25.6 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Respon Konflik Masyarakat dan PT HMBP di Seruyan

Sudarsono : Segera Ambil Langkah-Langkah Komprehensif dari Semua Unsur

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Memanasnya konflik antara masyarakat dan PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan menuai keprihatinan semua pihak termasuk anggota DPRD Kalteng.Merespon kejadian tersebut, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalteng, Sudarsono menyebut atas kejadian itu maka harus segera diambil langkah-langkah komprehensif dari semua unsur.

“Segera diambil -langkah-langkah yang komprehensif dari semua unsur, baik Gubenur dan Forkopimda Provinsi, DPRD Provinsi, Bupati Seruyan dan Forkopimda dari Kabupaten Seruyan serta DPRD Seruyan dan beberapa tokoh masyarakat untuk mencari jalan penyelesaian yang baik,” katanya, Minggu, (8/10).

Melihat kasus yang belum mendapati titik terang, mantan Bupati Seruyan ini menyarankan supaya Gubernur Kalteng agar menjadi nahkoda untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga konflik tersebut tidak semakin berkepanjangan.

“Kalau sudah seperti ini, sebaiknya Gubernur yang jadi nakhoda penyelesaiannya,” terangnya.

Beredar kabar di media sosial terjadi konflik di salah satu Perusaan di PT HMBP yang merupakan bagian dari Best Group, konflik tersebut terjadi di Kabupaten Seruyan, Sabtu (8/10).

Baca Juga :  Usai Didemo, Ketua DPRD Kalteng Pastikan Cari Solusi Terkait Permasalahan Ini

Dalam postingan dari akun Instagram @wahlikalteng menerangkan kejadian tersebut merupakan konflik pengelolaan lahan masyarakat dengan perusahaan sawit milik Best Group di Kalteng. Atas kejadian tersebut, 1 orang tewas diduga ditembak oleh polisi dan 3 orang lainnya mengalami luka saat sedang melakukan aksi di lapangan.

Kepala Bidang Humas Polda Kalteng, Kombes Pol Erlan Munaji menjelaskan, pada saat aparat kepolisian TNI dan gabungan melakukan pengamanan pada jam 12.30 wib, mendapatkan penghadangan dari masyarakat di pos 3 dan pos 9.

“Tentunya ini menjadi catatan dan ini menjadi atensi bagi kita bahwa masyarakat saat itu datang dengan banyak membawa senjata tajam, baik itu ketapel, tombak, dodos dan sebagainya. Bahkan ada yang diamankan oleh pihak kepolisian membawa senjata jenis PCP,” ujarnya dalam videonya yang diterima redaksi.

Baca Juga :  Dukung Kebijakan Pemda Liburkan Sekolah Karena Kabut Asap

Dia menjelaskan, Polri berupaya untuk melakukan imbauan, kemudian menghalau masyarakat. Akan tetapi menurutnya, massa terus melakukan penyerangan kepada pihak keamanan.

“Tahapan yang dilakukan oleh pihak kepolisian tentunya mulai dari imbauan, kemudian lisan, sampai dengan gas air mata, peluru hampa, serta peluru karet,” imbuhnya.

“Akhirnya dari sekian jam atau waktu sekitar pukul 14.30 wib mereka membubarkan diri dan kembali ke pos masing-masing. Pihak keamanan kembali ke tempat masing-masing pos di PT Hamparan,” tambahnya.

Terkait informasi korban, Kombes Pol Erlan mengaku akan mengupdate data korban di lokasi.“Dan informasi berkaitan korban tentunya nanti akan update di sana,” imbuhnya.

Dalam melakukan aksi pengamanan, Erlan menyebut anggota tim gabungan pengamanan tidak dibekali senjata tajam maupun peluru tajam. “Akan tetapi dibekali gas air mata, peluru hampa dan peluru karet,” terangnya.(hfz/ind)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Memanasnya konflik antara masyarakat dan PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan menuai keprihatinan semua pihak termasuk anggota DPRD Kalteng.Merespon kejadian tersebut, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalteng, Sudarsono menyebut atas kejadian itu maka harus segera diambil langkah-langkah komprehensif dari semua unsur.

“Segera diambil -langkah-langkah yang komprehensif dari semua unsur, baik Gubenur dan Forkopimda Provinsi, DPRD Provinsi, Bupati Seruyan dan Forkopimda dari Kabupaten Seruyan serta DPRD Seruyan dan beberapa tokoh masyarakat untuk mencari jalan penyelesaian yang baik,” katanya, Minggu, (8/10).

Melihat kasus yang belum mendapati titik terang, mantan Bupati Seruyan ini menyarankan supaya Gubernur Kalteng agar menjadi nahkoda untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga konflik tersebut tidak semakin berkepanjangan.

“Kalau sudah seperti ini, sebaiknya Gubernur yang jadi nakhoda penyelesaiannya,” terangnya.

Beredar kabar di media sosial terjadi konflik di salah satu Perusaan di PT HMBP yang merupakan bagian dari Best Group, konflik tersebut terjadi di Kabupaten Seruyan, Sabtu (8/10).

Baca Juga :  Usai Didemo, Ketua DPRD Kalteng Pastikan Cari Solusi Terkait Permasalahan Ini

Dalam postingan dari akun Instagram @wahlikalteng menerangkan kejadian tersebut merupakan konflik pengelolaan lahan masyarakat dengan perusahaan sawit milik Best Group di Kalteng. Atas kejadian tersebut, 1 orang tewas diduga ditembak oleh polisi dan 3 orang lainnya mengalami luka saat sedang melakukan aksi di lapangan.

Kepala Bidang Humas Polda Kalteng, Kombes Pol Erlan Munaji menjelaskan, pada saat aparat kepolisian TNI dan gabungan melakukan pengamanan pada jam 12.30 wib, mendapatkan penghadangan dari masyarakat di pos 3 dan pos 9.

“Tentunya ini menjadi catatan dan ini menjadi atensi bagi kita bahwa masyarakat saat itu datang dengan banyak membawa senjata tajam, baik itu ketapel, tombak, dodos dan sebagainya. Bahkan ada yang diamankan oleh pihak kepolisian membawa senjata jenis PCP,” ujarnya dalam videonya yang diterima redaksi.

Baca Juga :  Dukung Kebijakan Pemda Liburkan Sekolah Karena Kabut Asap

Dia menjelaskan, Polri berupaya untuk melakukan imbauan, kemudian menghalau masyarakat. Akan tetapi menurutnya, massa terus melakukan penyerangan kepada pihak keamanan.

“Tahapan yang dilakukan oleh pihak kepolisian tentunya mulai dari imbauan, kemudian lisan, sampai dengan gas air mata, peluru hampa, serta peluru karet,” imbuhnya.

“Akhirnya dari sekian jam atau waktu sekitar pukul 14.30 wib mereka membubarkan diri dan kembali ke pos masing-masing. Pihak keamanan kembali ke tempat masing-masing pos di PT Hamparan,” tambahnya.

Terkait informasi korban, Kombes Pol Erlan mengaku akan mengupdate data korban di lokasi.“Dan informasi berkaitan korban tentunya nanti akan update di sana,” imbuhnya.

Dalam melakukan aksi pengamanan, Erlan menyebut anggota tim gabungan pengamanan tidak dibekali senjata tajam maupun peluru tajam. “Akan tetapi dibekali gas air mata, peluru hampa dan peluru karet,” terangnya.(hfz/ind)

Terpopuler

Artikel Terbaru