PALANGKA RAYA- Pergelaran
seni budaya Dayak Kalteng yang di gelar di gedung UPT Taman Budaya kota
Palangka Raya, Sabtu malam (22/8) berlangsung dengan meriah. Tarian khas
masyarakat Dayak, tari giring giring yang
dibawakan oleh 12 orang penari dari sanggar seni Darung Tingang dan sanggar
Tunjung nyaho dengan sentuhan campuran musik etnik dan modern membuka acara
pergelaran seni budaya.
Pagelaran seni yang
dilaksanakan olah Dewan kesenian kota Palangka Raya (DKPR) bekerja sama dengan Dewan Adat Dayak (DAD)
Kalteng. Mengambil tema Indonesia Maju Dayak Berdaya ini digelar dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan ke-75 RI
serta HUT ke-13 DAD Kalteng.
Acara yang disaksikan
oleh ribuan warga kota Palangka Raya ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh
masyarakat Kalimantan Tengah diantaranya
Danrem 102/ Panju panjung, Brigjen Purwo Sudaryanto, Kadis Kebudayaan dan
Pariwisata Kalteng Guntur Talajan, Sekretaris Umum DAD KaltengYulindra Dedy
serta beberapa pejabat dan tokoh masyarakat dan pelaku seni yang ada di kota Palangka Raya.
Dalam acara ini
aneka atraksi tarian khas masyarakat
Dayak ditampilkan oleh penari penari
dari berbagai sanggar seni yang ada di kota Palangka raya.
Ada tarian Dayak
berjudul spirit of warrior yang
ditampilkan oleh para penari dari sanggar Betang Batarung,Tut Wuri Handayani
dan Bukit kahias. Tarian yang
mencerminkan semangat kepahlawanan prajurit Dayak dalam semangat membela tanah air ini sukses memembuat penonton
terkesima.
Lalu ada tarian
berjudul Kapakat Dayak yang bercerita
tentang perjanjian untuk mengakhiri tradisi perang kayau (perang saling membunuh) di dalam kebiasaan masyarakat dayak
atau terkenal dengan sebutan perjanjian
perdamaian Tumbangg Anoi tahun 1894. Tarian
hasil kolaborasi dari berbagai sanggar seni seperti sanggar riak renteng
Tingang, Kahanjak Huang dan Palangka
Hadurut serta berbagai sanggar lainnya juga sukses mempesona penonton
yang menyaksikan pertunjukan tersebut.
Tidak hanya tari tarian
, pertujukan pergelaran budaya itu juga menampilkan sebuah aksi dramatisasi
kontemporer yang berjudul “ Terbunuhnya Atmo Karjoâ€.
Drama yang ditampilkan
oleh sanggar Mahardika dari SMA Muhammadiyah Palangka Raya dan dikolaborasi
dengan penampilan vocal grup dari ladora
squad ini menampilkan sebuah kisah dramatisisasi yang diambil dari sebuah puisi karya
WS Rendra dan bercerita tentang
nasib seorang anak yang menjadi polisi
dan diberi tugas harus menangkap seorang
perampok terkenal yang ternyata bapaknya ini sukses membius penonton.
Dalam acara tersebut
juga ada penampilan presentasi seni lukis dari dua seniman lukis kota Palangka
Ray,a Eko dan lampang serta pengumuman nama pemenang dan penyerahan hadiah
untuk kegiatan lomba kesenian di antaranya lomba karungut virtual dan
lomba lagu daerah yang dilaksanakan oleh
dewan kesenian kota Palangka Raya.
Sementara itu Ketua
Umum DAD provinsi Kalteng H Agustiar
Sabran dalam sambutan yang dibacakan
sekretaris umum DAD Kalteng Yulindra Dedy menyampaikan, DAD Kalteng
menyatakan apresiasi dan menyambut baik kegiatan pertunjukan seni budaya Dayak Kalimantan Tengah tersebut yang
dilaksanakan DKPR ini. Pergelaran seni budaya Dayak ini merupakan bagian dari
upaya DAD provinsi Kalteng untuk mendukung
Pemerintah daerah untuk terus
memelihara dan mengembangkan nilai nilai
budaya daerah agar tidak tergerus oleh perkembangan jaman.
“Sebagai bagian dari
masyarakat Dayak sudah menjadi kewajiban kita untuk memelihara dan melestarikan
dan mengembangkan nilai nilai budaya budaya agar tidak hilang, sesuai filosofi
dimana bumi di pijak di situ langit dijunjung,†demikian kata Yulindra saat
membacakan sambutan ketua umum DAD provinsi Kalteng tersebut.
Diakhir sambutannya
ketua DAD ini juga mengajak seluruh masyarakat
khususnya insan seni yang ada di Palangka Raya untuk tetap mengembangkan aktivitas dan kreativitas karya
seninya sambil menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan
perilaku kebiasaan baru akibat adanya wabah covid 19 sekarang ini.