26.7 C
Jakarta
Monday, December 23, 2024

Satgas Antimafia Bola Is Back ! Fokus Liga 1, Bentuk 13 Sub Satgas

JAKARTA — Setelah banyak kritikan karena tidak
bisa menyelesaikan PR terkait pengaturan skor, Satgas Antimafia Bola akhirnya
kembali bangun dari tidurnya. Setelah masa kerjanya habis pada 21 Juni lalu,
Polri akhirnya membentuk kembali Satgas Antimafia Bola Jilid II.
Susunannya pun tidak berubah. Brigjen Hendro Pandowo kembali jadi pimpinan
satgas. Kembali akan masuk dan mencoba menyelesaikan beberapa kasus yang belum
dirampungkan. Yakni Kasus Vigit Waluyo dan Kasus dengan tersangka Hidayat.

Seperti yang dijelaskan oleh Karopenmas
Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada Jawa Pos kemarin (8/8) di Mabes
Polri. Dia mengatakan secara resmi Satgas Antimafia Bola dibangunkan lagi pada
6 Agustus kemarin. Masa kerjanya hanya 4 bulan. artinya hanya sampai 6 November
mendatang.
Dedi menjelaskan kembali dihidupkannya satgas tersebut bukan serta merta karena
masih meninggalkan PR. Apresiasi masyarakat yang cukup tinggi jadi faktor
lainnya. Selain itu, banyak pecinta sepak bola nasional berharap agar Liga 1
musim ini diawasi karena ada indikasi pengaturan skor di dalamnya. ’’Banyak
yang ingin Liga 1 terselenggara dengan bersih, bermartabat, dan berprestasi.
Maka, Satgas Anti Mafia Bola akan bekerja memenuhi harapan tersebut,”
paparnya.
Nah, khusus mengawasi Liga 1, Satgas Antimafia Bola punya cara tersendiri.
Tidak seperti sebelumnya yang hanya fokus ditingkat pusat. Kali ini satgas juga
bakal masuk ke daerah-daerah tempat klub-klub Liga 1 berhomebase.
Caranya? Adalah membentu 13 Sub Satgas di daerah-daerah tersebut. 13 Sub Satgas
itu dianggap sudah sesuai pemetaan atas 13 wilayah yang menggelar pertandingan
Liga 1. ’’13 wilayah atau provinsi itu dengan dipimpin Direktur Kriminal Umum
(Dirkrimum) tiap Polda,” tegasnya.
Dengan adanya 13 Sub Satgas itu, Dedi berharap pengawasan terhadap pertandingan
bisa lebih efektif. Hal tersebut juga bisa mempersempit pergerakan Mafia Bola.
’’Targetnya juga agar Mafia Bola bisa hilang dari ekosistem sepak bola
Indonesia,’’ ujarnya.
Disinggung soal Kasus Vigit dan Hidayat, Dedi menambahkan pihaknya pasti
bakal  masuk lagi untuk melakukan penyidikan. Harapannya  kedua kasus
itu bisa segera disempurnakan hingga dinyatakan lengkap atau P21. ”Perlu
penambahan lagi agar tuntas,” terangnya.
Kembalinya Satgas Antimafia Bola disambut positif oleh Manajer Madura FC Januar
Herwanto. Pria yang jadi pembuka untuk kasus pertandingan antara PSS Sleman
melawan Madura FC yang menjadikan Hidayat tersangka itu bersyukur satgas
kembali aktif. Sebab, sejauh ini dirinya masih belum puas karena Hidayat yang
sudah dijadikan tersangka sama sekali belum dikenai hukuman. ’’Saya berharap
satgas itu terus mengawal sepak bola Indonesia, ada terus,’’ harapnya.
Adanya satgas juga bisa membuat takut Mafia Bola. Buktinya, sejak satgas
bertugas, sepak bola Indonesia tidak pernah ada masalah di setiap
pertandingannya. ’’Kami juga ikut bersemangat. Karena ketika satgas jeda mulai
ada kejanggalan lagi kan? Tanpa satgas, berat sekali menjalani sepak bola
Indonesia,’’ tuturnya.
Sambutan positif juga diungkapkan oleh whistle blower pertama kasus pengaturan
skor, Manajer Persibara Lasmi Indaryani. Dia mengapresiasi keinginan Polri
untuk berkomitmen memberantas Mafia Bola. ’’Harapnnya semoga jilid 2 ini bisa
menjaring mafia bola yang lebih kakap kelasnya,’’ ucapnya.
Dia juga berharap agar pelaku sepak bola nasional bisa pro aktif. Artinya,
tidak diam dan membiarkan ketika mengetahui ada kecurangan dalam sebuah
pertandingan. ’’Jika tidak ada yang berani bersuara maka satgas akan kesulitan
untuk membongkar praktek mafia bola,’’ bebernya.
Sementara itu, PSSI melalui Direktur Media Gatot Widakdo juga menyambut positif
kembalinya Satgas Antimafia Bola. Alasannya, satgas sudah banyak membantu PSSI
dalam urusan bersih-bersih sepak bola Indonesia. ’’Urusan yang tidak bisa kami
jangkau. Masalah pidananya,’’ katanya.

Baca Juga :  Usul, Liga 2020 Bisa Diubah Pakai Format Satu Putaran

Selanjutnya, Gatot berharap ada sinergi antara PSSI melalui Komite Ad Hoc
Integriti dengan Satgas Antimafia Bola. Meski diakui banyak pengurusnya yang
ditetapkan sebagai tersangka dan dihukum, tapi pihaknya tetap mendukung langkah
satgas ke depannya. ’’Kami hormati proses hukumnya, kalau memang nanti
ditemukan lagi silahkan ditindaklanjuti,’’ paparnya. (rid/jpg)

JAKARTA — Setelah banyak kritikan karena tidak
bisa menyelesaikan PR terkait pengaturan skor, Satgas Antimafia Bola akhirnya
kembali bangun dari tidurnya. Setelah masa kerjanya habis pada 21 Juni lalu,
Polri akhirnya membentuk kembali Satgas Antimafia Bola Jilid II.
Susunannya pun tidak berubah. Brigjen Hendro Pandowo kembali jadi pimpinan
satgas. Kembali akan masuk dan mencoba menyelesaikan beberapa kasus yang belum
dirampungkan. Yakni Kasus Vigit Waluyo dan Kasus dengan tersangka Hidayat.

Seperti yang dijelaskan oleh Karopenmas
Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada Jawa Pos kemarin (8/8) di Mabes
Polri. Dia mengatakan secara resmi Satgas Antimafia Bola dibangunkan lagi pada
6 Agustus kemarin. Masa kerjanya hanya 4 bulan. artinya hanya sampai 6 November
mendatang.
Dedi menjelaskan kembali dihidupkannya satgas tersebut bukan serta merta karena
masih meninggalkan PR. Apresiasi masyarakat yang cukup tinggi jadi faktor
lainnya. Selain itu, banyak pecinta sepak bola nasional berharap agar Liga 1
musim ini diawasi karena ada indikasi pengaturan skor di dalamnya. ’’Banyak
yang ingin Liga 1 terselenggara dengan bersih, bermartabat, dan berprestasi.
Maka, Satgas Anti Mafia Bola akan bekerja memenuhi harapan tersebut,”
paparnya.
Nah, khusus mengawasi Liga 1, Satgas Antimafia Bola punya cara tersendiri.
Tidak seperti sebelumnya yang hanya fokus ditingkat pusat. Kali ini satgas juga
bakal masuk ke daerah-daerah tempat klub-klub Liga 1 berhomebase.
Caranya? Adalah membentu 13 Sub Satgas di daerah-daerah tersebut. 13 Sub Satgas
itu dianggap sudah sesuai pemetaan atas 13 wilayah yang menggelar pertandingan
Liga 1. ’’13 wilayah atau provinsi itu dengan dipimpin Direktur Kriminal Umum
(Dirkrimum) tiap Polda,” tegasnya.
Dengan adanya 13 Sub Satgas itu, Dedi berharap pengawasan terhadap pertandingan
bisa lebih efektif. Hal tersebut juga bisa mempersempit pergerakan Mafia Bola.
’’Targetnya juga agar Mafia Bola bisa hilang dari ekosistem sepak bola
Indonesia,’’ ujarnya.
Disinggung soal Kasus Vigit dan Hidayat, Dedi menambahkan pihaknya pasti
bakal  masuk lagi untuk melakukan penyidikan. Harapannya  kedua kasus
itu bisa segera disempurnakan hingga dinyatakan lengkap atau P21. ”Perlu
penambahan lagi agar tuntas,” terangnya.
Kembalinya Satgas Antimafia Bola disambut positif oleh Manajer Madura FC Januar
Herwanto. Pria yang jadi pembuka untuk kasus pertandingan antara PSS Sleman
melawan Madura FC yang menjadikan Hidayat tersangka itu bersyukur satgas
kembali aktif. Sebab, sejauh ini dirinya masih belum puas karena Hidayat yang
sudah dijadikan tersangka sama sekali belum dikenai hukuman. ’’Saya berharap
satgas itu terus mengawal sepak bola Indonesia, ada terus,’’ harapnya.
Adanya satgas juga bisa membuat takut Mafia Bola. Buktinya, sejak satgas
bertugas, sepak bola Indonesia tidak pernah ada masalah di setiap
pertandingannya. ’’Kami juga ikut bersemangat. Karena ketika satgas jeda mulai
ada kejanggalan lagi kan? Tanpa satgas, berat sekali menjalani sepak bola
Indonesia,’’ tuturnya.
Sambutan positif juga diungkapkan oleh whistle blower pertama kasus pengaturan
skor, Manajer Persibara Lasmi Indaryani. Dia mengapresiasi keinginan Polri
untuk berkomitmen memberantas Mafia Bola. ’’Harapnnya semoga jilid 2 ini bisa
menjaring mafia bola yang lebih kakap kelasnya,’’ ucapnya.
Dia juga berharap agar pelaku sepak bola nasional bisa pro aktif. Artinya,
tidak diam dan membiarkan ketika mengetahui ada kecurangan dalam sebuah
pertandingan. ’’Jika tidak ada yang berani bersuara maka satgas akan kesulitan
untuk membongkar praktek mafia bola,’’ bebernya.
Sementara itu, PSSI melalui Direktur Media Gatot Widakdo juga menyambut positif
kembalinya Satgas Antimafia Bola. Alasannya, satgas sudah banyak membantu PSSI
dalam urusan bersih-bersih sepak bola Indonesia. ’’Urusan yang tidak bisa kami
jangkau. Masalah pidananya,’’ katanya.

Baca Juga :  Usul, Liga 2020 Bisa Diubah Pakai Format Satu Putaran

Selanjutnya, Gatot berharap ada sinergi antara PSSI melalui Komite Ad Hoc
Integriti dengan Satgas Antimafia Bola. Meski diakui banyak pengurusnya yang
ditetapkan sebagai tersangka dan dihukum, tapi pihaknya tetap mendukung langkah
satgas ke depannya. ’’Kami hormati proses hukumnya, kalau memang nanti
ditemukan lagi silahkan ditindaklanjuti,’’ paparnya. (rid/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru