27.4 C
Jakarta
Wednesday, September 10, 2025

Siap-siap! Blood Moon 7 September 2025, Bisa Dilihat di Seluruh Indonesia

PROKALTENG.CO-Fenomena alam yang dinanti pecinta langit bakal kembali hadir. Gerhana bulan total atau yang kerap dijuluki Blood Moon akan terlihat dari seluruh penjuru Indonesia pada 7 hingga 8 September 2025 mendatang.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, momen langka ini bisa disaksikan langsung oleh masyarakat maupun melalui tayangan daring. Puncaknya akan terjadi menjelang dini hari, saat Bulan berada tepat di tengah bayangan Bumi.

Jadwal Lengkap Fase Gerhana

Menurut data BMKG, proses gerhana akan berlangsung cukup panjang. Fase awal, ketika Bulan mulai memasuki penumbra (P1), terjadi pada Minggu malam 7 September 2025 sekitar pukul 21.00 WIB atau 22.00 WITA. Sejam kemudian, fase gerhana sebagian (U1) dimulai.

Momen puncak diperkirakan terjadi pada Senin dini hari 8 September 2025, pukul 01.30 WIB atau 02.30 WITA. Setelah itu, perlahan-lahan Bulan akan keluar dari bayangan Bumi hingga fenomena selesai pada pukul 05.00 WIB atau 06.00 WITA.

Baca Juga :  Masuki Masa Pensiun, Wakapolda Kalteng Diganti

Bisa Diamati dari Seluruh Indonesia

BMKG memastikan, semua wilayah Indonesia berkesempatan menyaksikan peristiwa ini. Perbedaan hanya terletak pada zona waktu. Warga di wilayah barat akan melihat puncak pada 01.30 WIB, sementara di wilayah tengah pada 02.30 WITA, dan di kawasan timur sekitar 03.30 WIT.

Untuk mendapatkan pengalaman terbaik, disarankan mencari lokasi dengan langit cerah serta minim polusi cahaya.

Fasilitas Pengamatan dan Live Streaming

Planetarium Jakarta, yang berlokasi di Taman Ismail Marzuki (TIM), sudah menyiapkan acara khusus bagi publik untuk menikmati fenomena ini secara langsung. Selain itu, BMKG juga akan menayangkan live streaming melalui kanal YouTube resminya agar masyarakat tetap bisa ikut menyaksikan meski dari rumah.

Baca Juga :  Timnas Indonesia Vs Lebanon: Menunggu Aksi Juru Gedor Utama

Mengapa Disebut Blood Moon?

Julukan Blood Moon muncul karena Bulan akan tampak merah tua hingga oranye saat puncak gerhana. Secara ilmiah, hal ini terjadi akibat cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi sebelum mencapai Bulan.

Atmosfer berfungsi seperti filter alami: cahaya dengan gelombang pendek (biru dan ungu) tersebar, sementara gelombang panjang (merah dan oranye) tetap menembus, lalu dibiaskan ke arah Bulan. Proses ini, yang dikenal sebagai hamburan Rayleigh, membuat Bulan seolah-olah diterangi cahaya senja dari seluruh Bumi sekaligus.

Fenomena ini bukan hanya indah, tetapi juga menjadi pengingat betapa kompleksnya interaksi antara Bumi, Bulan, dan Matahari. Jadi, jangan lewatkan kesempatan langka ini. (fin)

 

PROKALTENG.CO-Fenomena alam yang dinanti pecinta langit bakal kembali hadir. Gerhana bulan total atau yang kerap dijuluki Blood Moon akan terlihat dari seluruh penjuru Indonesia pada 7 hingga 8 September 2025 mendatang.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, momen langka ini bisa disaksikan langsung oleh masyarakat maupun melalui tayangan daring. Puncaknya akan terjadi menjelang dini hari, saat Bulan berada tepat di tengah bayangan Bumi.

Jadwal Lengkap Fase Gerhana

Menurut data BMKG, proses gerhana akan berlangsung cukup panjang. Fase awal, ketika Bulan mulai memasuki penumbra (P1), terjadi pada Minggu malam 7 September 2025 sekitar pukul 21.00 WIB atau 22.00 WITA. Sejam kemudian, fase gerhana sebagian (U1) dimulai.

Momen puncak diperkirakan terjadi pada Senin dini hari 8 September 2025, pukul 01.30 WIB atau 02.30 WITA. Setelah itu, perlahan-lahan Bulan akan keluar dari bayangan Bumi hingga fenomena selesai pada pukul 05.00 WIB atau 06.00 WITA.

Baca Juga :  Masuki Masa Pensiun, Wakapolda Kalteng Diganti

Bisa Diamati dari Seluruh Indonesia

BMKG memastikan, semua wilayah Indonesia berkesempatan menyaksikan peristiwa ini. Perbedaan hanya terletak pada zona waktu. Warga di wilayah barat akan melihat puncak pada 01.30 WIB, sementara di wilayah tengah pada 02.30 WITA, dan di kawasan timur sekitar 03.30 WIT.

Untuk mendapatkan pengalaman terbaik, disarankan mencari lokasi dengan langit cerah serta minim polusi cahaya.

Fasilitas Pengamatan dan Live Streaming

Planetarium Jakarta, yang berlokasi di Taman Ismail Marzuki (TIM), sudah menyiapkan acara khusus bagi publik untuk menikmati fenomena ini secara langsung. Selain itu, BMKG juga akan menayangkan live streaming melalui kanal YouTube resminya agar masyarakat tetap bisa ikut menyaksikan meski dari rumah.

Baca Juga :  Timnas Indonesia Vs Lebanon: Menunggu Aksi Juru Gedor Utama

Mengapa Disebut Blood Moon?

Julukan Blood Moon muncul karena Bulan akan tampak merah tua hingga oranye saat puncak gerhana. Secara ilmiah, hal ini terjadi akibat cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi sebelum mencapai Bulan.

Atmosfer berfungsi seperti filter alami: cahaya dengan gelombang pendek (biru dan ungu) tersebar, sementara gelombang panjang (merah dan oranye) tetap menembus, lalu dibiaskan ke arah Bulan. Proses ini, yang dikenal sebagai hamburan Rayleigh, membuat Bulan seolah-olah diterangi cahaya senja dari seluruh Bumi sekaligus.

Fenomena ini bukan hanya indah, tetapi juga menjadi pengingat betapa kompleksnya interaksi antara Bumi, Bulan, dan Matahari. Jadi, jangan lewatkan kesempatan langka ini. (fin)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru