PROKALTENG.CO–Pasangan Calon Shalahuddin-Felix (SIF) mengunjungi Desa Jamut Selasa (24/6). Desa ini, yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, menghadapi kendala serius terkait infrastruktur jalan yang rusak.
Seorang warga bernama Suroto menyampaikan apresiasinya terhadap rencana program SIF, khususnya dalam hal pemerataan infrastruktur. Ia menjelaskan bahwa kondisi jalan yang rusak parah telah menyulitkan petani dalam mendistribusikan hasil bumi ke kota dan daerah sekitarnya.
“Jalan yang rusak parah bukan hanya membuat distribusi hasil pertanian terhambat, tetapi juga membuat harga pupuk menjadi sangat mahal,” ujar Suroto.
Ia berharap, jika SIF terpilih, perbaikan jalan dapat segera dilakukan untuk memudahkan mobilitas warga dan meningkatkan perekonomian desa. Selain isu infrastruktur, warga Desa Jamut juga menyoroti rencana program sekolah gratis 16 tahun yang diusung oleh SIF.
Sutrisno, mengapresiasi program tersebut karena dinilai mampu mendorong minat belajar anak-anak hingga jenjang perguruan tinggi.
“Ini merupakan suatu hal yang bisa membangkitkan minat dan semangat anak-anak untuk bersekolah hingga berkuliah,” ujar Sutrisno.
Menanggapi hal ini, SIF menegaskan bahwa program pendidikan yang mereka rancang bersifat inklusif dan akan diperluas cakupannya, termasuk memberikan bantuan bagi mahasiswa di perguruan tinggi swasta yang memenuhi kriteria.
Kunjungan SIF ke Desa Jamut kali ini juga menjadi ajang diskusi interaktif dengan masyarakat. Shalahuddin menekankan pentingnya mendengar langsung aspirasi warga agar kebijakan yang dibuat benar-benar sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan.
“Kami tidak hanya datang untuk berkampanye, tetapi juga belajar dari pengalaman dan masukan masyarakat,” ujar Shalahuddin. (ren/ala/kpg)
PROKALTENG.CO–Pasangan Calon Shalahuddin-Felix (SIF) mengunjungi Desa Jamut Selasa (24/6). Desa ini, yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, menghadapi kendala serius terkait infrastruktur jalan yang rusak.
Seorang warga bernama Suroto menyampaikan apresiasinya terhadap rencana program SIF, khususnya dalam hal pemerataan infrastruktur. Ia menjelaskan bahwa kondisi jalan yang rusak parah telah menyulitkan petani dalam mendistribusikan hasil bumi ke kota dan daerah sekitarnya.
“Jalan yang rusak parah bukan hanya membuat distribusi hasil pertanian terhambat, tetapi juga membuat harga pupuk menjadi sangat mahal,” ujar Suroto.
Ia berharap, jika SIF terpilih, perbaikan jalan dapat segera dilakukan untuk memudahkan mobilitas warga dan meningkatkan perekonomian desa. Selain isu infrastruktur, warga Desa Jamut juga menyoroti rencana program sekolah gratis 16 tahun yang diusung oleh SIF.
Sutrisno, mengapresiasi program tersebut karena dinilai mampu mendorong minat belajar anak-anak hingga jenjang perguruan tinggi.
“Ini merupakan suatu hal yang bisa membangkitkan minat dan semangat anak-anak untuk bersekolah hingga berkuliah,” ujar Sutrisno.
Menanggapi hal ini, SIF menegaskan bahwa program pendidikan yang mereka rancang bersifat inklusif dan akan diperluas cakupannya, termasuk memberikan bantuan bagi mahasiswa di perguruan tinggi swasta yang memenuhi kriteria.
Kunjungan SIF ke Desa Jamut kali ini juga menjadi ajang diskusi interaktif dengan masyarakat. Shalahuddin menekankan pentingnya mendengar langsung aspirasi warga agar kebijakan yang dibuat benar-benar sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan.
“Kami tidak hanya datang untuk berkampanye, tetapi juga belajar dari pengalaman dan masukan masyarakat,” ujar Shalahuddin. (ren/ala/kpg)
