PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO– Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tahun 2024 ini telah genap berusia 51 tahun. Pada usia lebih dari setengah abad, PDIP terus bertekad sebagai pilar persatuan dan menanamkan sema ngat gotong royong dan Huma Betang.
Menurutnya, gotong royong dan semangat perjuangan para kader banteng tak kunjung pa dam sampai kapan pun untuk Indonesia untuk Indonesia Raya. PDIP terus membawa spirit kearifan lokal dengan bingkai NKRI dan terus merawat peradaban tengah era digitalisasi dan globalisasi saat ini.
“Kami berharap di HUT ke-50 ini, PDIP menjadi partai yang modern de ngan spirit kearifan lokal dengan bingkai NKRI,” kata Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Daerah Pemilihan Kalteng H Agustiar Sabran S Kom, Rabu (10/1).
Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalteng tersebut menambahkan bahwa keragaman peradaban, kebersamaan, dan gotong royong merupakan jati dini negara ini. Semoga PDIP terus menjadi tonggak untuk menjaga hal itu.
“Kebersamaan dan gotong royong adalah hal yang sangat penting bagi NKRI. Juga di Bumi Tambun Bungai. Sebab merupakan senjata untuk memperkokoh persatuan guna mewujudkan Indonesia emas pada 2045,”tambahnya.
Selain itu semua pihak termasuk kader PDIP untuk terus menggelorakan persatuan dan kesatuan, karena memiliki dampak besar bagi masyarakat Indonesia. PDIP akan selalu menggelorakan persatuan, gotong royong oleh semua kader yang ada. Agustiar juga mengajak masyarakat untuk meneladani proklamator kemerdekaan Republik Indonesia Soekarno (Bung Karno).
Presiden pertama Indonesia itu merupakan pemimpin besar yang namanya menggema. Bung Karno lahir dari rakyat dan untuk rakyat. Maka semua masyarakat khususnya pemuda dapat meneladani sifat Bung Karno sebagai pemimpin besar.
Sementara itu dalam orasi politiknya, pada Puncak HUT PDIP ke-51 tahun 2024 di Jakarta, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengajak para kader partainya untuk memperkuat kedekatan dengan rakyat. Megawati memandang rakyat sebagai inti kekuatan partainya. Maka PDI-P bisa mencapai usia 51 tahun hari ini karena besarnya kekuatan rakyat, bukan karena presiden ataupun menteri sekalipun.
“Perkuatlah akar rumput. Sebab, itulah kekuatan riil kita. Camkan hal ini sebagai sebuah napas kontemplasi kita. 51 tahun kita bisa jadi begini bukan karena elite, bukan karena presiden, bukan karena menteri, tapi karena rakyat yang mendukung kita,” katanya.
Megawati menjelaskan mengapa ia sering menyebut akar rumput dalam setiap pidato politiknya. Menurut dia, akar rumput adalah rakyat. Itu pun memiliki filosofi tersendiri sehingga Megawati memiliki istilah sendiri untuk menyebut rakyat.
“Rumput memiliki daya survival yang tinggi, sehingga meskipun dibakar, dipotong, dimatikan, dicabut, tetap akan selalu tumbuh. Karena akarnya selalu siap untuk tumbuh kembali. Tolong ingat! Itulah rakyat,” pesan Presiden kelima RI ini. Lebih jauh, Megawati juga menilai bahwa rakyat sama seperti rumput yang tidak pernah menyerah dan dapat tumbuh di mana pun berada. Rumput, sebut Megawati, mampu tumbuh di gunung, tanah gersang, bahkan di laut. “Jangan lupa, di laut ada rumput laut,” tutur dia.
Oleh karena itu, dia mengingatkan semua kader tetap memperkokoh jalinan dengan rakyat. Ia meminta semua kader solid bergerak bersama rakyat. “Karena itulah betapa pentingnya turun ke bawah, ke akar rumput, ke rakyat,” pesan Megawati lagi. (nue/kpg)