HANYA orang moderat yang bisa diterima oleh orang banyak. Maka orang seperti Sadiq Khan menonjol. Yang rugi sebenarnya justru yang ekstrem. Kiri maupun kanan.
Jasa terbesar kaum e-ka-ki adalah: orang tengah seperti Sadiq Khan terpilih. Berkali-kali. Membuat sejarah. Baru ia yang pernah terpilih sebagai wali kota London untuk kali ketiga –ia terpilih lagi tahun lalu.
”Tengah” di London adalah ”tengah agak kiri” –mengingat demografi kirinya lebih kuat. Maka pikiran Sadiq Khan lebih banyak cocok dengan mayoritas di London: pro-lingkungan, anti brexit dan multikulturalisme.
Waktu referendum 2016: sebanyak 60 persen penduduk London pilih tetap bersama Eropa. Memang di keseluruhan Inggris yang menang adalah Brexit, tapi itu justru membuat Sadiq kian disukai di London.
Ia sendiri tidak pernah menutupi double minoritasnya: keturunan Pakistan dan Muslim. Ia tetap rajin ke masjid Al Muzzammil di London. Ia justru populer karena jujur membuka diri: ayahnya datang dari Pakistan dan ketika tiba di Inggris bekerja sebagai sopir bus.
Padahal keturunan Pakistan hanya tiga persen di London. Kalau di sana terlihat banyak yang mirip orang Pakistan mereka keturunan Bangladesh dan India. Ditotal memang bisa sampai 20 persen.
Keturunan Pakistan bisa menjadi wali kota London memang istimewa. Sadiq dipuja-puja saat berani merombak angkutan bus umum di London. Dari bus bensin dan diesel ke bus listrik. Bukan karena ayahnya mantan sopir bus, melainkan untuk membersihkan kota London dari
Taktik Sadiq-lah yang jempolan. Awalnya ia menanam jasa yang amat dalam: membekukan tarif bus kota selama lima tahun. Sejak tahun 2016. Untuk menutupi kekurangan penghasilan dilakukanlah ini: kendaraan yang menyumbang polusi besar dikenakan pajak polusi yang besar.
Maka kendaraan buatan sebelum tahun 2006 dikenakan pajak tambahan GBP 12 (poundsterling) setiap hari –sekitar Rp 200.000/hari. Itu yang bensin. Yang diesel lebih keras: buatan sebelum tahun 2015.
Setelah itu barulah Sadiq mengubah bus umum ke listrik. Bertahap. Kian banyak. Sebenarnya perubahan itu baru mencapai 20 persen sekarang ini. Tapi sudah terlihat mencolok.
Dengan perubahan itu, Sadiq kembali membekukan tarif bus kota di tahun 2025 ini. Alasannya: biaya operasional bus listrik lebih murah.
Nama Sadiq pun langsung melekat sebagai wali kota yang membuat revolusi angkutan umum di London. Bebas polusi. Di London bus listrik terbarunya buatan Spanyol dan Tiongkok –BYD.
Yang menarik bukan hanya bus listriknya, tapi bagaimana mengatur charging-nya. Ditentukanlah rute terpanjang bus itu sekitar 25 km. Di ujung-ujung rute disediakan pasokan listrik. Fast charging: 10 menit. Maka sepanjang hari bus listrik itu bisa beroperasi tanpa henti.
Selain tanpa suara, bodi bus listrik di London terlihat seperti bukan bus: rodanya hampir tidak kelihatan. Ada penutup roda. Terasa lebih ramah. Juga lebih aman.
Bus listrik model inilah yang kelihatannya akan mewabah di mana-mana. Pakistan yang impor BBM-nya menghabiskan devisa negara itu juga beralih ke bus listrik. Anda sudah tahu buatan mana. Bus-nya beda. Tiga gerbong. Bisa untuk 125 orang sekali angkut. Cocok juga untuk Jakarta.
Di London bus listriknya sebenarnya baru mencapai 20 persen. Sudah heboh. Di Beijing bus listrik sudah mencapai 95 persen tidak ada yang heboh. Saya tiba di Beijing Sabtu kemarin. Biasa-biasa saja. Dianggap sudah normal. Padahal ada 30.000 bus kota di Beijing.
Angka 95 persen tidak hanya di Beijing. Juga di kota-kota besar lain di Tiongkok. Sudah dianggap normal baru.
Tentu, harumnya nama Sadiq Khan bisa menguntungkan Zohran Mamdani sebagai calon wali kota New York. London dan New York adalah 11-12. Tapi Sadiq dan Zohran bisa 11-15. Mereka sama-sama Islam liberal. Sama-sama moderat. Sama-sama cinta sepak bola.
Kelebihan Sadiq, ia penggemar Liverpool. Kelebihan Zohran pernah mencetak gol di pertandingan sepak bola remaja. Hanya saja Zohran sedikit lebih miring ke kiri. Mungkin perlu ada orang yang menjewer telinga kanannya.(Dahlan Iskan)