30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Pernah Gagal di Salon, Lancar di Kuliner

Pekarangan kediaman Ira Yuliana jadi saksi bisu kegigihannya.
Dia pernah gagal di bisnis salon kecantikan. Melihat peluang di dunia kuliner,
kini menuai senyum. Satu yang paling dia ingat, pantang menyerah adalah kunci.
Pengalaman adalah guru terbaik.

Gayanya santai dan senyumnya merekah menyambut awak Kaltim
Post. Tempat sederhana yang berlokasi di bilangan KS Tubun Samarinda menjadi
saksi bisu. Berkat kegigihannya, kini dia mampu membuka cabang Go Grill di
beberapa tempat sejak buka pada 2017 lalu. Usahanya yakni rumah makan
panggangan (grill) ala Negeri Ginseng.

Ira melihat tren yang tengah berkembang pesat untuk jenis
makanan grill. Sebelumnya, dia tak menetap di satu sempat. Berpindah-pindah
mulai Jakarta, Bandung, dan Malang karena mengikuti pekerjaan suami. Saat
mengandung anak kedua, dia memutuskan pulang ke Samarinda dan tinggal bersama
orangtuanya.

Ira melihat jika keinginan masyarakat Samarinda terhadap
sesuatu sangatlah tinggi termasuk kuliner. Namun, ketersediaannya terbatas.
“Aku memang pecinta makanan. Membangun bisnis ini sebenarnya juga berawal dari
pengalamanku yang suka makan di restoran grill. Tapi, aku merasa kok harganya
agak pricey dan kurang worth it. Akhirnya aku pikir, bagaimana kalau bikin
makanan serupa tapi harganya lebih ramah dan kualitasnya oke,” ungkap perempuan
31 tahun itu.

Baca Juga :  5 Inspirasi Make-Up Area Mata Agar Tampil Memikat Saat Lebaran

Usaha makanan bukan yang pertama. Sebelumnya, dia pernah
membuka usaha salon kecantikan pada 2014 dan hanya bertahan setahun. Salah
strategi menjadi pemicu dia harus menghentikan salonnya. Kemudian, dia pernah
mencoba usaha online shop dan fokusnya hanya untuk mendapat keuntungan. Hal itu
juga tak bertahan lama.

“Dari dulu, aku memang suka berdagang. Jadi aku pikir, usaha
apa lagi dong yang bisa jadi peluang besar? Tapi aku selalu percaya satu hal,
usaha apapun bagus asalkan dimulai. Jadi enggak hanya rencana saja,” lanjutnya.

Dalam membangun usaha kuliner, dia berusaha menyesuaikan
makanannya diterima lidah masyarakat setempat. Semakin ke sini, dia sadar jika
antusiasme pelanggan cukup besar meski awalnya dia tak menaruh ekspektasi
tinggi. Mulanya hanya menyediakan 8 meja, kini bertambah 28. Berkat ketekunan
dan kegigihannya, kini dia sudah memiliki lima cabang. Dua di antaranya ada di
Tenggarong dan Balikpapan. Menjadi hal yang begitu disyukuri.

Baca Juga :  Jaga Kulit Wajah Tetap Sehat saat Liburan

Gagal di usaha yang dulu bukan penghalang. Menurutnya, justru
ketika seseorang tak pernah merasa gagal maka tidak akan pernah tahu bagaimana
caranya bangkit. “Kesalahan di bisnis sebelumnya, jadi pembelajaran. Belajar
itu juga butuh waktu dan pengalaman memang mahal sekali. Sampai akhirnya
sekarang aku sudah menemukan momen tepat untuk menerapkan apa yang sudah
kupelajari,” pungkasnya. (*/ysm*/rdm2)

Pekarangan kediaman Ira Yuliana jadi saksi bisu kegigihannya.
Dia pernah gagal di bisnis salon kecantikan. Melihat peluang di dunia kuliner,
kini menuai senyum. Satu yang paling dia ingat, pantang menyerah adalah kunci.
Pengalaman adalah guru terbaik.

Gayanya santai dan senyumnya merekah menyambut awak Kaltim
Post. Tempat sederhana yang berlokasi di bilangan KS Tubun Samarinda menjadi
saksi bisu. Berkat kegigihannya, kini dia mampu membuka cabang Go Grill di
beberapa tempat sejak buka pada 2017 lalu. Usahanya yakni rumah makan
panggangan (grill) ala Negeri Ginseng.

Ira melihat tren yang tengah berkembang pesat untuk jenis
makanan grill. Sebelumnya, dia tak menetap di satu sempat. Berpindah-pindah
mulai Jakarta, Bandung, dan Malang karena mengikuti pekerjaan suami. Saat
mengandung anak kedua, dia memutuskan pulang ke Samarinda dan tinggal bersama
orangtuanya.

Ira melihat jika keinginan masyarakat Samarinda terhadap
sesuatu sangatlah tinggi termasuk kuliner. Namun, ketersediaannya terbatas.
“Aku memang pecinta makanan. Membangun bisnis ini sebenarnya juga berawal dari
pengalamanku yang suka makan di restoran grill. Tapi, aku merasa kok harganya
agak pricey dan kurang worth it. Akhirnya aku pikir, bagaimana kalau bikin
makanan serupa tapi harganya lebih ramah dan kualitasnya oke,” ungkap perempuan
31 tahun itu.

Baca Juga :  5 Inspirasi Make-Up Area Mata Agar Tampil Memikat Saat Lebaran

Usaha makanan bukan yang pertama. Sebelumnya, dia pernah
membuka usaha salon kecantikan pada 2014 dan hanya bertahan setahun. Salah
strategi menjadi pemicu dia harus menghentikan salonnya. Kemudian, dia pernah
mencoba usaha online shop dan fokusnya hanya untuk mendapat keuntungan. Hal itu
juga tak bertahan lama.

“Dari dulu, aku memang suka berdagang. Jadi aku pikir, usaha
apa lagi dong yang bisa jadi peluang besar? Tapi aku selalu percaya satu hal,
usaha apapun bagus asalkan dimulai. Jadi enggak hanya rencana saja,” lanjutnya.

Dalam membangun usaha kuliner, dia berusaha menyesuaikan
makanannya diterima lidah masyarakat setempat. Semakin ke sini, dia sadar jika
antusiasme pelanggan cukup besar meski awalnya dia tak menaruh ekspektasi
tinggi. Mulanya hanya menyediakan 8 meja, kini bertambah 28. Berkat ketekunan
dan kegigihannya, kini dia sudah memiliki lima cabang. Dua di antaranya ada di
Tenggarong dan Balikpapan. Menjadi hal yang begitu disyukuri.

Baca Juga :  Jaga Kulit Wajah Tetap Sehat saat Liburan

Gagal di usaha yang dulu bukan penghalang. Menurutnya, justru
ketika seseorang tak pernah merasa gagal maka tidak akan pernah tahu bagaimana
caranya bangkit. “Kesalahan di bisnis sebelumnya, jadi pembelajaran. Belajar
itu juga butuh waktu dan pengalaman memang mahal sekali. Sampai akhirnya
sekarang aku sudah menemukan momen tepat untuk menerapkan apa yang sudah
kupelajari,” pungkasnya. (*/ysm*/rdm2)

Terpopuler

Artikel Terbaru