PROKALTENG.CO – WhatsApp merupakan sebuah platform percakapan antara satu orang dengan orang lainnya. Dengan aplikasi tersebut masyarakat dapat terhubung dengan teman, kerabat atau bahkan rekan bisnis. Tahukah Anda platform WhatsApp dapat mengungkap perilaku mereka?
Mengungkap perilaku seseorang dengan platform WhatsApp terinspirasi dari sebuah penelitian tipe kepribadian Friedman dan Rosenman, yakni sebuah teori yang dikebangkan oleh ilmuan jantun Meyer Friedman dan Ray Rosenman pada 1950.
Dari temuan tersebut mengungkapkan tentang perilaku seseorang di platform pengiriman pesan, terutama di platform WhatsApp. Berdasarkan laman Livemind.com, terdapat dua tipe kepribadian yang seseorang dilihat dari perilaku mereka di WhatsApp, kedua tipe tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Tipe A
Tipe A memiliki tipe kepribadian kompetitif sangat terorganisir, ambisius, tidak sabar, sangat sadar akan manajemen waktu dan agresif. Ciri-ciri perilaku tipe A ini yaitu sebagai berikut:
- Selalu memeriksa fakta pesan yang diteruskan sebelum meneruskan pesan apa pun.
- Selalu aktif, menggunakan catatan suara, panggilan video, memiliki keinginan “selalu aktif” untuk merespons, membaca, bereaksi di WhatsApp.
- Mengetik dengan kecepatan kilat.
- Mengatakan sesuatu yang mengganggu untuk menggerakkan kelompok yang diam.
- Memberikan atau pengetahuan kepada semua orang untuk segala hal.
Tipe B
Kepribadian tipe B ini merupakan tipe kepribadian yang santai, tidak terlalu panik dan reseptif. Mereka memiliki ciri-ciri berikut ini saat berada di WhatsApp:
- Memiliki kemampuan untuk menjaga percakapan tetap ringan dan menyenangkan, terutama ketika keadaan menjadi panas atau kontroversial.
- Anda hampir tidak pernah memberikan tanggapan atau memberikan tanggapan yang cukup untuk tetap menjadi bagian dari kelompok.
- Bahasa ekspresinya adalah foto dan video. Semuanya dibagikan atau direspon melalui foto atau video.
- Memiliki meme untuk setiap situasi kehidupan (bahagia, lucu, sarkastik, petualang, dan sebagainya).
- Merespon hanya melalui emoji dan “reaksi” (juga dikenal sebagai reaksi emoji). Entah itu menghemat energi, waktu, dan kata-katanya, atau menganggapnya sebagai cara teraman, termudah, dan tercepat untuk berkomunikasi di WhatsApp.
- Memiliki kutipan, meme, pesan, atau GIF “Selamat Pagi” setiap pagi, tanpa henti. (pri/jawapos.com)
PROKALTENG.CO – WhatsApp merupakan sebuah platform percakapan antara satu orang dengan orang lainnya. Dengan aplikasi tersebut masyarakat dapat terhubung dengan teman, kerabat atau bahkan rekan bisnis. Tahukah Anda platform WhatsApp dapat mengungkap perilaku mereka?
Mengungkap perilaku seseorang dengan platform WhatsApp terinspirasi dari sebuah penelitian tipe kepribadian Friedman dan Rosenman, yakni sebuah teori yang dikebangkan oleh ilmuan jantun Meyer Friedman dan Ray Rosenman pada 1950.
Dari temuan tersebut mengungkapkan tentang perilaku seseorang di platform pengiriman pesan, terutama di platform WhatsApp. Berdasarkan laman Livemind.com, terdapat dua tipe kepribadian yang seseorang dilihat dari perilaku mereka di WhatsApp, kedua tipe tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Tipe A
Tipe A memiliki tipe kepribadian kompetitif sangat terorganisir, ambisius, tidak sabar, sangat sadar akan manajemen waktu dan agresif. Ciri-ciri perilaku tipe A ini yaitu sebagai berikut:
- Selalu memeriksa fakta pesan yang diteruskan sebelum meneruskan pesan apa pun.
- Selalu aktif, menggunakan catatan suara, panggilan video, memiliki keinginan “selalu aktif” untuk merespons, membaca, bereaksi di WhatsApp.
- Mengetik dengan kecepatan kilat.
- Mengatakan sesuatu yang mengganggu untuk menggerakkan kelompok yang diam.
- Memberikan atau pengetahuan kepada semua orang untuk segala hal.
Tipe B
Kepribadian tipe B ini merupakan tipe kepribadian yang santai, tidak terlalu panik dan reseptif. Mereka memiliki ciri-ciri berikut ini saat berada di WhatsApp:
- Memiliki kemampuan untuk menjaga percakapan tetap ringan dan menyenangkan, terutama ketika keadaan menjadi panas atau kontroversial.
- Anda hampir tidak pernah memberikan tanggapan atau memberikan tanggapan yang cukup untuk tetap menjadi bagian dari kelompok.
- Bahasa ekspresinya adalah foto dan video. Semuanya dibagikan atau direspon melalui foto atau video.
- Memiliki meme untuk setiap situasi kehidupan (bahagia, lucu, sarkastik, petualang, dan sebagainya).
- Merespon hanya melalui emoji dan “reaksi” (juga dikenal sebagai reaksi emoji). Entah itu menghemat energi, waktu, dan kata-katanya, atau menganggapnya sebagai cara teraman, termudah, dan tercepat untuk berkomunikasi di WhatsApp.
- Memiliki kutipan, meme, pesan, atau GIF “Selamat Pagi” setiap pagi, tanpa henti. (pri/jawapos.com)
