SAMPIT– Helikopter Water Bombing tidak bisa melakukan pemadaman di
Kabupaten Kotim karena terganggu pekatnya kabut asap. Hal itu disampaikan Dandim
1015/Sampit Letkol Czi Akhmad Safari, kemarin (16/9).
Luas hutan dan lahan yang
terbakar cukup banyak, yakni mencapai 400 hektare. Adapun titip api yang
terbanyak didapati di daerah selatan Kotim.
“Banyak kendala yang
dihadapi tim dalam memadam karhutla di Kotim, terutama masalah kondisi cuaca,
dan masalah personel yang terbatas,” ungkapnya, Senin (16/9).
Akhmad Safari mengucapkan terima
kasih kepada Pemkab Kotim terutama bupati yang saat ini memerintahkan seluruh
satuan unit perangkat daerah untuk turun membantu memadamkan api dengan membawa
air menggunakan profil tank di setiap mobil terbuka.
“Sekarang ini kita menaikkan
status siaga menjadi tanggap darurat. Semua pihak termasuk perusahaan
perkebunan kelapa sawit juga diminta untuk mengatasi karhutla yang terjadi saat
ini,” terang Akhmad Safari.
Koordinator helikopter WB di
Bandara Tjilik Riwut Kapten Irvan menyebut, kondisi asap yang semakin tebal
melumpuhkan pengoperasian helikopter WB ini. Pasalnya, meski WB bertugas
memadamkan karhutla, tapi dalam kondisi kabut asap semakin tebal tak dapat
dipaksakan beroperasi.
“Minggu itu (15/9) kondisi kabut
asap sangat tebal, bahkan pagi itu sekitar 200 meter saja jarak pandangnya. Tentu
ini membahayakan WB apabila dipaksakan terbang,†katanya saat dikonfirmasi
Kalteng Pos, kemarin.
Dijelaskannya, jarak pandang
minimal untuk WB dapat terbang harus di atas satu kilometer. Meski pada
dasarnya syarat terbang sama dengan minimal jarak pandang pesawat pada umumnya,
yakni minimal 800 meter. Namun pada pengoperasian WB mempunyai pertimbangan
khusus.
“WB biasanya melintas di atas
perkotaan atau permukiman warga. Dikhawatirkan dengan jarak pandang yang sangat
rendah akan mengganggu kerja pilot,†jelas Irvan.
Sebelumnya, Bupati Kotim Supian
Hadi meminta seluruh elemen masyarakat terlibat, agar kabut asap dan karhutla
berakhir.
“Apa yang terjadi saat ini
harus diselesaikan secara bersama-sama, agar karhutla bisa ditangani, dan kabut
asap tidak ada lagi,” pinta
bupati. (sli/ram/ctk/nto)