25.6 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

PBB Sebut Kini Gaza sebagai Kuburan Anak-Anak

PROKALTENG.CO-Gaza disebut sebagai “kuburan bagi anak-anak” kata Sekretariat Jenderal PBBAntonio Guterees pada Senin (6/11). Hal ini disampaikan Antonio Guterees, memperkuat tuntutan untuk melakukan gencatan senjata di daerah tersebut.

Otoritas kesehatan Palestina mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan yang dilakukan Israel lebih dari 10.000.

Korban tewas termasuk lebih dari 4.000 anak-anak, dan 2.600 wanita, lebih dari 2.300 orang dinyatakan hilang akibat terkubur reruntuhan bangunan yang telah hancur.

Israel maupun Hamas yang telah menguasai wilayah tersebut menolak untuk melakukan gencatan senjata meskipun sudah mendapat tekanan dari berbagai pihak internasional.

Dilansir dari Reuters, Selasa (7/11) kedua belah pihak belum mencapai kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata.

Baca Juga :  Di Afsel, Tak Lama Setelah Sekolah Kembali Dibuka, Ribuan Siswa pun Te

Israel menuntut Hamas untuk membebaskan sandera saat melakukan penyerangan pada 7 Oktober lalu, sedangkan Hamas menolak untuk membebaskan sandera sebelum Israel berhenti melakukan penyerangan di Gaza.

Israel mengatakan 31 tentaranta telah tewas selama sejak memulai operasi yang diperluas di Gaza pada 27 Oktober dan mengatakan bahwa Hamas bersembunyi bersama warga sipil dan di rumah sakit.

Hamas membantah tuduhan Israel dan mengatakan bahwa PBB harus meluruskan narasi yang dikatakan oleh Israel.

Jumlah korban jiwa diperkirakan akan terus meningkat tajam saat perang berubah menjadi pertempuran jarak dekat.

Dalam beberapa hari terakhir, serangan udara yang dilakukan Israel menyasar fasilitas yang dibangun oleh PBB dan juga merupakan lokasi tempat warga sipil mengungsi.

Baca Juga :  Pangeran Harry dan Meghan Markle Mundur dari Kerajaan, Gelar Dicopot

Akibat seranan yang dilakukan secara terus menerus tersebut  rumah sakit kewalahan untuk mengangani korban luka-luka dan telah kehabisan peralatan medis.

Sebuah serangan yang menghantam atap Rumah Sakit Syifa di kota pada Senin (6/11) pagi telah menewaskan sejumlah pengungsi yang berlindung di lantai paling atas rumah sakit, serangan tersebut juga menghancurkan panel-panel tenaga surya yang digunakan untuk sumber enegi rumah sakit. (jpc)

PROKALTENG.CO-Gaza disebut sebagai “kuburan bagi anak-anak” kata Sekretariat Jenderal PBBAntonio Guterees pada Senin (6/11). Hal ini disampaikan Antonio Guterees, memperkuat tuntutan untuk melakukan gencatan senjata di daerah tersebut.

Otoritas kesehatan Palestina mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan yang dilakukan Israel lebih dari 10.000.

Korban tewas termasuk lebih dari 4.000 anak-anak, dan 2.600 wanita, lebih dari 2.300 orang dinyatakan hilang akibat terkubur reruntuhan bangunan yang telah hancur.

Israel maupun Hamas yang telah menguasai wilayah tersebut menolak untuk melakukan gencatan senjata meskipun sudah mendapat tekanan dari berbagai pihak internasional.

Dilansir dari Reuters, Selasa (7/11) kedua belah pihak belum mencapai kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata.

Baca Juga :  Di Afsel, Tak Lama Setelah Sekolah Kembali Dibuka, Ribuan Siswa pun Te

Israel menuntut Hamas untuk membebaskan sandera saat melakukan penyerangan pada 7 Oktober lalu, sedangkan Hamas menolak untuk membebaskan sandera sebelum Israel berhenti melakukan penyerangan di Gaza.

Israel mengatakan 31 tentaranta telah tewas selama sejak memulai operasi yang diperluas di Gaza pada 27 Oktober dan mengatakan bahwa Hamas bersembunyi bersama warga sipil dan di rumah sakit.

Hamas membantah tuduhan Israel dan mengatakan bahwa PBB harus meluruskan narasi yang dikatakan oleh Israel.

Jumlah korban jiwa diperkirakan akan terus meningkat tajam saat perang berubah menjadi pertempuran jarak dekat.

Dalam beberapa hari terakhir, serangan udara yang dilakukan Israel menyasar fasilitas yang dibangun oleh PBB dan juga merupakan lokasi tempat warga sipil mengungsi.

Baca Juga :  Pangeran Harry dan Meghan Markle Mundur dari Kerajaan, Gelar Dicopot

Akibat seranan yang dilakukan secara terus menerus tersebut  rumah sakit kewalahan untuk mengangani korban luka-luka dan telah kehabisan peralatan medis.

Sebuah serangan yang menghantam atap Rumah Sakit Syifa di kota pada Senin (6/11) pagi telah menewaskan sejumlah pengungsi yang berlindung di lantai paling atas rumah sakit, serangan tersebut juga menghancurkan panel-panel tenaga surya yang digunakan untuk sumber enegi rumah sakit. (jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru