PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil menjaga rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) khususnya untuk segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) hingga akhir Triwulan II 2024. Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan NPL UMKM BRI berada dikisaran 3%, atau dibawah NPL UMKM industri perbankan nasional.
Bapak Sulitiyo memulai usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) miliknya sejah tahun 2014 silam, di Jalan G Obos Kompleks Bhayangkara 2, Kota Palangkaraya. Bapak Sulistiyo menamakan UMKM tersebut Tio Art Borneo, bermitra dengan Pertamina dan bergerak di bidang kerajinan kayu memanfaatkan kayu limbah mebel.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus menunjukkan komitmen dalam menopang perekonomian nasional melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan entitas perusahaan anak atau BRI Group berhasil mencatatkan kinerja positif dan berkelanjutan hingga akhir Triwulan II 2024. Dengan pertumbuhan yang selektif dan prudent, BRI secara konsolidasian berhasil mencetak laba Rp29,90 triliun. Hal tersebut disampaikan Direktur Utama BRI Sunarso pada pemaparan press conference kinerja keuangan Triwulan II 2024 di Jakarta (25/7).
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Seruyan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi daerah setempat. Sehingga perhatian pemerintah terhadap para pelaku UMKM juga sangat diharapkan.
Produk lokal usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Palangkaraya dapat menjadi upaya dalam meningkatkan pendapatan ekonomi Daerah.
Anggota Komisi C DPRD Kota Palangkaraya, Norhaini mengajak masyarakat untuk memanfaatkan hasil produksi UMKM lokal baik berupa produk dan makanan. Norhaini menilai produk-produk lokal saat ini rata-rata telah memiliki kualitas yang tinggi.
Anggota DPRDÂ Kalteng, Siswandi. Mengatakan perluasan pemasaran produk UMKM lokal khususnya di Kalteng perlu mendapat dukungan dari pemerintah maupun pihak tekait lainnya.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) syariah di Indonesia terus menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan bisnisnya. Salah satunya adalah masalah blank spot teknologi. Blank spot teknologi merujuk pada area di mana akses internet dan infrastruktur digital masih terbatas. Atau bahkan tidak ada sama sekali.