27.3 C
Jakarta
Thursday, November 21, 2024

CAT di Aliran Jet Stream, Kemungkinan Jadi Penyebab Turbulensi Singapore Airlines

PROKALTENG.CO-Belum diketahui secara pasti tentang penyebab turbulensi parah di pesawat Singapore Airlines. Hanya ada yang menduga jika peristiwa itu disebabkan oleh CAT di wilayah aliran Jet Stream.

Seperti diketahui, pada Selasa tanggal 21 Mei 2024, salah satu pesawat maksapai Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ 321 mengalami turbulensi parah.

Peristiwa itu menyebabkan terlontarnya para penumpang serta kru penerbangan di dalam kabin pesawat. Satu orang dinyatakan meninggal dunia, dan banyak korban terluka.

Pesawat Boeing 777-300 ER ini yang mengangkut 211 penumpang serta 18 kru. Pesawat ini terjun 6000 kaki dalam waktu kurang lebih 3 menit. Hal itu seperti yang dinyatakan pihak maskapai.

Sementara itu, berdasarkan wawancara CNN dengan salah satu penumpang bernama Andrew Davies, menyebutkan bahwa kejadian turbulensi ini terjadi secara tiba-tiba.

Andrew mengungkapkan bahwa beberapa panel dalam pesawat terlepas. Bahkan dia juga mendengar jika salah satu kursi di kelas ekonomi juga kendur akibat turbulensi parah itu.

Andrew menuturkan pada kejadian itu, ada salah satu penumpang persis di belakangnya mengalami serangan jantung. Penumpang itu bernama Geoffrey Kitchen.

Baca Juga :  Lilis Tinjau Langsung Stand Kabupaten Lamandau di Festival KEN 2024

Sejumlah penumpang dan awak kabin berusaha kurang lebih selama 20 menit untuk melakukan pertolongan pertama kepada Geoffrey Kitchen. Namun, usaha mereka tidak berbuah manis. Penumpang itu akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Dilansir 9news, pakar penerbangan Geoff Thomas mengatakan bahwa selama 20 tahun terakhir, hanya ada 3  korban jiwa akibat turbulensi.

Meski demikian bila dibandingkan dengan periode yang sama, menurut Geoff, terjadi peningkatan sebesar 55 persen insiden turbulensi parah itu.

Lalu, apa yang menjadi penyebab turbulensi parah yang terjadi di Singapore Airlines?

Kekhawatiran utamanya bukanlah turbulensi yang disebabkan oleh badai. Sebab, radar multi-scan modern dapat mendeteksi turbulensi tersebut dari jauh.

Sebaliknya, masalah utamanya terletak pada turbulensi “CAT”. Atau biasa disebut dengan clear air turbulence.

urbulensi model ini sering terjadi di atau dekat wilayah aliran jet di lapisan troposfer. Aliran ini sering pula disebut Jet stream.

Turbulensi jenis ini disebabkan oleh pergeseran angin. Yang merupakan salah satu fenomena di mana 2 massa udara besar yang berdekatan bergerak dengan kecepatan berbeda.

Baca Juga :  Diisolasi Saudi, 472 WNI Terjebak di Kota Qatif

Jet stream sendiri merupakan pertemuan arus udara dingin dan panas. Pertemuan itu menimbulkan arus kencang yang berhembus dari barat ke arah timur.

Jet stream ini terjadi karena panas matahari tidak merata tersebar di bumi. Panas matahari terfokuskan hanya di sisi equator atau disebut khatulistiwa bumi. Sementara udara di sisi kutub itu dingin.

Karena sifat udara panas yang akan bergerak naik ke atmosfir lalu udara dingin turun ke bumi untuk mengganti udara panas tersebut mengakibatkan sebuah arus yang disebut “Jet Stream”.

Pergerakan arus ini juga mengikuti sumbu perputaran bumi dari arah timur ke barat. Arus “Jet Stream” ini juga dimanfaatkan di bidang aviasi. Tujuannya untuk mempersingkat perjalanan dari arah barat ke timur.

Hal itulah yang juga sering dimanfaatkan oleh pesawat komersil banyak terbang tinggi di lapisan troposfer. Walaupun ada resiko yang seperti menimpa Singapore Airlines. (jpg)

 

PROKALTENG.CO-Belum diketahui secara pasti tentang penyebab turbulensi parah di pesawat Singapore Airlines. Hanya ada yang menduga jika peristiwa itu disebabkan oleh CAT di wilayah aliran Jet Stream.

Seperti diketahui, pada Selasa tanggal 21 Mei 2024, salah satu pesawat maksapai Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ 321 mengalami turbulensi parah.

Peristiwa itu menyebabkan terlontarnya para penumpang serta kru penerbangan di dalam kabin pesawat. Satu orang dinyatakan meninggal dunia, dan banyak korban terluka.

Pesawat Boeing 777-300 ER ini yang mengangkut 211 penumpang serta 18 kru. Pesawat ini terjun 6000 kaki dalam waktu kurang lebih 3 menit. Hal itu seperti yang dinyatakan pihak maskapai.

Sementara itu, berdasarkan wawancara CNN dengan salah satu penumpang bernama Andrew Davies, menyebutkan bahwa kejadian turbulensi ini terjadi secara tiba-tiba.

Andrew mengungkapkan bahwa beberapa panel dalam pesawat terlepas. Bahkan dia juga mendengar jika salah satu kursi di kelas ekonomi juga kendur akibat turbulensi parah itu.

Andrew menuturkan pada kejadian itu, ada salah satu penumpang persis di belakangnya mengalami serangan jantung. Penumpang itu bernama Geoffrey Kitchen.

Baca Juga :  Lilis Tinjau Langsung Stand Kabupaten Lamandau di Festival KEN 2024

Sejumlah penumpang dan awak kabin berusaha kurang lebih selama 20 menit untuk melakukan pertolongan pertama kepada Geoffrey Kitchen. Namun, usaha mereka tidak berbuah manis. Penumpang itu akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Dilansir 9news, pakar penerbangan Geoff Thomas mengatakan bahwa selama 20 tahun terakhir, hanya ada 3  korban jiwa akibat turbulensi.

Meski demikian bila dibandingkan dengan periode yang sama, menurut Geoff, terjadi peningkatan sebesar 55 persen insiden turbulensi parah itu.

Lalu, apa yang menjadi penyebab turbulensi parah yang terjadi di Singapore Airlines?

Kekhawatiran utamanya bukanlah turbulensi yang disebabkan oleh badai. Sebab, radar multi-scan modern dapat mendeteksi turbulensi tersebut dari jauh.

Sebaliknya, masalah utamanya terletak pada turbulensi “CAT”. Atau biasa disebut dengan clear air turbulence.

urbulensi model ini sering terjadi di atau dekat wilayah aliran jet di lapisan troposfer. Aliran ini sering pula disebut Jet stream.

Turbulensi jenis ini disebabkan oleh pergeseran angin. Yang merupakan salah satu fenomena di mana 2 massa udara besar yang berdekatan bergerak dengan kecepatan berbeda.

Baca Juga :  Diisolasi Saudi, 472 WNI Terjebak di Kota Qatif

Jet stream sendiri merupakan pertemuan arus udara dingin dan panas. Pertemuan itu menimbulkan arus kencang yang berhembus dari barat ke arah timur.

Jet stream ini terjadi karena panas matahari tidak merata tersebar di bumi. Panas matahari terfokuskan hanya di sisi equator atau disebut khatulistiwa bumi. Sementara udara di sisi kutub itu dingin.

Karena sifat udara panas yang akan bergerak naik ke atmosfir lalu udara dingin turun ke bumi untuk mengganti udara panas tersebut mengakibatkan sebuah arus yang disebut “Jet Stream”.

Pergerakan arus ini juga mengikuti sumbu perputaran bumi dari arah timur ke barat. Arus “Jet Stream” ini juga dimanfaatkan di bidang aviasi. Tujuannya untuk mempersingkat perjalanan dari arah barat ke timur.

Hal itulah yang juga sering dimanfaatkan oleh pesawat komersil banyak terbang tinggi di lapisan troposfer. Walaupun ada resiko yang seperti menimpa Singapore Airlines. (jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru