PANGKALAN BUN – Setelah
proses kelahiran melalui operasi sesar, Sabtu (4/1) lalu, saat ini kesehatan bayi
kembar siam dan ibunya berangsur stabil. Pihak Rumah Sakit Sultan Imanuddin
(RSSI) Pangkalan Bun membeberkan kondisi bayi berjenis kelamin laki-laki buah
hati dari Istiharoh (30). Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, organ dalam tubuh
bayi, yakni jantung dan hati, terlihat menyatu.
Menyatunya organ dalam tubuh bayi
tersebut sedikit mengkhawatirkan. Tim dokter pun belum bisa memastikan berapa
jumlah jantung dan hati dalam tubuh bayi kembar siam tersebut. Hal itu
diungkapkan oleh Dokter Spesialis Anak dr Diah Erma SpA saat jumpa pers di RSSI
Pangkalan Bun, kemarin pagi (6/1).
“Jantung dan hati menyatu.
Kemudian dari hasil rontgen pun terlihat rongga tulang dada menyatu,†ungkapnya.
Diah Erma menyebut, kelahiran
bayi kembar siam baru pertama kali ditangani oleh RSSI Pangkalan Bun. Karena
itu, untuk proses pemisahan nanti, bayi tersebut akan dirujuk ke Rumah Sakit di
Surabaya, Jawa Timur (Jatim). “Kita semua tentu berharap yang terbaik. Semoga
bisa segera dirujuk. Rencananya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo,
Surabaya,†ujarnya.
Di tempat yang sama, Direktur RSSI
Pangkalan Bun dr Fachrudin mengatakan, pihaknya memberikan perhatian yang
serius kepada keselamatan dan kesehatan pasien bayi kembar siam dan ibunya. Ia
juga menyebut bahwa operasi pemisahan akan dilakukan di RSUD dr Soetomo,
Surabaya.
“Ini dilakukan mengingat tenaga dan
peralatan medis di sini (RSSI Pangkalan Bun) belum memadai untuk melakukan
operasi pemisahan kembar dempet,” tutur Fachrudin.
Dikatakan Fachrudin, pihaknya berupaya
memberikan pelayanan terbaik bagi sang bayi dan ibunya. Tentunya proses
pemisahan ini juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. “Diperkirakan biayanya
mencapai Rp1 miliar,†terangnya.
Pemkab sendiri, lanjutnya, sudah
melakukan koordinasi dengan BPJS Kesehatan untuk meringankan beban keluarga
pasien. Apalagi ibu sang bayi pun sudah terdaftar sebagai peserta BPJS.
“Kami sudah berkomunikasi untuk memberikan kemudahan bagi sang bayi dan
ibunya,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolres Kobar
AKBP E Dharma B Ginting turut membesuk sekaligus menyerahkan santunan untuk
meringankan beban keluarga pasien. Kapolres didampingi kepala Dinas Kesehatan
dan direktur umum RSSI Sultan Imanuddin, pimpinan cabang BPJS memasuki ruang
NICU untuk melihat langsung kondisi bayi berjenis kelamin laki-laki yang sedang
dalam perawatan intensif.
Kapolres juga sempat berbincang
dengan ibu dari bayi kembar siam itu, sembari memberi pesan-pesan penyemangat.
“Ibu harus sabar dan selalu
semangat. Kami pasti perhatikan dan bantu. Yang penting jaga kesehatan dan selalu
berdoa untuk kedua bayi ibu,” ucap Dharma menyemangati sembari menyerahkan
tali asih.
Dharma mengatakan, apa yang
dilakukan pihaknya ini merupakan perwujudan negara hadir di tengah warganya. “Substansi
permasalahannya adalah seorang perempuan yang hidup sebatang kara bernama
Istiharoh (30) melahirkan bayi kembar siam dempet perut dan dada,” terang
Dharma.
Polres Kobar bersama Dinas
Kesehatan, RSSI, dan BPJS bersinergi memberikan pelayanan kepada pasien, karena
kasus kelahiran seperti ini terbilang langka dan baru.
Istikharoh pun mengaku terharu
atas perhatian dan kunjungan kapolres dan dinas terkait. Tak menyangka akan
dikunjungi kapolres beserta rombongan dan mendapat perhatian lebih. “Semoga
kebaikan mereka dibalas Allah Swt,” ujar Istiharoh.
KONDISI BAYI
KEMBAR SIAM
·
Berjenis kelamin laki-laki dengan berat 4,3
kilogram
·
Masing-masing memiliki kelamin dan anus
·
Berdasarkan pemeriksaan X-ray, rongga tulang
dada diduga menyatu
·
Jantung dan hati tampak menyatu
SUMBER: RS SULTAN IMANUDDIN
(son/ce/ala)