PALANGKA
RAYA-Ramadan
1440 Hijriah tinggal menghitung hari. Hari raya idul fitri pun semakin dekat. Sepekan
menjelang lebaran, masyarakat yang merantau di luar daerah asalnya kini
sebagiannya sudah dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya alias mudik. Sarana
transportasi yang digunakan bervariasi, mulai dari kendaran bermotor, mobil dan
bus serta ada pemudik yang menggunakan transportasi udara maupun laut.
Pada arus mudik tahun
ini, Kalteng Pos melakukan pemantauan secara langsung arus mudik melalui jalur
darat di pintu keluar Palangka Raya menuju arah Pulang Pisau, Kapuas dan Banjarmasin.
Pada Sabtu (1/6) pukul 06.00 wib hingga pukul 08.00 wib Kalteng Pos mencatat
pemudik yang menggunakan kendaraan sepeda motor dan mobil yang melintas jalan
trans kalimantan tersebut.
Hasilnya, sejak pukul
06.00 wib, tercatat ada 302 unit kendaraan roda dua yang berpenumpang satu
hingga tiga orang melintas ke arah Banjarmasin. Sementara dalam durasi dua jam
itu, tercatat kendaraan roda empat keluar dari Palangka Raya sebanyak 55 unit.
Tidak hanya pagi hari,
Kalteng Pos kembali melihat langsung kendaraan baik roda dua maupun roda empat
yang keluar Palangka Raya pada sore harinya dengan durasi yang sama, dair pukul
15.00 wib sampai pukul 17.00 wib. Berdasarkan penghitungan yang dilakukan, kecendrungan
pemudik dengan menggunakan kendaraan roda dua mengalami penurunan separuh.
Tercatat sekitar 171 unit kendaraan yang melaui jalur trans kalimantan menuju
Pulpis, Kapuas dan Banjarmasin.
Kecendrungan pemudik
memilih menggunakan kendaraan bermotor
menuju kampung halamannya masing-masing bukan tanpa alasan. Salah satu
pemudik bernama Faisal(31) menuturkan, menggunakan motor saat mudik sangat
nyaman, karena bisa mengatur waktu untuk beristrahat dimana saja yang disukai.
Tidak hanya itu, lelaki asal Banjarmasin ini menuturkan dari segi biaya
menggunakan sepeda motor jauh lebih hemat dari pada menggunakan travel atau pun
bus umum.
“Kalau saya dan
keluarga sih beberapa kali mudik ini sukanya gunakan motor biar bisa mengatur
waktu sendiri untuk beristirahat dimana saja. Dan juga kalau mau dilihat
biayanya lebih murah,†ujar pria yang membawa istri dan anaknya menuju
Banjarmasin tersebut.
Berbeda dengan Faisal,
Abdul memiliki alasan berbeda terkait penggunaan kendaraan roda dua dalam mudik
menuju kampung halamannya. Lelaki asal Pangkoh tersebut mengatakan jika
menggunakan sepeda motor maka sampai di kampung bisa pergi kemana-mana tanpa
perlu berjalan kaki atau menggunakan jasa kendaraan orang lain.
“Nanti kalau Idul Fitri
mau bersilaturahmi ke mana-mana kan langsung jalan dengan motor sendiri,â€
jelasnya singkat saat membeli air di
salah satu warung area Kelampangan.
Sementara itu berkaitan
dengan pemilihan waktu mudik dipagi hari, hampir semua pemudik yang ditanyai
memiliki alasan yang sama yaitu berjalan lebih santai, bisa sampai lebih awal
dan agar tidak kepanasan.†Biar sampainya cepat mas dan tidak kepanasan,â€
ungkap Ezra kepada Kalteng Pos.
Ratusan pemudik yang
menggunakan sepeda motor dan juga mobil kemarin pada umumnya menaati aturan
lalu lintas berlaku. Penggunaan helm dan juga sabuk pengamanan ditaati.
Pantauan Kalteng Pos selama kurang lebih empat jam, tidak ditemukan sama sekali
sejumlah hal aneh dan pelanggaran berarti yang dilakukan oleh para pemudik yang
menggunakan kendaraan roda dua.
Kasatlantas Polres
Palangka Raya AKP Anang Hardyanto mengatakan, kendaraan pemudik dengan muatan
yang berlebihan menjadi fokus perhatian. Pihaknya, kata Kasatlantas, menjamin
akan memantau serius dan juga memberikan teguran serta tindakan keras jika
memang ada pemudik yang mengangkut penumpang dengan berat di luar kapasitas
yang berlaku atau muatannya berlebihan.
“Kalau boncengannya
lebih dari berat motor memang itu dilarang. Dan sangat mengganggu keseimbangan
ketika motor tersebut melaju. Kalau memang ada, tentunya anggota sudah
diarahkan untuk menahan dan mencari solusi terbaik,†ujar Anang sembari
menyebut sejauh ini arus mudik, lanjutnya, masih kondusif dan belum ada laporan
masuk terkait muatan para pemudik di atas motor yang melebihi kapasitas
kendaraan.(old/ala)