30.4 C
Jakarta
Wednesday, October 23, 2024

Seminar Perempuan Adat, Membangun Kesadaran di Tengah Krisis

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Yayasan Betang Borneo Indonesia (YBBI) bekerja sama dengan Universitas Palangka Raya menggelar Seminar Nasional bertajuk “Perempuan Adat, Krisis Iklim, dan Ketahanan Pangan: Konsep, Realitas, Peluang, dan Tantangan” di Aula Palangka, Kota Palangka Raya, Rabu (23/10/2024).

Acara ini merupakan bagian dari program Estungkara Road to Campus dan dihadiri oleh lebih dari 200 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk dosen, mahasiswa, guru, siswa, organisasi masyarakat sipil (CSO), serta masyarakat umum, seperti diungkapkan oleh Direktur YBBI, Afandy.

Seminar bertujuan untuk mengkaji peran perempuan adat dalam pengelolaan sumber daya alam di tengah ancaman krisis iklim, sekaligus mengidentifikasi tantangan dan peluang yang mereka hadapi.

Baca Juga :  Sejumlah Fraksi Mengkritisi Silpa Tahun Anggaran 2023 Dinilai Terlalu Besar

“Kami ingin menekankan pentingnya peran perempuan adat dalam menjaga keberlanjutan budaya dan tradisi, serta perlunya dukungan untuk mengatasi tantangan akibat krisis iklim,” ungkapnya.

Acara ini juga mendorong partisipasi mahasiswa dalam diskusi aktif dan kampanye di media sosial, membuka ruang bagi pemuda untuk terlibat lebih jauh, termasuk kesempatan magang dalam program Estungkara.

Selain seminar, terdapat juga Panggung Ekspresi dan pameran yang menampilkan praktik baik perempuan adat dalam pengelolaan sumber daya alam.

Program Estungkara Road to Campus meyakini bahwa seni dan budaya adalah strategi efektif untuk menyebarluaskan pengetahuan adat kepada generasi muda dan dunia akademik.

“Melalui ruang ekspresi ini, pemuda yang tertarik pada isu masyarakat adat diberikan kesempatan untuk menyuarakan pandangan dan terlibat secara langsung,” tambahnya.

Baca Juga :  Sosialisasikan Bullying dan Kenakalan Anak, Programkan Perpustakaan Keliling

Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang peran perempuan adat dalam menghadapi krisis iklim dan memajukan kesetaraan gender.

“Hasil diskusi dari para narasumber diharapkan dapat memunculkan dukungan lebih luas dalam mendorong inklusi sosial bagi masyarakat adat, serta menyediakan solusi konkret untuk memberdayakan perempuan adat,” tandasnya. (jef)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Yayasan Betang Borneo Indonesia (YBBI) bekerja sama dengan Universitas Palangka Raya menggelar Seminar Nasional bertajuk “Perempuan Adat, Krisis Iklim, dan Ketahanan Pangan: Konsep, Realitas, Peluang, dan Tantangan” di Aula Palangka, Kota Palangka Raya, Rabu (23/10/2024).

Acara ini merupakan bagian dari program Estungkara Road to Campus dan dihadiri oleh lebih dari 200 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk dosen, mahasiswa, guru, siswa, organisasi masyarakat sipil (CSO), serta masyarakat umum, seperti diungkapkan oleh Direktur YBBI, Afandy.

Seminar bertujuan untuk mengkaji peran perempuan adat dalam pengelolaan sumber daya alam di tengah ancaman krisis iklim, sekaligus mengidentifikasi tantangan dan peluang yang mereka hadapi.

Baca Juga :  Sejumlah Fraksi Mengkritisi Silpa Tahun Anggaran 2023 Dinilai Terlalu Besar

“Kami ingin menekankan pentingnya peran perempuan adat dalam menjaga keberlanjutan budaya dan tradisi, serta perlunya dukungan untuk mengatasi tantangan akibat krisis iklim,” ungkapnya.

Acara ini juga mendorong partisipasi mahasiswa dalam diskusi aktif dan kampanye di media sosial, membuka ruang bagi pemuda untuk terlibat lebih jauh, termasuk kesempatan magang dalam program Estungkara.

Selain seminar, terdapat juga Panggung Ekspresi dan pameran yang menampilkan praktik baik perempuan adat dalam pengelolaan sumber daya alam.

Program Estungkara Road to Campus meyakini bahwa seni dan budaya adalah strategi efektif untuk menyebarluaskan pengetahuan adat kepada generasi muda dan dunia akademik.

“Melalui ruang ekspresi ini, pemuda yang tertarik pada isu masyarakat adat diberikan kesempatan untuk menyuarakan pandangan dan terlibat secara langsung,” tambahnya.

Baca Juga :  Sosialisasikan Bullying dan Kenakalan Anak, Programkan Perpustakaan Keliling

Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang peran perempuan adat dalam menghadapi krisis iklim dan memajukan kesetaraan gender.

“Hasil diskusi dari para narasumber diharapkan dapat memunculkan dukungan lebih luas dalam mendorong inklusi sosial bagi masyarakat adat, serta menyediakan solusi konkret untuk memberdayakan perempuan adat,” tandasnya. (jef)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/