33.4 C
Jakarta
Friday, October 18, 2024

Waspada! Karhutla Mulai Terjadi di Kotim, Titik Api Ditemukan di Dua Lokasi

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sudah mulai ditemukan. Menurut Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyampaikan bahwa Karhutla terjadi pada Minggu (14/7) siang dan dua titik yaitu Jalan Antang Barat, Kecamatan Baamang dan Jalan RSUD Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dengan luasan kurang dari satu hektare.

“Titik api di wilayah Kabupaten Kotim sudah mulai bermunculan di tengah peralihan musim hujan ke musim kemarau, dan semakin mengindikasikan ancaman karhutla yang kian jelas, dan ini menjadi indikasi awal kami bahwa kejadian-kejadian ini bisa berdampak luas, terutama di daerah-daerah rawa,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kotim Multazam, Senin (15/7).

Menurutnya Karhutla di Jalan Antang Barat BPBD Kabupaten Kotim menurunkan 8 personel, dengan sapras penunjang, 4 unit motor, Selang 5 roll, Nozzel 1 Buah, mesin Alkon 1 unit serta unit Mobil Hilux untuk mengangkut peralatan tersebut dan luasan yang terbakar sekitar 0.31 HA.

“Untuk kebakaran Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Petugas BPBD Kotim dan Damkar Pos Mentaya Hilir Selatan dibantu aparat kepolisian dan relawan setempat pun, bergerak cepat memadamkan karhutla di sekitar wilayah masing-masing,” ujar Multazam.

Baca Juga :  Tahun Ini, Proyek Pengerukan Alur Sungai Mentaya Dikerjakan

Dirinya juga menjelaskan, pihak BPBD  menghimpun semua informasi terkait potensi karhutla, seperti dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait pantauan hotspot atau titik panas dan Sistem Pemantau Air Lahan Gambut (Sipalaga) milik Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).

Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, Sipalaga dapat mengirimkan sinyal tentang ketinggian permukaan air di lahan gambut yang dapat digunakan sebagai panduan awal peringatan dini. Bahwa di lokasi-lokasi tertentu di Kotim berpotensi terjadi karhutla, terutama daerah-daerah rawan berdasarkan kajian risiko bencana.

“Berdasarkan informasi yang kami dapat beberapa hari kebelakang dimungkinkan pada daerah-daerah rawa sudah mulai mudah terbakar, bahkan kami sudah sounding ke pihak provinsi, semoga saja dalam kondisi darurat kita bisa mendapat bantuan helikopter water bombing,” ucap Multazam.

Ia juga menambahkan, berdasarkan prakiraan BMKG saat ini Kabupaten Kotim berada pada masa peralihan musim hujan ke musim kemarau. Ditandai dengan menurunnya intensitas curah hujan, dan diperkirakan musim kemarau terjadi pada bulan Agustus, September hingga Oktober. Sedangkan, untuk puncak musim kemarau terjadi pada Agustus.

Baca Juga :  Kotim Gelontorkan Anggaran Rp6 Miliar untuk Beasiswa Putra Daerah

“Berdasarkan peta potensi kemudahan terjadinya kebakaran dari analisa parameter cuaca akan terjadi kekeringan yang cukup parah selama hampir satu bulan. Sehubungan dengan prakiraan tersebut, masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya kebakaran bangunan, hutan dan lahan,” himbaunya.

Dirinya juga menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Kotim telah menetapkan status siaga darurat bencana karhutla selama 90 hari, mulai 4 Juli hingga 1 Oktober 2024 mendatang,  Pihaknya juga meminta dukungan operasi udara kepada Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalteng berupa helikopter water bombing yang standby di Bandara Haji Asan Sampit.

“Kami juga melakukan langkah-langkah pencegahan dengan melaksanakan patroli terpadu melibatkan unsur TNI, Polri, Manggala Agni dan lainnya. Serta, melakukan pendekatan masyarakat, khususnya pihak-pihak yang berpotensi melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar bisa dihindari,”tutupnya (bah/kpg)

 

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sudah mulai ditemukan. Menurut Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyampaikan bahwa Karhutla terjadi pada Minggu (14/7) siang dan dua titik yaitu Jalan Antang Barat, Kecamatan Baamang dan Jalan RSUD Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dengan luasan kurang dari satu hektare.

“Titik api di wilayah Kabupaten Kotim sudah mulai bermunculan di tengah peralihan musim hujan ke musim kemarau, dan semakin mengindikasikan ancaman karhutla yang kian jelas, dan ini menjadi indikasi awal kami bahwa kejadian-kejadian ini bisa berdampak luas, terutama di daerah-daerah rawa,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kotim Multazam, Senin (15/7).

Menurutnya Karhutla di Jalan Antang Barat BPBD Kabupaten Kotim menurunkan 8 personel, dengan sapras penunjang, 4 unit motor, Selang 5 roll, Nozzel 1 Buah, mesin Alkon 1 unit serta unit Mobil Hilux untuk mengangkut peralatan tersebut dan luasan yang terbakar sekitar 0.31 HA.

“Untuk kebakaran Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Petugas BPBD Kotim dan Damkar Pos Mentaya Hilir Selatan dibantu aparat kepolisian dan relawan setempat pun, bergerak cepat memadamkan karhutla di sekitar wilayah masing-masing,” ujar Multazam.

Baca Juga :  Tahun Ini, Proyek Pengerukan Alur Sungai Mentaya Dikerjakan

Dirinya juga menjelaskan, pihak BPBD  menghimpun semua informasi terkait potensi karhutla, seperti dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait pantauan hotspot atau titik panas dan Sistem Pemantau Air Lahan Gambut (Sipalaga) milik Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).

Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, Sipalaga dapat mengirimkan sinyal tentang ketinggian permukaan air di lahan gambut yang dapat digunakan sebagai panduan awal peringatan dini. Bahwa di lokasi-lokasi tertentu di Kotim berpotensi terjadi karhutla, terutama daerah-daerah rawan berdasarkan kajian risiko bencana.

“Berdasarkan informasi yang kami dapat beberapa hari kebelakang dimungkinkan pada daerah-daerah rawa sudah mulai mudah terbakar, bahkan kami sudah sounding ke pihak provinsi, semoga saja dalam kondisi darurat kita bisa mendapat bantuan helikopter water bombing,” ucap Multazam.

Ia juga menambahkan, berdasarkan prakiraan BMKG saat ini Kabupaten Kotim berada pada masa peralihan musim hujan ke musim kemarau. Ditandai dengan menurunnya intensitas curah hujan, dan diperkirakan musim kemarau terjadi pada bulan Agustus, September hingga Oktober. Sedangkan, untuk puncak musim kemarau terjadi pada Agustus.

Baca Juga :  Kotim Gelontorkan Anggaran Rp6 Miliar untuk Beasiswa Putra Daerah

“Berdasarkan peta potensi kemudahan terjadinya kebakaran dari analisa parameter cuaca akan terjadi kekeringan yang cukup parah selama hampir satu bulan. Sehubungan dengan prakiraan tersebut, masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya kebakaran bangunan, hutan dan lahan,” himbaunya.

Dirinya juga menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Kotim telah menetapkan status siaga darurat bencana karhutla selama 90 hari, mulai 4 Juli hingga 1 Oktober 2024 mendatang,  Pihaknya juga meminta dukungan operasi udara kepada Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalteng berupa helikopter water bombing yang standby di Bandara Haji Asan Sampit.

“Kami juga melakukan langkah-langkah pencegahan dengan melaksanakan patroli terpadu melibatkan unsur TNI, Polri, Manggala Agni dan lainnya. Serta, melakukan pendekatan masyarakat, khususnya pihak-pihak yang berpotensi melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar bisa dihindari,”tutupnya (bah/kpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru