30.4 C
Jakarta
Monday, May 5, 2025

Disdukcapil Rekam KTP di Kamar Penderita Struk

PALANGKA RAYA,KALTENGPOS.COโ€“ Sejuta
kendala dalam pembuatan kartu kependudukan, satu per satu terurai rapi. Mulai
dari perekaman, pencetakan, hingga pendistribusian.

Perbincangan Kepala
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Palangka Raya H Afendie,
dengan jurnalis Kalteng TV (Kalteng Pos Group), pekan lalu, menjadi awal
mengungkap upaya pelayanan kepengurusan data kependudukan.

Warga terkadang
mengeluh, antre, hingga merasa harus balik untuk melengkapi berkas. Pun petugas
tidak mudah menjalankan amanah, sampai-sampai rela blusukan ke rumah warga
melakukan perekaman. Ya. Merekam data melalui pengambilan sidik jari, tidak
hanya di kantor Disdukcapil.

Kamis (27/8) pagi,
sesuai yang direncanakan, Kepala Disdukcapil bersama dua tim perekaman KTP-el,
mendatangi kediaman Harjo Suwito dan Daliyem. Pasutri berusia 80 tahun. Harjo
menderita struk sudah 10 tahun. Daliyem menderita asam urat. Mereka hanya duduk
di kamar super minimalis.

Alat pengambilan sidik
jari, kamera dipasang di tripod, laptop merek pasaran mengakses form isian data
kependudukan. Kain merah dan biru, disesuaikan tanggal lahir, dipegangi petugas
yang berdiri di belakang Harjo. Sesi foto usai. Ala kadarnya. Tetapi sesuai
standar.

Tangan kiri Harjo tak
bisa digerakkan. Kulit tipis nan keriput membungkus tulang, menjadi tantangan.
Petugas kesulitan mengambil sidik jari. Perlahan. Sabar. Membantunya
menempelkan jemari kusut itu di alat rekam. Tak terbaca. Diulang. Tak
terdeteksi. Dicoba lagi. Berkali-kali. Hingga akhirnya berhasil.

Baca Juga :  Ini Alasan Kenapa Pulau Kalimantan Dipilih Jadi Ibu Kota, Kepala Bappe

Tantangan muncul lagi
saat perekaman di kamar tak lebih 3ร—3 meter persegi. Harjo tak bisa membubuhkan
tanda tangan. Lagi-lagi petugas menuntun tangan lemah itu memegang paint tool
(alat tulis pada mesin perekam). Garis lurus tak sempurna digoreskan. Hal itu
wajar. Seperti halnya warga lain yang tak bisa membuat tandatangan, cukup
memberikan garis lurus. Boleh sedikit miring. Bebas.

Perekaman Harjo
selesai. Giliran Daliyem. Masih di kamar sebuah rumah sederhana di Kompleks
Hapakat Permai, Kelurahan Kereng Bangkirai, Palangka Raya.

Perjuangan petugas
kembali diuji. Sabar dan telaten menjadi modal utama program jemput bola atau
jebol KTP-el, yang menyasar warga sakit dan tidak bisa datang ke kantor
Disdukcapil.

โ€œSetelah semua
direkam, data kita koneksikan (online, Red) ke pusat. Jika proses mengunggah
lancar, data diterima pusat, bisa kita proses dan langsung cetak,โ€ ucap
Kepala Disdukcapil Afendie.

Kakek nenek pasutri
tersebut awalnya dari Kanamit, Pulang Pisau. Putri sulungnya, Karniyem,
memboyongnya pindah ke Palangka Raya tiga tahun silam.

โ€œSaat mengurus
surat pindah itu saya sampaikan ke petugas Disdukcapil. Orangtua kami sakit dan
tidak bisa mengurus KTP,โ€ kisah perempuan berhijab tersebut.

Baca Juga :  Tahun Depan, Masalah Batas Kalteng-Kalbar Tuntas

Mendengar laporan dari
pegawainya, Kepala Dosdukcapil yang sedang gencarnya menjalankan program jebol,
langsung menjadwalkan perekaman.

โ€œSaya sangat terharu
bahkan sampai pak kadis datang. Terimakasih telah membantu kami,โ€ imbuh
perempuan paruh baya tersebut, sembari mendampingi kedua orangtuanya yang
sedari awal tampak diam.

Program jebol, sudah
dilakukan di beberapa daerah. Di tengah kota, pinggiran, hingga Kecamatan
Rakumpit.

Program lainnya,
distribusi KTP-el yang sudah selesai. Sebagai solusi menumpuknya hasil cetakan
kartu tanda penduduk, petugas Disdukcapil langsung mengantar ke rumah. Semua
program ini gratis.

Terobosan demi
terobosan diciptakan, membuat Palangka Raya diapresiasi Kementerian. Melalui
Ditjen Dukcapil, Palangka Raya mendapat bantuan mesin ADM alias Anjungan
Dukcapil Mandiri. Ini diperoleh seiring progres Palangka Raya jauh di atas
rata-rata. Pengurusan KTP-el Palangka Raya mencapai 99 persen lebih.

โ€œJika ada warga yang sakit, silakan lapor
dan kami jebol. Kita juga mendistribusikan KTP yang sudah jadi langsung ke
rumah agar tidak menumpuk. Terimakasih wali kota yang mendukung program kami,
hingga dapat bantuan mesin ADM. Tentu ini akan meningkatkan pelayanan
publik,โ€ ungkap pria ramah senyum tersebut.

PALANGKA RAYA,KALTENGPOS.COโ€“ Sejuta
kendala dalam pembuatan kartu kependudukan, satu per satu terurai rapi. Mulai
dari perekaman, pencetakan, hingga pendistribusian.

Perbincangan Kepala
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Palangka Raya H Afendie,
dengan jurnalis Kalteng TV (Kalteng Pos Group), pekan lalu, menjadi awal
mengungkap upaya pelayanan kepengurusan data kependudukan.

Warga terkadang
mengeluh, antre, hingga merasa harus balik untuk melengkapi berkas. Pun petugas
tidak mudah menjalankan amanah, sampai-sampai rela blusukan ke rumah warga
melakukan perekaman. Ya. Merekam data melalui pengambilan sidik jari, tidak
hanya di kantor Disdukcapil.

Kamis (27/8) pagi,
sesuai yang direncanakan, Kepala Disdukcapil bersama dua tim perekaman KTP-el,
mendatangi kediaman Harjo Suwito dan Daliyem. Pasutri berusia 80 tahun. Harjo
menderita struk sudah 10 tahun. Daliyem menderita asam urat. Mereka hanya duduk
di kamar super minimalis.

Alat pengambilan sidik
jari, kamera dipasang di tripod, laptop merek pasaran mengakses form isian data
kependudukan. Kain merah dan biru, disesuaikan tanggal lahir, dipegangi petugas
yang berdiri di belakang Harjo. Sesi foto usai. Ala kadarnya. Tetapi sesuai
standar.

Tangan kiri Harjo tak
bisa digerakkan. Kulit tipis nan keriput membungkus tulang, menjadi tantangan.
Petugas kesulitan mengambil sidik jari. Perlahan. Sabar. Membantunya
menempelkan jemari kusut itu di alat rekam. Tak terbaca. Diulang. Tak
terdeteksi. Dicoba lagi. Berkali-kali. Hingga akhirnya berhasil.

Baca Juga :  Ini Alasan Kenapa Pulau Kalimantan Dipilih Jadi Ibu Kota, Kepala Bappe

Tantangan muncul lagi
saat perekaman di kamar tak lebih 3ร—3 meter persegi. Harjo tak bisa membubuhkan
tanda tangan. Lagi-lagi petugas menuntun tangan lemah itu memegang paint tool
(alat tulis pada mesin perekam). Garis lurus tak sempurna digoreskan. Hal itu
wajar. Seperti halnya warga lain yang tak bisa membuat tandatangan, cukup
memberikan garis lurus. Boleh sedikit miring. Bebas.

Perekaman Harjo
selesai. Giliran Daliyem. Masih di kamar sebuah rumah sederhana di Kompleks
Hapakat Permai, Kelurahan Kereng Bangkirai, Palangka Raya.

Perjuangan petugas
kembali diuji. Sabar dan telaten menjadi modal utama program jemput bola atau
jebol KTP-el, yang menyasar warga sakit dan tidak bisa datang ke kantor
Disdukcapil.

โ€œSetelah semua
direkam, data kita koneksikan (online, Red) ke pusat. Jika proses mengunggah
lancar, data diterima pusat, bisa kita proses dan langsung cetak,โ€ ucap
Kepala Disdukcapil Afendie.

Kakek nenek pasutri
tersebut awalnya dari Kanamit, Pulang Pisau. Putri sulungnya, Karniyem,
memboyongnya pindah ke Palangka Raya tiga tahun silam.

โ€œSaat mengurus
surat pindah itu saya sampaikan ke petugas Disdukcapil. Orangtua kami sakit dan
tidak bisa mengurus KTP,โ€ kisah perempuan berhijab tersebut.

Baca Juga :  Tahun Depan, Masalah Batas Kalteng-Kalbar Tuntas

Mendengar laporan dari
pegawainya, Kepala Dosdukcapil yang sedang gencarnya menjalankan program jebol,
langsung menjadwalkan perekaman.

โ€œSaya sangat terharu
bahkan sampai pak kadis datang. Terimakasih telah membantu kami,โ€ imbuh
perempuan paruh baya tersebut, sembari mendampingi kedua orangtuanya yang
sedari awal tampak diam.

Program jebol, sudah
dilakukan di beberapa daerah. Di tengah kota, pinggiran, hingga Kecamatan
Rakumpit.

Program lainnya,
distribusi KTP-el yang sudah selesai. Sebagai solusi menumpuknya hasil cetakan
kartu tanda penduduk, petugas Disdukcapil langsung mengantar ke rumah. Semua
program ini gratis.

Terobosan demi
terobosan diciptakan, membuat Palangka Raya diapresiasi Kementerian. Melalui
Ditjen Dukcapil, Palangka Raya mendapat bantuan mesin ADM alias Anjungan
Dukcapil Mandiri. Ini diperoleh seiring progres Palangka Raya jauh di atas
rata-rata. Pengurusan KTP-el Palangka Raya mencapai 99 persen lebih.

โ€œJika ada warga yang sakit, silakan lapor
dan kami jebol. Kita juga mendistribusikan KTP yang sudah jadi langsung ke
rumah agar tidak menumpuk. Terimakasih wali kota yang mendukung program kami,
hingga dapat bantuan mesin ADM. Tentu ini akan meningkatkan pelayanan
publik,โ€ ungkap pria ramah senyum tersebut.

Terpopuler

Artikel Terbaru