29.9 C
Jakarta
Thursday, December 26, 2024

Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Lebanon, Israel Tembak Warga Sipil

HIZBULLAH dan Israel telah menyepakati gencatan senjata yang berlaku efektif pada Rabu (27/11) pukul 04.00 waktu setempat.

Perjanjian gencatan senjata yang disepakati Hizbullah dan Israel mengikuti kontur resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 yang mengakhiri perang 36 hari Israel-Hizbullah pada 2006.

Kesepakatan gencatan senjata mencakup penarikan pasukan Israel dari Lebanon dalam waktu 60 hari. Kendali di perbatasan akan diserahkan kepada Tentara Nasional Lebanon. Adapun Hizbullah harus mundur sekitar 30 km dari perbatasan atau melintasi Sungai Litani.

Kesepakatan gencatan senjata juga akan dipantau komite internasional Amerika Serikat (AS).

Namun, sehari setelah gencatan senjata dalam perang Hizbullah-Israel diberlakukan, militer Israel (IDF) dilaporkan melakukan serangan pada warga Lebanon yang mencoba kembali ke rumah-rumah mereka dari pengungsian.

Dilaporkan serangan ini menimbulkan korban luka-luka ketika Israel menembaki mereka. Para korban pun akhirnya dibawa ke rumah sakit dan dirawat.

Baca Juga :  Israel Pasang Besi Palang di 3 Gerbang Menuju Masjid Al-Aqsa

Pasukan Israel juga dilaporkan terus-menerus melancarkan serangan di daerah Maroun Al-Ras di hari kedua gencatan senjata. Tentara Israel sejauh ini memberlakukan pembatasan pergerakan di Lebanon Selatan dengan menyebut siapapun yang melanggar akan berada dalam bahaya.

Hassan Fadlallah, salah satu anggota Hizbullah di parlemen Lebanon menyebut Israel telah melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan menembaki warga sipil yang pulang ke desa mereka.

“Musuh Israel telah menyerang mereka yang kembali ke desa-desa perbatasan. Saat ini pelanggaran telah dilakukan Israel,” ucapnya.

Sementara itu, Israel menyatakan keberadaan mereka di territorial negara tetangga tersebut untuk menegakkan kesepakatan gencatan senjata.

“Militer Israel mengatakan sedang bekerja untuk mencegah orang mencapai daerah di mana pasukan masih diposisikan di Lebanon Selatan dan beberapa rute ke desa-desa telah diblokir,” tulis laporan media tersebut.

IDF juga baru-baru ini mengeluarkan peringatan baru ke warga Lebanon mengenai larangan ke beberapa daerah di Lebanon Selatan.

Baca Juga :  Ratusan Orang Tewas, Puluhan Ribu Mengungsi Akibat Serangan Israel

“Peringatan pada penduduk selatan. Penduduk dilarang pindah ke selatan ke garis-garis desa berikut dan lingkungan mereka serta di dalam desa-desa yakni Shebaa, Hebbariyeh, Marjayoun, Arnoun, Yohmor, Qantara, Chaqra, Barachit, Yater, dan Mansouri,” tulis peringatan itu.

IDF mengeklaim tidak bermasksud menargetkan warga sipil tetapi memperingatkan warga agar tidak kembali ke rumah mereka pada tahap ini, terutama di selatan jalur yang sudah ditunjuk.

Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mendesak Israel untuk sepenuhnya berkomitmen pada gencatan senjata yang sudah disepakati dan menarik diri dari semua wilayah dan posisi yang didudukinya.

“Saya berharap ini akan jadi halaman baru bagi Lebanon. Saya berharap hari-hari mendatang akan mengarah pada pemilihan presiden,” ucap Mikati. (jpg)

 

HIZBULLAH dan Israel telah menyepakati gencatan senjata yang berlaku efektif pada Rabu (27/11) pukul 04.00 waktu setempat.

Perjanjian gencatan senjata yang disepakati Hizbullah dan Israel mengikuti kontur resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 yang mengakhiri perang 36 hari Israel-Hizbullah pada 2006.

Kesepakatan gencatan senjata mencakup penarikan pasukan Israel dari Lebanon dalam waktu 60 hari. Kendali di perbatasan akan diserahkan kepada Tentara Nasional Lebanon. Adapun Hizbullah harus mundur sekitar 30 km dari perbatasan atau melintasi Sungai Litani.

Kesepakatan gencatan senjata juga akan dipantau komite internasional Amerika Serikat (AS).

Namun, sehari setelah gencatan senjata dalam perang Hizbullah-Israel diberlakukan, militer Israel (IDF) dilaporkan melakukan serangan pada warga Lebanon yang mencoba kembali ke rumah-rumah mereka dari pengungsian.

Dilaporkan serangan ini menimbulkan korban luka-luka ketika Israel menembaki mereka. Para korban pun akhirnya dibawa ke rumah sakit dan dirawat.

Baca Juga :  Israel Pasang Besi Palang di 3 Gerbang Menuju Masjid Al-Aqsa

Pasukan Israel juga dilaporkan terus-menerus melancarkan serangan di daerah Maroun Al-Ras di hari kedua gencatan senjata. Tentara Israel sejauh ini memberlakukan pembatasan pergerakan di Lebanon Selatan dengan menyebut siapapun yang melanggar akan berada dalam bahaya.

Hassan Fadlallah, salah satu anggota Hizbullah di parlemen Lebanon menyebut Israel telah melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan menembaki warga sipil yang pulang ke desa mereka.

“Musuh Israel telah menyerang mereka yang kembali ke desa-desa perbatasan. Saat ini pelanggaran telah dilakukan Israel,” ucapnya.

Sementara itu, Israel menyatakan keberadaan mereka di territorial negara tetangga tersebut untuk menegakkan kesepakatan gencatan senjata.

“Militer Israel mengatakan sedang bekerja untuk mencegah orang mencapai daerah di mana pasukan masih diposisikan di Lebanon Selatan dan beberapa rute ke desa-desa telah diblokir,” tulis laporan media tersebut.

IDF juga baru-baru ini mengeluarkan peringatan baru ke warga Lebanon mengenai larangan ke beberapa daerah di Lebanon Selatan.

Baca Juga :  Ratusan Orang Tewas, Puluhan Ribu Mengungsi Akibat Serangan Israel

“Peringatan pada penduduk selatan. Penduduk dilarang pindah ke selatan ke garis-garis desa berikut dan lingkungan mereka serta di dalam desa-desa yakni Shebaa, Hebbariyeh, Marjayoun, Arnoun, Yohmor, Qantara, Chaqra, Barachit, Yater, dan Mansouri,” tulis peringatan itu.

IDF mengeklaim tidak bermasksud menargetkan warga sipil tetapi memperingatkan warga agar tidak kembali ke rumah mereka pada tahap ini, terutama di selatan jalur yang sudah ditunjuk.

Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mendesak Israel untuk sepenuhnya berkomitmen pada gencatan senjata yang sudah disepakati dan menarik diri dari semua wilayah dan posisi yang didudukinya.

“Saya berharap ini akan jadi halaman baru bagi Lebanon. Saya berharap hari-hari mendatang akan mengarah pada pemilihan presiden,” ucap Mikati. (jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru