Prancis mengecam serangan yang dilakukan pemukim ilegal Israel terhadap konvoi pembawa bantuan kemanusiaan dari Jordania yang menuju Jalur Gaza. Berbicara pada konferensi pers mingguan, Kamis (2/5), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Prancis Christophe Lemoine meminta Israel untuk mengizinkan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza sesuai putusan Mahkamah Internasional.
Jumlah kematian di Jalur Gaza sejak meningkatnya konflik Hamas-Israel telah melampaui 30.000 jiwa, dengan mayoritas dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Kamis.
Militer Israel sepakat tidak melakukan serangan militer di Jalur Gaza selama bulan suci Ramadan. Selain itu, Israel akan membebaskan para sandera yang tersisa. Pada 9 Februari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan rencana untuk mengevakuasi penduduk Kota Rafah dan menghancurkan batalion Hamas yang tersisa.
Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam mengumumkan bahwa para penembak jitunya menewaskan seorang perwira Israel, dan menyasar kendaraan lapis baja pengangkut personel di Kota Gaza, Palestina, pada Sabtu (24/2) malam waktu setempat.
Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza utara sudah melampaui tahap bencana. Hal itu diungkapkan Ismail al-Thawabta selaku Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza kepada Al Jazeera.
Rumah Sakit Nasser di Jalur Gaza, Palestina saat ini dilaporkan telah sepenuhnya tidak berfungsi lagi. RS itu diserang tentara Israel, Kamis, 15 Februari lalu.
Gaza semakin krisis setelah rentetan serangan Israel meluluhlantakan hampir semua bangunan di kota tersebut. Beberapa sayap kanan Israel bahkan menyebut jika Israel berencana menduduki wilayah tersebut usai perang ini berakhir.
Menanggapi hal itu, dalam sebuah konferensi mengenai penjajahan Gaza, Jerman mengecam dan menolak keras pernyataan dari unsur pemerintah Israel.
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menegaskan negaranya saat ini tidak sedang terlibat dengan Houthi Yaman atas ketegangan mereka dengan Amerika Serikat.