KEBERADAAN kabut asap pun
meneror dunia penerbangan. Hampir tiap hari ada pesawat yang terpaksa dialihkan
pendaratan ke bandara lain. Selalu terjadi keterlambatan pendaratan pesawat.
Pesawat Garuda
Indonesia dan TransNusa pun pernah batal mendarat akibat kabut asap yang
menghalangi pandangan pilot.
Kemarin (12/9), kabut
asap pekat kembali menyebabkan pesawat Garuda Indonesia mengalihkan pendaratan
ke Bandara Sepinggan, Balikpapan. Berdasarkan jadwal, pesawat seharusnya mendarat
di Bandara Tjilik Riwut pada pukul 07.35 WIB. Keputusan pengalihan pendaratan
terpaksa diambil oleh otoritas bandara, semata-mata demi keselamatan
penerbangan.
โGaruda Indonesia
pagi dari Jakarta ke Palangka Raya dialihkan ke Balikpapan, karena jarak
pandang di bawah batas minimal (800 meter),โ ungkap EGM Angkasa Pura II
Palangka Raya Siswanto kepada Kalteng Pos, Kamis (12/9).(abw/nue/ram)
KEBERADAAN kabut asap pun
meneror dunia penerbangan. Hampir tiap hari ada pesawat yang terpaksa dialihkan
pendaratan ke bandara lain. Selalu terjadi keterlambatan pendaratan pesawat.
Pesawat Garuda
Indonesia dan TransNusa pun pernah batal mendarat akibat kabut asap yang
menghalangi pandangan pilot.
Kemarin (12/9), kabut
asap pekat kembali menyebabkan pesawat Garuda Indonesia mengalihkan pendaratan
ke Bandara Sepinggan, Balikpapan. Berdasarkan jadwal, pesawat seharusnya mendarat
di Bandara Tjilik Riwut pada pukul 07.35 WIB. Keputusan pengalihan pendaratan
terpaksa diambil oleh otoritas bandara, semata-mata demi keselamatan
penerbangan.
โGaruda Indonesia
pagi dari Jakarta ke Palangka Raya dialihkan ke Balikpapan, karena jarak
pandang di bawah batas minimal (800 meter),โ ungkap EGM Angkasa Pura II
Palangka Raya Siswanto kepada Kalteng Pos, Kamis (12/9).(abw/nue/ram)