PALANGKA
RAYA-Pelayanan
di Bandara Tjilik Riwut menjadi sorotan sepekan terakhir, setelah adanya keluhan
penumpang Wings Air tujuan Pangkalan Bun, yang tertinggal pesawat lantaran panjangnya
antrean saat pemeriksaan X-ray pada pengecekan boarding pass dan identitas pada
akhir Mei lalu. Alhasil, penumpang bernama Suyatim dengan kode booking DYJCZR
gagal masuk ke dalam pesawat.
Sepekan setelah adanya
penumpang yang mengajukan komplain atas pelayanan pihak bandara dan maskapai, tim
Ombudsman RI Perwakilan Kalteng melakukan inspeksi mendadak (sidak) di bandara
yang dikelola oleh Angkasa Pura II itu. Sidak dipimpin langsung Kepala
Ombudsman Kalteng Thoeseng T T Asang, Senin (3/6).
Karena menjelang Hari
Raya Idulfitri, Thoeseng bersama komisioner Ombudsman Perwakilan Kalteng juga mengecek
sejumlah pelayanan publik yang ada di terminal bandara yang baru diresmikan
Presiden RI Ir H Joko Widodo beberapa waktu lalu itu.
Berdasarkan pantauan
Kalteng Pos selama sidak, Thoseng mengecek sejumlah fasilitas, seperti ruang
tunggu penumpang, pelayanan maskapai. Tak luput pula toilet umum di bandara
tersebut. Setelah itu, rombongan meninjau posko pengamanan Lebaran 2019 Polres
Palangka Raya di Kecamatan Sebangau, pelayanan Terminal Haji Ikap dan pos
pengamanan Lebaran di Bundaran Besar.
Menurut Thoseng, ada
beberapa fasilitas bandara yang perlu dibenahi. Hal tersebut pun langsung
disampaikan kepada pihak pengelola bandara, yakni Angkasa Pura II.
“Memang diperlukan
suatu perubahan, seperti kecakapan petugas informasi dan kelengkapan fasilitas
publik. Dengan demikian para pengguna jasa angkutan udara tidak akan merasa
kesulitas saat berada di bandara ini,†harapnya.
Meski beberapa hal
mesti dibenahi, tapi Ombudsman Perwakilan Kalteng mengapresiasi sejumlah
pelayanan yang diberikan di bandara itu, seperti baik ruang karantina yang
memenuhi standar, posko dan petugas kesehatan yang lengkap, kondisi toilet,
hingga jadwal penerbangan yang tepat waktu.
“Kalau ini
dipertahankan, maka penumpang pasti akan senang. Dan jika ada keluhan atau
komplain, pihak pengelola mesti dapat memberikan pertanggungjawaban dan solusi
yang baik kepada penumpang,†tegasnya.
Sementara itu, General
Manager (GM) Bandara Tjilik Riwut Paryono mengungkapkan, skala prioritas tetap
menjadi perhatian pihaknya dalam memberikan pelayanan kepada penumpang.
“Menurut kami, hal yang
terjadi beberapa waktu lalu, yakni adanya komplain penumpang karena ditinggal
pesawat, itu karena miss comunication
yang terjadi antara penumpang, pihak AP II, dan juga maskapai penerbangan,†ungkapnya.
Dikatakannya, Apabila
terjadi kendala, harusnya dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan pihak
terkait, agar bisa menyelesaikan permasalahan serta mendapat solusi. Mantan kepala
Bandara Tjilik Riwut tersebut menegaskan bahwa sesuai aturan, maka 2 jam
sebelum keberangkatan, penumpang harus sudah berada di bandara. Ini mesti
menjadi perhatian semua pengguna jasa transportasi udara.
“Namun bisa juga karena
sesuatu dan lain hal sehingga ada keterlambatan. Konsekuensinya, penumpang akan
ketinggalan pesawat. Persoalan sepertio itu bisa diselesaikan jika ada komunikasi
di lapangan,†tegasnya lagi.
Selain kedisiplinan
penumpang, petugas pun dituntut untuk disiplin. Selama ini pihaknya sudah
berusaha untuk mengingatkan para petugas. “Dari semuanya itu, mitigasinya
adalah komunikasi, agar tidak mengalami keterlambatan. Kita juga biasa
melakukan komunikasi dengan petugas,†ujarnya.
Oleh karena itu,
ditegaskannya, apabila penumpang mengalami keterlambatan dan terdesak
keberangkatan pesawat, maka sebaiknya disampaikan kepada petugas, agar diprioritaskan
dalam pelayanan.
“Kemudian jika kita mau
menuju pemeriksaan kedua, misalkan ada antrean, maka harus dilakukan
komunikasi. Petugas tidak mungkin melihat satu per satu. Kuncinya adalah
komunikasi,†tuturnya lagi.
Sementara itu, disinggung soal arus mudik
Lebaran tahun ini, Paryono mengatakan, sejauh pengamatannya ada peningkatan.
Namun dirinya belum bisa memberi data riilnya, karena baru saja berada di
Palangka Raya usai mengikuti pelatihan. (nue/ce/ala)