29.1 C
Jakarta
Thursday, April 10, 2025

DBD Ancaman Serius, Tiga Orang Meninggal

PALANGKA
RAYA
-Permasalahan
penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjadi ancaman serius bagi warga Kota
Palangka Raya. Pada kegiatan pencanangan gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J) yang
dilaksanakan di halaman Kantor Kelurahan Palangka, Kecamatana Jekan Raya,
kemarin (4/10), disebutkan bahwa sepanjang tahun ini telah ada tiga orang
meninggal dunia akibat DBD.

“Untuk tahun 2019, terhitung
sampai September ini, dilaporkan sebanyak 82 kasus DBD positif, dengan jumlah
kematian sebanyak 3 orang,” ucap Sekda Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu dalam
sambutannya.

Berdasarkan data laporan
kasus DBD, pada tahun 2016 lalu terhitung ada 218 kasus. Kemudian, tahun 2017
sebanyak 156 kasus. Peningkatan signifikan kasus DBD terjadi pada tahun 2018, yakni
berjumlah 356 kasus DBD positif dan merenggut 7 nyawa.

Menurutnya, saban tahun
terus dilakukan upaya untuk pemberantasan penyakit ini, walaupun belum
menunjukkan hasil yang optimal. Sebab, Palangka Raya merupakan wilayah
perkotaan yang terus berkembang. Jadi, tidak luput dari sasaran penyakit demam
berdarah yang terjadi setiap tahun. Hal ini pun meresahkan masyarakat, karena
terus meningkat dengan jumlah kematian yang cukup mengkhawatirkan.

Baca Juga :  Ribuan Rumah Terendam, Puluhan Ribu Orang Terdampak

“Kecepatan dan
ketepatan informasi dapat dijadikan kunci awal dalam merencanakan upaya
pengendalian. Paling penting dari semuanya itu adalah upaya pencegahan, dengan melibatkan
peran serta masyarakat dan lainnya,” ungkap Hera.

Mantan kepala Bappeda
Kota Palangka Raya ini mengingatkan masyarakat agar jangan hanya mengandalkan
petugas kesehatan saja dalam upaya pencegahan penyebaran DBD ini. Sangat diperlukan
koordinasi dan kemitraan yang bersinergi untuk berkomitmen menciptakan
lingkungan yang sehat.

“Dengan lingkungan yang
bersih dan terus diperhatikan, maka akan sangat minim terjadi penyebaran
penyakit yang berasal dari nyamuk ini,” sebut Hera.

Sementara itu, Plt
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya Andjar H Purnomo
mengungkapkan, dengan semakin padatnya jumlah penduduk di suatu ingkungan, maka
akan semakin berpotensi menjadi tempat hinggapnya banyak penyakit. Misalnya
penyakit DBD.

Baca Juga :  PENTING ! 8 Lokasi Keramaian Ini Sumbang Kasus Covid-19 Terbanyak

“Tentunya upaya pencegahan
secara intens terus dilakukan pihak kesehatan, termasuk pengobatan kuratif bagi
yang terpapar,” tegasnya.

Saat ditanyakan
mengenai adanya tiga kasus kematian akibat DBD dan 82 kasus DBD positif, dirinya
mengatakan bukan berarti hal tersebut menjadi patokan bahwa tahun ini tingkat
perkembangan penyakit DBD dinilai ekstrem.

“Sebab, kami harus
melihat parameter maupun perkembangan siklus penyakit ini. Ketika ada yang
meninggal dunia karena penyakit ini, tidak serta merta memaksa kami untuk
menetapkan kejadian luar biasa (KLB). Ada indikator lain juga yang mesti kami
pertimbangkan,” jelasnya. (ari/ce/ram)

PALANGKA
RAYA
-Permasalahan
penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjadi ancaman serius bagi warga Kota
Palangka Raya. Pada kegiatan pencanangan gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J) yang
dilaksanakan di halaman Kantor Kelurahan Palangka, Kecamatana Jekan Raya,
kemarin (4/10), disebutkan bahwa sepanjang tahun ini telah ada tiga orang
meninggal dunia akibat DBD.

“Untuk tahun 2019, terhitung
sampai September ini, dilaporkan sebanyak 82 kasus DBD positif, dengan jumlah
kematian sebanyak 3 orang,” ucap Sekda Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu dalam
sambutannya.

Berdasarkan data laporan
kasus DBD, pada tahun 2016 lalu terhitung ada 218 kasus. Kemudian, tahun 2017
sebanyak 156 kasus. Peningkatan signifikan kasus DBD terjadi pada tahun 2018, yakni
berjumlah 356 kasus DBD positif dan merenggut 7 nyawa.

Menurutnya, saban tahun
terus dilakukan upaya untuk pemberantasan penyakit ini, walaupun belum
menunjukkan hasil yang optimal. Sebab, Palangka Raya merupakan wilayah
perkotaan yang terus berkembang. Jadi, tidak luput dari sasaran penyakit demam
berdarah yang terjadi setiap tahun. Hal ini pun meresahkan masyarakat, karena
terus meningkat dengan jumlah kematian yang cukup mengkhawatirkan.

Baca Juga :  Ribuan Rumah Terendam, Puluhan Ribu Orang Terdampak

“Kecepatan dan
ketepatan informasi dapat dijadikan kunci awal dalam merencanakan upaya
pengendalian. Paling penting dari semuanya itu adalah upaya pencegahan, dengan melibatkan
peran serta masyarakat dan lainnya,” ungkap Hera.

Mantan kepala Bappeda
Kota Palangka Raya ini mengingatkan masyarakat agar jangan hanya mengandalkan
petugas kesehatan saja dalam upaya pencegahan penyebaran DBD ini. Sangat diperlukan
koordinasi dan kemitraan yang bersinergi untuk berkomitmen menciptakan
lingkungan yang sehat.

“Dengan lingkungan yang
bersih dan terus diperhatikan, maka akan sangat minim terjadi penyebaran
penyakit yang berasal dari nyamuk ini,” sebut Hera.

Sementara itu, Plt
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya Andjar H Purnomo
mengungkapkan, dengan semakin padatnya jumlah penduduk di suatu ingkungan, maka
akan semakin berpotensi menjadi tempat hinggapnya banyak penyakit. Misalnya
penyakit DBD.

Baca Juga :  PENTING ! 8 Lokasi Keramaian Ini Sumbang Kasus Covid-19 Terbanyak

“Tentunya upaya pencegahan
secara intens terus dilakukan pihak kesehatan, termasuk pengobatan kuratif bagi
yang terpapar,” tegasnya.

Saat ditanyakan
mengenai adanya tiga kasus kematian akibat DBD dan 82 kasus DBD positif, dirinya
mengatakan bukan berarti hal tersebut menjadi patokan bahwa tahun ini tingkat
perkembangan penyakit DBD dinilai ekstrem.

“Sebab, kami harus
melihat parameter maupun perkembangan siklus penyakit ini. Ketika ada yang
meninggal dunia karena penyakit ini, tidak serta merta memaksa kami untuk
menetapkan kejadian luar biasa (KLB). Ada indikator lain juga yang mesti kami
pertimbangkan,” jelasnya. (ari/ce/ram)

Terpopuler

Artikel Terbaru