkan dari Presiden Klub Azrul Ananda. Seusai menyaksikan langsung kemenangan tipis 1-0 atas Semen Padang di Stadion Gelora Bung Tomo, Azrul terang-terangan menyebut permainan tim sangat buruk.

Padahal musim ini Persebaya Surabaya tampil dengan skuad lebih mentereng dibanding musim lalu.Jika sebelumnya hanya diperkuat enam pemain asing di putaran pertama, kini sejak awal kompetisi manajemen langsung mendatangkan sepuluh pemain asing.

Dengan materi pemain yang lebih mewah, publik menuntut Persebaya Surabaya tampil lebih garang di atas lapangan. Namun yang terjadi, justru permainan mereka dianggap belum solid dan cenderung tidak konsisten.

Menanggapi sorotan tajam tersebut, Eduardo Perez tetap tenang. Pelatih asal Spanyol itu menyatakan sangat puas dengan kerja keras para pemain meski performa tim belum stabil.

“Ya, Anda tahu, bagi saya, saya sangat senang dengan para pemain. Separuh dari skuad ini datang ketika saya melatih,” ucap Eduardo Perez menegaskan keyakinannya terhadap skuad Green Force.

Menurut Eduardo Perez, Persebaya Surabaya masih dalam fase membangun tim yang kompak. Adaptasi pemain baru dengan taktik dan atmosfer kompetisi Super League menjadi proses yang tidak bisa dilewati begitu saja.

Baca Juga :  Persebaya Surabaya Persiapan Menyeluruh untuk Liga 1 dan ASEAN Club Championship 2025/2026

“Kami sedang dalam proses untuk berkembang, tetapi sampai sekarang saya sangat senang dengan penampilan tim,” imbuh Eduardo Perez.

Musim ini, beberapa pemain asing bahkan pertama kali merasakan kompetisi Indonesia. Nama-nama seperti Mihailo Perovic, Milos Raickovic, hingga Diego Mauricio masih perlu waktu menyatu dengan gaya bermain Persebaya Surabaya.

Eduardo Perez menyadari hasil enam laga awal belum sepenuhnya memuaskan. Namun ia menekankan perjalanan masih panjang dan timnya berusaha berkembang setiap pertandingan.

“Jadi tentu saja kami mempersiapkan diri, menganalisis lawan, membuka sesi latihan, dan mempersiapkan tim sebaik mungkin,” kata Eduardo Perez.

Baginya, kritik adalah bagian dari proses dan tidak akan mengganggu fokus tim untuk meraih hasil positif.

Persebaya Surabaya kini membidik laga penting melawan Persija Jakarta pada 18 Oktober mendatang di Stadion Gelora Bung Tomo.

Partai itu diyakini menjadi ajang pembuktian nyata apakah Green Force mampu bangkit di tengah tekanan besar.

Atmosfer pertandingan melawan Persija dipastikan panas karena rivalitas panjang kedua tim. Dukungan ribuan Bonek di tribun akan menjadi motivasi tambahan bagi pemain Persebaya Surabaya untuk tampil maksimal.

Eduardo Perez berharap laga tersebut bisa menjadi momentum kebangkitan skuad asuhannya. Kemenangan akan meredam kritik sekaligus mendongkrak kepercayaan diri tim di jalur kompetisi.

Secara statistik, Persebaya Surabaya mencatat enam laga dengan delapan gol tercipta dan hanya lima kali kebobolan. Dari sisi kreativitas, mereka baru mengoleksi empat assist sepanjang kompetisi berjalan.

Catatan ini menunjukkan masih ada pekerjaan rumah besar di lini serang Green Force. Dengan materi pemain asing yang berkualitas, publik berharap Persebaya Surabaya bisa lebih tajam dalam mengeksekusi peluang.

Baca Juga :  Indra Sjafri Resmi Tetapkan 23 Pemain Timnas Indonesia untuk AFF U-19

Eduardo Perez sendiri tetap optimistis timnya bisa meningkat dalam waktu dekat. Ia menilai chemistry pemain terus berkembang seiring intensitas latihan dan laga yang dijalani bersama.

Sementara itu, kritik dari Presiden Klub Azrul Ananda dinilai menjadi pemacu tambahan. Eduardo Perez memilih tidak menjadikannya beban, melainkan motivasi untuk membuat tim tampil lebih baik.

Tekanan suporter juga semakin besar mengingat ekspektasi tinggi sejak awal musim. Dengan banyaknya pemain asing baru, publik menuntut Persebaya Surabaya tampil atraktif dan meraih kemenangan secara meyakinkan.

Green Force pun wajib menunjukkan identitas permainan yang lebih agresif. Jika tidak, gelombang kritik bisa semakin deras dan mengganggu perjalanan mereka di Super League.

Laga melawan Persija menjadi titik ukur paling tepat bagi Persebaya Surabaya. Eduardo Perez dan pasukannya harus membuktikan kritik yang ada bisa dijawab dengan performa di lapangan.

Dengan jadwal kompetisi yang masih panjang, peluang untuk bangkit tetap terbuka lebar. Namun, konsistensi menjadi kata kunci agar Green Force bisa bersaing di papan atas.

Eduardo Perez pasang badan menghadapi semua kritik yang datang. Kini, ia hanya ingin membuktikan lewat hasil nyata saat menjamu Persija di Gelora Bung Tomo.

Statistik Persebaya Surabaya di bawah komando Eduardo Perez pun menjadi bahan evaluasi penting. Enam laga dengan delapan gol dan lima kebobolan menunjukkan keseimbangan tim masih perlu perbaikan.

Pertandingan melawan Persija diprediksi berlangsung ketat dan penuh drama. Bagi Eduardo Perez, inilah momen krusial untuk menjawab keraguan sekaligus mengembalikan kepercayaan publik kepada Persebaya Surabaya.(jpc)

Performa Persebaya Surabaya kembali menjadi sorotan tajam. Sang pelatih Eduardo Perez memilih pasang badan menghadapi kritik keras yang ditujukan pada timnya jelang laga krusial kontra Persija Jakarta.

Dalam enam laga awal musim ini, Green Force hanya mampu meraih tiga kemenangan, sekali imbang, dan dua kekalahan. Produktivitas gol juga tergolong minim dengan hanya delapan gol tercipta, dua di antaranya lahir lewat titik putih.

Kritik terhadap skema permainan Persebaya Surabaya datang dari berbagai pihak, bahkan dari Presiden Klub Azrul Ananda. Seusai menyaksikan langsung kemenangan tipis 1-0 atas Semen Padang di Stadion Gelora Bung Tomo, Azrul terang-terangan menyebut permainan tim sangat buruk.

Padahal musim ini Persebaya Surabaya tampil dengan skuad lebih mentereng dibanding musim lalu.Jika sebelumnya hanya diperkuat enam pemain asing di putaran pertama, kini sejak awal kompetisi manajemen langsung mendatangkan sepuluh pemain asing.

Dengan materi pemain yang lebih mewah, publik menuntut Persebaya Surabaya tampil lebih garang di atas lapangan. Namun yang terjadi, justru permainan mereka dianggap belum solid dan cenderung tidak konsisten.

Menanggapi sorotan tajam tersebut, Eduardo Perez tetap tenang. Pelatih asal Spanyol itu menyatakan sangat puas dengan kerja keras para pemain meski performa tim belum stabil.

“Ya, Anda tahu, bagi saya, saya sangat senang dengan para pemain. Separuh dari skuad ini datang ketika saya melatih,” ucap Eduardo Perez menegaskan keyakinannya terhadap skuad Green Force.

Menurut Eduardo Perez, Persebaya Surabaya masih dalam fase membangun tim yang kompak. Adaptasi pemain baru dengan taktik dan atmosfer kompetisi Super League menjadi proses yang tidak bisa dilewati begitu saja.

Baca Juga :  Persebaya Surabaya Persiapan Menyeluruh untuk Liga 1 dan ASEAN Club Championship 2025/2026

“Kami sedang dalam proses untuk berkembang, tetapi sampai sekarang saya sangat senang dengan penampilan tim,” imbuh Eduardo Perez.

Musim ini, beberapa pemain asing bahkan pertama kali merasakan kompetisi Indonesia. Nama-nama seperti Mihailo Perovic, Milos Raickovic, hingga Diego Mauricio masih perlu waktu menyatu dengan gaya bermain Persebaya Surabaya.

Eduardo Perez menyadari hasil enam laga awal belum sepenuhnya memuaskan. Namun ia menekankan perjalanan masih panjang dan timnya berusaha berkembang setiap pertandingan.

“Jadi tentu saja kami mempersiapkan diri, menganalisis lawan, membuka sesi latihan, dan mempersiapkan tim sebaik mungkin,” kata Eduardo Perez.

Baginya, kritik adalah bagian dari proses dan tidak akan mengganggu fokus tim untuk meraih hasil positif.

Persebaya Surabaya kini membidik laga penting melawan Persija Jakarta pada 18 Oktober mendatang di Stadion Gelora Bung Tomo.

Partai itu diyakini menjadi ajang pembuktian nyata apakah Green Force mampu bangkit di tengah tekanan besar.

Atmosfer pertandingan melawan Persija dipastikan panas karena rivalitas panjang kedua tim. Dukungan ribuan Bonek di tribun akan menjadi motivasi tambahan bagi pemain Persebaya Surabaya untuk tampil maksimal.

Eduardo Perez berharap laga tersebut bisa menjadi momentum kebangkitan skuad asuhannya. Kemenangan akan meredam kritik sekaligus mendongkrak kepercayaan diri tim di jalur kompetisi.

Secara statistik, Persebaya Surabaya mencatat enam laga dengan delapan gol tercipta dan hanya lima kali kebobolan. Dari sisi kreativitas, mereka baru mengoleksi empat assist sepanjang kompetisi berjalan.

Catatan ini menunjukkan masih ada pekerjaan rumah besar di lini serang Green Force. Dengan materi pemain asing yang berkualitas, publik berharap Persebaya Surabaya bisa lebih tajam dalam mengeksekusi peluang.

Baca Juga :  Indra Sjafri Resmi Tetapkan 23 Pemain Timnas Indonesia untuk AFF U-19

Eduardo Perez sendiri tetap optimistis timnya bisa meningkat dalam waktu dekat. Ia menilai chemistry pemain terus berkembang seiring intensitas latihan dan laga yang dijalani bersama.

Sementara itu, kritik dari Presiden Klub Azrul Ananda dinilai menjadi pemacu tambahan. Eduardo Perez memilih tidak menjadikannya beban, melainkan motivasi untuk membuat tim tampil lebih baik.

Tekanan suporter juga semakin besar mengingat ekspektasi tinggi sejak awal musim. Dengan banyaknya pemain asing baru, publik menuntut Persebaya Surabaya tampil atraktif dan meraih kemenangan secara meyakinkan.

Green Force pun wajib menunjukkan identitas permainan yang lebih agresif. Jika tidak, gelombang kritik bisa semakin deras dan mengganggu perjalanan mereka di Super League.

Laga melawan Persija menjadi titik ukur paling tepat bagi Persebaya Surabaya. Eduardo Perez dan pasukannya harus membuktikan kritik yang ada bisa dijawab dengan performa di lapangan.

Dengan jadwal kompetisi yang masih panjang, peluang untuk bangkit tetap terbuka lebar. Namun, konsistensi menjadi kata kunci agar Green Force bisa bersaing di papan atas.

Eduardo Perez pasang badan menghadapi semua kritik yang datang. Kini, ia hanya ingin membuktikan lewat hasil nyata saat menjamu Persija di Gelora Bung Tomo.

Statistik Persebaya Surabaya di bawah komando Eduardo Perez pun menjadi bahan evaluasi penting. Enam laga dengan delapan gol dan lima kebobolan menunjukkan keseimbangan tim masih perlu perbaikan.

Pertandingan melawan Persija diprediksi berlangsung ketat dan penuh drama. Bagi Eduardo Perez, inilah momen krusial untuk menjawab keraguan sekaligus mengembalikan kepercayaan publik kepada Persebaya Surabaya.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru