25.6 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

Ditemukan, Tali Alat Pengambil Sampel Limbah Terlilit Jenazah Korban

PALANGKA RAYA- Nasib nahas
yang dialami karyawan PT Gunung Sejahtera Dua Indah (GSDI) bernama Fatur Rahman
sangat memilukan dan mengerikan. Pria 34 tahun itu tewas karena kecelakaan
(laka) kerja di kolam limbah perkebunan kelapa sawit milik PT Astra Agro
Lestari (AAL) atau Grup Astra yang beroperasi di Desa Bengkuang, Kecamatan
Pangkalan Banteng, Kotawaringin Barat (Kobar).

Penyebab pria asal
Klaten, Jawa Tengah tercebur ke dalam kolam limbah yang memiliki kedalaman
lumpur mencapai dua meter itu, memang belum diketahui pasti. Sebab, tak ada
satu pun saksi saat peristiwa itu terjadi. Namun, dugaan sementara bahwa korban
terpeleset ketika hendak mengambil air untuk sampel laboratoriaum (lab), Kamis
malam (11/7).

Kapolsek Pangkalan Banteng
Iptu Waris Waluyo mengatakan, kematian korban dalam kasus ini disebabkan oleh laka
kerja. Sebab, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Baca Juga :  Sahrum, Jemaah Haji Asal Batara, Hembuskan Napas Terakhir di Tanah Suc

“Murni laka kerja,
bukan tindak kriminal atau kesengajaan yang mengarah ke pembunuhan,” katanya,
Sabtu (13/7).

Menurut kapolsek,
berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap jenazah korban, ditemukan tali pengikat
alat untuk mengambil sampel limbah, yang masih dalam kondisi terikat pada
pinggang korban. Diduga saat itu korban sengaja mengikatkan tali itu ke
tubuhnya.

“Padahal menurut aturan
kerjanya tidak demikian. Harusnya tali tidak boleh diikatkan pada badan. Ya,
namanya mungkin sudah jalan kematian korban. Kita tidak tahu rencana Tuhan,”
ungkapnya.

Lebih jauh dijelaskannya,
alat pengambil sampel limbah terbuat dari besi dan cukup berat. Kemungkinan korban
terpeleset karena tertarik tali ketika alat pengambil sampel itu dilemparkan ke
arah kolam limbah.

“Dari hasil olah TKP, ditemukan
tali alat pengambil sampel limbah terlilit pada jenazah korban. Mungkin karena
itulah korban tertarik ke dalam kolam penampungan limbah,” terangnya.

Baca Juga :  Alhamdulillah, Tinggal 1 Kabupaten di Kalteng Zona Merah Covid-19

Usai ditemukan Jumat
(12/7), jenazah korban dievakuasi sekitar pukul 09.30 WIB, kemudian dibawa ke
RSUD Sultan Imannudin Pangkalan Bun untuk dilakukan visum. “Keterangan
saksi di lapangan juga mengatakan hal serupa. Namun kami terus melakukan
pemeriksaan terhadap sejumlah saksi sembari menunggu hasil visum,”
pungkasnya.

Sementara itu, pihak perusahaan
tempat korban bekerja sangat menyesalkan kejadian tersebut dan menyatakan siap bertanggung
jawab atas laka kerja itu. “Kami menyesalkan hal ini, kami kehilangan
keluarga kami,” kata Community
Development Officer
(CDO) PT GSDI, Suryono, kemarin (14/7).

Ia menambahkan, jenazah korban beserta keluarga
telah diterbangkan dari Kalimantan menuju Klaten pada Sabtu (13/7). Sebagaimana
permintaan keluarga, maka jenazah korban dimakamkan di tempat kelahirannya. (nue/ce/ala)

PALANGKA RAYA- Nasib nahas
yang dialami karyawan PT Gunung Sejahtera Dua Indah (GSDI) bernama Fatur Rahman
sangat memilukan dan mengerikan. Pria 34 tahun itu tewas karena kecelakaan
(laka) kerja di kolam limbah perkebunan kelapa sawit milik PT Astra Agro
Lestari (AAL) atau Grup Astra yang beroperasi di Desa Bengkuang, Kecamatan
Pangkalan Banteng, Kotawaringin Barat (Kobar).

Penyebab pria asal
Klaten, Jawa Tengah tercebur ke dalam kolam limbah yang memiliki kedalaman
lumpur mencapai dua meter itu, memang belum diketahui pasti. Sebab, tak ada
satu pun saksi saat peristiwa itu terjadi. Namun, dugaan sementara bahwa korban
terpeleset ketika hendak mengambil air untuk sampel laboratoriaum (lab), Kamis
malam (11/7).

Kapolsek Pangkalan Banteng
Iptu Waris Waluyo mengatakan, kematian korban dalam kasus ini disebabkan oleh laka
kerja. Sebab, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Baca Juga :  Sahrum, Jemaah Haji Asal Batara, Hembuskan Napas Terakhir di Tanah Suc

“Murni laka kerja,
bukan tindak kriminal atau kesengajaan yang mengarah ke pembunuhan,” katanya,
Sabtu (13/7).

Menurut kapolsek,
berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap jenazah korban, ditemukan tali pengikat
alat untuk mengambil sampel limbah, yang masih dalam kondisi terikat pada
pinggang korban. Diduga saat itu korban sengaja mengikatkan tali itu ke
tubuhnya.

“Padahal menurut aturan
kerjanya tidak demikian. Harusnya tali tidak boleh diikatkan pada badan. Ya,
namanya mungkin sudah jalan kematian korban. Kita tidak tahu rencana Tuhan,”
ungkapnya.

Lebih jauh dijelaskannya,
alat pengambil sampel limbah terbuat dari besi dan cukup berat. Kemungkinan korban
terpeleset karena tertarik tali ketika alat pengambil sampel itu dilemparkan ke
arah kolam limbah.

“Dari hasil olah TKP, ditemukan
tali alat pengambil sampel limbah terlilit pada jenazah korban. Mungkin karena
itulah korban tertarik ke dalam kolam penampungan limbah,” terangnya.

Baca Juga :  Alhamdulillah, Tinggal 1 Kabupaten di Kalteng Zona Merah Covid-19

Usai ditemukan Jumat
(12/7), jenazah korban dievakuasi sekitar pukul 09.30 WIB, kemudian dibawa ke
RSUD Sultan Imannudin Pangkalan Bun untuk dilakukan visum. “Keterangan
saksi di lapangan juga mengatakan hal serupa. Namun kami terus melakukan
pemeriksaan terhadap sejumlah saksi sembari menunggu hasil visum,”
pungkasnya.

Sementara itu, pihak perusahaan
tempat korban bekerja sangat menyesalkan kejadian tersebut dan menyatakan siap bertanggung
jawab atas laka kerja itu. “Kami menyesalkan hal ini, kami kehilangan
keluarga kami,” kata Community
Development Officer
(CDO) PT GSDI, Suryono, kemarin (14/7).

Ia menambahkan, jenazah korban beserta keluarga
telah diterbangkan dari Kalimantan menuju Klaten pada Sabtu (13/7). Sebagaimana
permintaan keluarga, maka jenazah korban dimakamkan di tempat kelahirannya. (nue/ce/ala)

Terpopuler

Artikel Terbaru