27.5 C
Jakarta
Friday, May 9, 2025

Begini Kaitannya Makanan Manis dengan Stres

Saat stres melanda pikiran kita, sering kali mengincar makanan manis seperti cokelat, gulali, cotton candy, cake, atau cookies.

Sepotong cookies atau satu slice cake mungkin bisa meredakan stres dan kembali meningkatkan energi yang sudah terkuras. Tapi sedikit dari kita yang tidak menyadari akan hal itu.

Dikutip dari laman Kemenkes pada Rabu (07/05), menurut Achim Peters dalam Jurnal Scientific American tahun 2019, gula dapat menurunkan respons stres di otak manusia.

Sehingga akibatnya, kita mungkin mengonsumsi gula sebagai cara cepat untuk menahan perasaan stres, lalu menjadi sebuah mindset yang ditanamkan setiap orang.

Menurut yang dikutip dari laman DM News pada Rabu (07/05) dalam penelitian yang diterbitkan oleh American Psychological Association, peningkatan kadar kortisol dapat memicu keinginan untuk makanan berenergi tinggi, yang sering diterjemahkan menjadi gula dan karbohidrat.

Baca Juga :  Fakta yang Bisa Mengubah Cara Pandangmu Saat Ini

Stres dapat menguras sumber daya mental kita, sehingga tubuh mencari perbaikan cepat, dan gula memberikan dorongan energi yang hampir seketika.

Mungkin untuk jangka pendek itu terasa bagus. Tapi dalam jangka panjang, bisa menjadi lingkaran setan di mana kita terbiasa menenangkan stres dengan suguhan manis.

Ini adalah pola yang didukung oleh para ahli seperti peneliti nutrisi di Harvard School of Public Health, yang mencatat bahwa stres kronis dapat menyebabkan “makan yang nyaman.”

Lalu gula ini sering kali merupakan kenyamanan tercepat dan paling mudah ditemukan di dapur atau mungkin mini market terdekat.

Seperti halnya sebuah pengalaman yang dialami oleh penulis, ketika sedang stres bekerja dan pelariannya mengonsumsi minuman boba dan makan cokelat, berat badannya melonjak 10 kg dalam satu tahun.

Baca Juga :  Rambut Rontok dan Alami Kebotakan Dini? Lakukan Hal Berikut untuk Mencegahnya

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kita tidak dianjurkan makan secara emosional, dan sebetulnya stres itu bisa dikendalikan dengan cara yang baik.

Contohnya mengonsumsi makanan sehat, olahraga, dan, berdiam diri sejenak di tengah suasana alam sehingga stres itu akan terobati tanpa memiliki dampak buruk dalam jangka panjang.(jpc)

Saat stres melanda pikiran kita, sering kali mengincar makanan manis seperti cokelat, gulali, cotton candy, cake, atau cookies.

Sepotong cookies atau satu slice cake mungkin bisa meredakan stres dan kembali meningkatkan energi yang sudah terkuras. Tapi sedikit dari kita yang tidak menyadari akan hal itu.

Dikutip dari laman Kemenkes pada Rabu (07/05), menurut Achim Peters dalam Jurnal Scientific American tahun 2019, gula dapat menurunkan respons stres di otak manusia.

Sehingga akibatnya, kita mungkin mengonsumsi gula sebagai cara cepat untuk menahan perasaan stres, lalu menjadi sebuah mindset yang ditanamkan setiap orang.

Menurut yang dikutip dari laman DM News pada Rabu (07/05) dalam penelitian yang diterbitkan oleh American Psychological Association, peningkatan kadar kortisol dapat memicu keinginan untuk makanan berenergi tinggi, yang sering diterjemahkan menjadi gula dan karbohidrat.

Baca Juga :  Fakta yang Bisa Mengubah Cara Pandangmu Saat Ini

Stres dapat menguras sumber daya mental kita, sehingga tubuh mencari perbaikan cepat, dan gula memberikan dorongan energi yang hampir seketika.

Mungkin untuk jangka pendek itu terasa bagus. Tapi dalam jangka panjang, bisa menjadi lingkaran setan di mana kita terbiasa menenangkan stres dengan suguhan manis.

Ini adalah pola yang didukung oleh para ahli seperti peneliti nutrisi di Harvard School of Public Health, yang mencatat bahwa stres kronis dapat menyebabkan “makan yang nyaman.”

Lalu gula ini sering kali merupakan kenyamanan tercepat dan paling mudah ditemukan di dapur atau mungkin mini market terdekat.

Seperti halnya sebuah pengalaman yang dialami oleh penulis, ketika sedang stres bekerja dan pelariannya mengonsumsi minuman boba dan makan cokelat, berat badannya melonjak 10 kg dalam satu tahun.

Baca Juga :  Rambut Rontok dan Alami Kebotakan Dini? Lakukan Hal Berikut untuk Mencegahnya

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kita tidak dianjurkan makan secara emosional, dan sebetulnya stres itu bisa dikendalikan dengan cara yang baik.

Contohnya mengonsumsi makanan sehat, olahraga, dan, berdiam diri sejenak di tengah suasana alam sehingga stres itu akan terobati tanpa memiliki dampak buruk dalam jangka panjang.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru