31.1 C
Jakarta
Saturday, April 19, 2025

Tumbang Mangkutup, Desa Pemekaran yang Fokus pada Pembangunan Berkelanjutan

KUALA KAPUAS, PROKALTENG.CO – Kepala Desa Tumbang Mangkutup, Suriato, menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi lokal.

Kendati menghadapi kendala besar seperti keterbatasan infrastruktur dan pengelolaan sumber daya alam, ia optimistis dengan perencanaan yang tepat, desanya dapat bersaing dengan wilayah lain di Kabupaten Kapuas.

Desa yang berada di Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, ini merupakan hasil pemekaran sejak 2012 dan kini dihuni sekitar 146 kepala keluarga.

Sebagian besar penduduk mengandalkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti menangkap ikan, menambang emas, dan memanfaatkan hasil hutan.

“Kami ingin mengubah pola kerja masyarakat agar lebih ramah lingkungan dan memberikan dampak jangka panjang yang positif,” ujar Suriato kepada Prokalteng.co, Selasa (21/1/2025).

Sebagai langkah nyata, pemerintah desa membentuk Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD).

Melalui lembaga ini, masyarakat dilibatkan dalam berbagai kelompok usaha produktif berbasis perhutanan sosial.

Baca Juga :  Pemkab Alokasikan Anggaran Rp27 Miliar untuk Jembatan Terusan Raya

“Kami memiliki lima Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), yakni KUPS Pertanian, Agroforestri, Sadar Wisata, Jasa Lingkungan, Perikanan, dan Peduli Gambut. Tujuannya adalah membuka peluang usaha baru yang kreatif sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” jelas Suriato.

Namun, keterbatasan akses transportasi menjadi tantangan serius.

Jalan darat yang belum memadai menyebabkan biaya distribusi hasil desa menjadi tinggi, sehingga produk sulit bersaing di pasar.

“Distribusi hasil pertanian dan perikanan terkendala mahalnya biaya akibat buruknya infrastruktur jalan. Ini menjadi kendala utama yang harus segera diatasi,” tegasnya.

Selain akses transportasi, desa ini juga menghadapi masalah keterbatasan listrik dan jaringan internet.

Untuk mengatasinya, perangkat internet berbasis satelit seperti Starlink mulai digunakan demi mendukung aktivitas digital masyarakat.

“Kami memerlukan jaringan internet yang stabil untuk administrasi berbasis digital dan pengembangan usaha. Selain itu, ketersediaan listrik yang andal menjadi kunci kemajuan desa,” tambahnya.

Baca Juga :  Pj Bupati Kapuas Darliansjah Siap Fasilitasi Pilkada Lancar dan Prioritaskan Pengendalian Stunting

Tak hanya infrastruktur, Suriato juga menekankan pentingnya perubahan pola pikir warga.

Ia menyebutkan, edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan menjadi pekerjaan rumah besar yang terus dilakukan pemerintah desa.

“Perubahan mindset adalah tantangan terberat. Kami terus mendorong warga memahami bahwa melestarikan alam adalah investasi bagi generasi mendatang. Prosesnya tidak mudah, tapi harus dilalui,” ujarnya.

Meski dihadapkan pada berbagai kendala, Suriato tetap yakin Tumbang Mangkutup dapat berkembang menjadi desa berkelanjutan.

Ia berharap dukungan lebih besar dari pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan mendukung pemasaran produk lokal.

“Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak eksternal, kami optimis desa ini bisa menjadi contoh pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Tengah,” tutupnya. (*mta)

KUALA KAPUAS, PROKALTENG.CO – Kepala Desa Tumbang Mangkutup, Suriato, menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi lokal.

Kendati menghadapi kendala besar seperti keterbatasan infrastruktur dan pengelolaan sumber daya alam, ia optimistis dengan perencanaan yang tepat, desanya dapat bersaing dengan wilayah lain di Kabupaten Kapuas.

Desa yang berada di Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, ini merupakan hasil pemekaran sejak 2012 dan kini dihuni sekitar 146 kepala keluarga.

Sebagian besar penduduk mengandalkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti menangkap ikan, menambang emas, dan memanfaatkan hasil hutan.

“Kami ingin mengubah pola kerja masyarakat agar lebih ramah lingkungan dan memberikan dampak jangka panjang yang positif,” ujar Suriato kepada Prokalteng.co, Selasa (21/1/2025).

Sebagai langkah nyata, pemerintah desa membentuk Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD).

Melalui lembaga ini, masyarakat dilibatkan dalam berbagai kelompok usaha produktif berbasis perhutanan sosial.

Baca Juga :  Pemkab Alokasikan Anggaran Rp27 Miliar untuk Jembatan Terusan Raya

“Kami memiliki lima Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), yakni KUPS Pertanian, Agroforestri, Sadar Wisata, Jasa Lingkungan, Perikanan, dan Peduli Gambut. Tujuannya adalah membuka peluang usaha baru yang kreatif sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” jelas Suriato.

Namun, keterbatasan akses transportasi menjadi tantangan serius.

Jalan darat yang belum memadai menyebabkan biaya distribusi hasil desa menjadi tinggi, sehingga produk sulit bersaing di pasar.

“Distribusi hasil pertanian dan perikanan terkendala mahalnya biaya akibat buruknya infrastruktur jalan. Ini menjadi kendala utama yang harus segera diatasi,” tegasnya.

Selain akses transportasi, desa ini juga menghadapi masalah keterbatasan listrik dan jaringan internet.

Untuk mengatasinya, perangkat internet berbasis satelit seperti Starlink mulai digunakan demi mendukung aktivitas digital masyarakat.

“Kami memerlukan jaringan internet yang stabil untuk administrasi berbasis digital dan pengembangan usaha. Selain itu, ketersediaan listrik yang andal menjadi kunci kemajuan desa,” tambahnya.

Baca Juga :  Pj Bupati Kapuas Darliansjah Siap Fasilitasi Pilkada Lancar dan Prioritaskan Pengendalian Stunting

Tak hanya infrastruktur, Suriato juga menekankan pentingnya perubahan pola pikir warga.

Ia menyebutkan, edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan menjadi pekerjaan rumah besar yang terus dilakukan pemerintah desa.

“Perubahan mindset adalah tantangan terberat. Kami terus mendorong warga memahami bahwa melestarikan alam adalah investasi bagi generasi mendatang. Prosesnya tidak mudah, tapi harus dilalui,” ujarnya.

Meski dihadapkan pada berbagai kendala, Suriato tetap yakin Tumbang Mangkutup dapat berkembang menjadi desa berkelanjutan.

Ia berharap dukungan lebih besar dari pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan mendukung pemasaran produk lokal.

“Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak eksternal, kami optimis desa ini bisa menjadi contoh pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Tengah,” tutupnya. (*mta)

Terpopuler

Artikel Terbaru